Kembali ke Awal

4.2K 495 96
                                    

Wen Qing sedang menelepon seseorang, ia berdiri di dekat jendela yang sejak saat ini masih dibiarkan terbuka. Gadis itu memegang kepalanya seperti setengah frustasi, rautnya berubah sedikit lega setelah seseorang di seberang sana sepertinya mengabulkan keinginannya untuk izin di hari pertamanya bertugas karena mempunyai acara dadakan yaitu 'merawat dua makhluk yang tadi ia temukan terkapar dan saling menindih di atas lantai'

Gadis berparas cantik yang saat ini berpakaian seragam dokternya dengan lengkap itu sempat mengira kedua makhluk ini berkelahi atau malah bunuh diri karena ia juga menemukan pedang tergeletak di lantai. Juga luka pria berambut panjang yang belum ia ketahui namanya itu mengeluarkan darah. Wen Qing mengecek hasil jahitannya semalam, ia takut itu akan robek. Ternyata tidak, hanya karena efek gerakan saja luka itu sedikit terbuka dan mengeluarkan darah.

Merasa ia tidak akan mampu mengurus dua makhluk ini, Wen Qing menelpon adiknya yang saat ini sudah duduk di sebelah pria berambut panjang untuk mengganti perban yang membalut luka di dada pria itu sementara kakaknya menelpon pihak rumah sakit tempatnya bekerja untuk meminta izin satu hari cuti.

"A-Ning, kenapa gerakanmu lambat sekali?" Tanya Wen Qing saat menyadari adiknya yang bernama Wen Ning itu seperti terpaku pada objek lain membuatnya tidak fokus mengganti perban Lan Zhan.

"Kakak... Lambang ini..."

Wen Qing mendekat ke tempat adiknya saat mengetahui ada sesuatu yang dilihat oleh Wen Ning.

"...Sepertinya tidak asing." Lanjut Wen Ning.

Kakak Wen Ning memperhatikan lambang seperti matahari yang berada pada dada sebelah kiri pria berpita dahi itu. Seperti tato, Wen Qing memperhatikan lebih cermat lagi. Kemudian ia mengetahui bahwa itu adalah bekas luka bakar, seperti bekas cap besi yang dipanaskan lalu ditempelkan ke dada pria itu. Tapi untuk apa pria ini menempelkan tanda matahari di dadanya?

"Ini seperti ornamen di rumah nenek di Qishan." Gumam Wen Qing.

Wen Ning mengiyakan setelah kakaknya berujar begitu, pertanyaannya pun terjawab. Itulah sebabnya ia merasa familiar dengan lambang itu.

"Kakak..."

"Hm?"

"Kenapa orang ini penampilannya sangat aneh?" Tanya Wen Ning canggung. Ia sudah selesai mengganti perban pria berpita dahi itu.

"Entahlah, anggap saja dia cosplay. Kurasa dia teman si idiot itu." Tunjuknya pada Wei Ying yang tiba-tiba saja bergerak mengubah posisi tubuhnya menjadi miring, detik berikutnya pemuda itu kentut dalam kondisi terpejam. Seolah mengejek Wen Qing yang barusaja mengatainya idiot, membuat gadis itu melotot dan menggeram marah. "Dasar idiot sialan. Rupanya kau sudah sadar dan lanjut tidur? Aku akan menendang bokongmu. Awas kau!"

Wen Ning menahan pergelangan tangan kakaknya yang sudah bersungut-sungut itu, ia sedikit menahan tawa karena kelakuan salah satu rekan kerjanya. Ah! Wen Ning tidak mau menyebut Wei Ying karyawannya meski pemuda itu bekerja di klinik miliknya. Ia menganggap Wei Ying adalah teman, saudara, dan kakak laki-laki yang ia hormati karena pemuda itu sangat baik dan selalu membantunya.

Akhirnya Wen Qing hanya mendengus kasar dan meletakkan tangannya di pinggang, menoleh ke sembarang arah agar tidak melihat Wei Ying dengan bokong yang tak tahu sopan santun itu. Sementara Wen Ning menaikkan kedua alisnya saat melihat pria di depannya itu membuka matanya perlahan.

"Kakak, pria ini sadar."

"Tentu saja. Bahkan kentut mematikan seperti itu sanggup membangunkan orang mati sekalipun !!"

"Wen Ning?"

"Kau tahu namaku?"

"Nona Wen Qing?"

The SWORD'S TEARSWhere stories live. Discover now