Penasaran

2.6K 292 116
                                    

Satu minggu kemudian...

Wei Ying dan Lan Zhan kini menjadi semakin dekat, keputusan Wei Ying menolak tinggal bersama Lan Zhan awalnya memang membuat Lan Zhan galau, gundah, gulana, merana, menderita, tumpah ruah dadi siji.

Namun, hal itu hanya terjadi di awal-awal saja, Lan Zhan ngotot ingin Wei Ying tetap tinggal bersamanya meski sudah punya apartemen baru yang ia beli sendiri. Bukan dari Wen Qing yang tempo hari pernah menjanjikannya akan membelikan apartemen sebagai ganti rugi Wei Ying selama merawat Lan Zhan yang saat itu tengah sakit.

Ngomong-ngomong soal Wen Qing, gadis itu sudah selama satu minggu ini tidak menghubungi Wei Ying. Mengirim pesan absurd juga tidak pernah, Wei Ying merasa curiga pada gadis Wen itu. Awalnya Wei Ying positif thinking, ia pikir Wen Qing sangat sibuk bekerja di rumah sakit sehingga ia tidak sempat memegang ponsel atau bahkan mengabarinya. Namun, pemikiran simpel nya itu dipatahkan oleh fakta bahwa Wen Ning, saat ditanyai mengenai kakaknya ia berkata bahwa Wen Qing baik-baik saja, masih suka membuat postingan story, dan berkirim pesan sederhana pada Wen Ning, seperti mengingatkan makan, jaga pola tidur, atau semacamnya

Hal itu membuat Wei Ying berpikiran lain, postingan story gadis itu tidak pernah muncul di ponselnya. Apa mungkin gadis itu memprivasi storynya? Salah apa Wei Ying sampai Wen Qing melakukan itu?

Wei Ying mencoba intropeksi diri, oke Wei Ying mengakui ia akhir-akhir ini memang tidak menghubungi Wen Qing sejak kejadian ia pingsan di kamar Lan Zhan. Pasca kejadian itu juga, Wei Ying lebih sering menghabiskan waktu bersama Lan Zhan karena pria Gusu itu terus saja mengekor kemanapun Wei Ying pergi. Mengantar bekerja di klinik, kadang mengirim makan siang, dan jika waktu pulang Lan Zhan akan menjemputnya. Bucin seperti ini sangat langka ya Tuhan, sisakan satu untuk hamba❤️

Bahkan setelah mengantar Wei Ying, pria Gusu itu akan tinggal barang sebentar di apartemen sempit Wei Ying terkadang sampai si tuan rumah molor di kasur baru Lan Zhan akan pulang. Alasan Lan Zhan mampir adalah untuk belajar memakai ponsel. Sebenarnya, ini hanya modus. Lan Zhan tidak benar-benar memperhatikan Wei Ying yang menunjuk-nunjuk, menggeser-geser atau menekan layar dan icon-icon yang tertera di ponsel baru Lan Zhan. Ia tidak butuh itu, ia hanya butuh berada di dekat Wei Ying. Jadi, saat proses pembelajaran, Lan Zhan hanya akan fokus pada Wei Ying saja.

Meski begitu, Lan Zhan tidak sejahat itu, ia tetap menyimak apa yang dikatakan Wei Ying. Meski tidak semuanya, karena belajar memakai ponsel sungguh rumit dibanding menghafal 4000 peraturan sekte Gusu Lan. Sejauh ini, Lan Zhan sudah bisa menggunakan WhatsApp dan menggunakan kamera.

"Jika kau punya benda atau seseorang yang kau suka, kau bisa menjadikannya wallpaper ponselmu. Maka kau bisa kapan saja melihatnya. Sekarang kau cari objek yang menurutmu bagus, lalu kau potret dan jadikanlah wallpaper." Wei Ying berbicara dengan santai, ia sedang mengajari Lan Zhan di taman kota. Wei Ying barusaja pulang bekerja dan ingin jalan-jalan dulu katanya. Jadi, ia mengajak Lan Zhan untuk berhenti disini.

Lan Zhan menerima ponsel yang barusaja dipegang Wei Ying, ia mengarahkan ponselnya ke depan. Fokus otomatis menunjuk pada gambar sebuah bunga mawar merah yang tumbuh di hadapan keduanya. Lan Zhan tersenyum, "Bagus." Komentarnya.

"Bidik saja, bunganya sangat cantik."

"Tapi aku lebih suka yang ini."

CKREK !!

CKREK !!

CKREK !!

CKREK !!

CKREK !!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The SWORD'S TEARSWhere stories live. Discover now