1. About Happiness

9.1K 616 55
                                    

Bukan Salah Tuhan
1. About Happiness

"Lisa-ya!" Chaeng berlari, "Jangan tinggalkan aku, Lisa-ya! Aku akan menyusulmu! Tunggu aku!" Chaeng berteriak dramatis. Sedang Lisa hanya memberi tatapan malas, menahan tawa.

Chaeng sekarang membungkuk, tersengal. Sengalan Chaeng perlahan semakin parah. Membuat Lisa yang tadinya tertawa berhenti seketika.

"Chaeng, gwaenchana?" Lisa bertanya khawatir. Sedangkan Chaeng sudah pucat tersengal-sengal. Lisa rasanya ingin menangis melihatnya.

"Eoh, gwaenchana," Chaeng menjawab dengan payah. Setelah berhasil mendapatkan nafasnya kembali, Chaeng menggandeng tangan Lisa, "Ke kelas, yuk?" Mereka berjalan beriringan menuju ke kelas.

"Aku tidak mau mengerjakan PR, kecuali kalau kita mengerjakannya bersama. Kau kan pintar, Chaeng-ah," kata Lisa santai, ditutup cengiran menggemaskannya. Sekarang mereka di kantin, siang tadi dosen mereka memberi tugas yang tidak main-main.

"Kebiasaan. Kerjakan sendiri kali ini." Chaeng menjawab tegas.

"Shireo. Oh! Bagaimana kalau kau kutraktir sup kimchi?" Lisa menampilkan smirk-nya. Mendengar kimchi, Chaeng pasti luluh.

"Besok, nde?" Chaeng berseru gembira, "Ayo, mana bukumu. Kita kerjakan PR bersama-sama! Yes, sup kimchi! Sup kimchi!" Chaeng bersenandung gembira. Membuat Lisa tertawa.

+++

Chaeng sekarang ada di rumahnya. Menonton televisi sambil meminun Thai Tea yang dibelinya di jalan pulang.

"Chaeyoung," panggil Dara, Ibu Chaeng.

"Nde, eomma?" Chaeng berjalan mendekati Ibunya.

"Tidurlah, kau tidak melihat jam sepertinya. Ini sudah hampir larut, kan?" Mamanya berkata. Chaeng mengangguk, mencium mamanya lalu pergi ke kamar.

Chaeng membereskan kamarnya sedikit. Spreinya agak berantakan. Chaeng merebahkan diri disana. Dia menatap ke kotak obatnya di nakas.

Chaeng menghela nafas. Haruskah seperti ini? pikirnya. Chaeng tahu, dia tidak bisa sembuh lagi. Dokter bahkan sudah menyimpulkan maksimal waktunya untuk hidup.

Gwaenchana. Ibu dan Ayahnya juga sedang berusaha menerima. Dan mereka juga tak bisa membantah takdir yang harus terjadi.

Tapi Lisa. Bagaimana dengan Lisa? Memikirkan Lisa membuat Chaeng ingin menangis. Chaeng berusaha keras menyembunyikan penyakitnya dari Lisa. Berusaha terlihat baik-baik saja walau penyakitnya parah, sangat parah.

Chaeng menarik nafasnya. Menangis membuatnya sesak. Chaeng bangkit, mematikan lampu kamar lalu menyalakan lampu tidur.

"Malam, dunia," katanya sebelum terlelap.

+++

"Gomawo, Chaeng-ah! Nilaiku bagus lagi!" Lisa berteriak girang.

"Itu bagus. Tapi kau lupa sesuatu, Ppeuppeu," Chaeng ganti menampilkan smirk-nya.

"A-anu, s-sepertinya Jennie eonnie sudah menjemputku, selamat tinggal Chaeng-ah!" Lisa hendak berlari, Chaeng mengejarnya.

[✔] bukan salah tuhan.Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu