Extra Part: Selfish

4.4K 346 114
                                    

Bukan Salah Tuhan
Extra Part #2: Selfish

Jisoo tak henti menangis, ditemani Jennie, tentu. Jennie sudah tak bisa menangis lagi. Semua tahu yang kini Jennie miliki hanya ibu dan adik kesayangannya.

"Jennie-ya, aku egois. Aku kakak dan sahabat yang egois," tangis Jisoo, ia menggapai tangan lemas Jennie dan memukulkannya ke pipinya,

"Jennie-ya! Tampar aku! Aku jahat! Aku.. Akuㅡ"

Jennie mulai meneteskan airmata. Menggeleng dan memeluk Jisoo. "Kau sama sekali tidak jahat, Jisoo eonnie. Kau tidak egois. Aku tidak menganggapmu begitu,"

Jisoo menangis semakin kencang. "T-tapi Lisaㅡ"

"Aku tahu. Sama sekali aku tidak menganggapmu jahat dan egois. Aku cinta Lisa dan Chaeng. Yang disayangkan hanya, kenapa hanya kau yang tahu?" Jennie mengeratkan pelukannya, berusaha tenang. Walau ia tahu dirinya tentu akan menangis semalaman nanti.

+++

Chaeng dipindahkan ke ruang ICU untuk menstabilkan keadaannya setelah dioperasi. Setelah dirinya kembali ke bangsal, yang lain baru boleh menjenguk.

Dokter Seul belum mengatakan apapun. Hanya bolak-balik menanyakan "bagaimana keadaanmu?" atau "apa ada yang kaurasakan?" untuk memastikan keadaan pasiennya.

"Dokter Seul, Lisa mana? Dia akan mengunjungiku, bukan?"

Dokter Seul, masih dengan raut kakunya, menggigit bibirnya. "Aku akan kembali lagi nanti. Kalau kau merasa pusing atau apapun, tekan tombol emergency," Ia hanya mengatakan itu, lalu pergi.

+++

Chaeng sudah benar-benar sembuh. Kini ia sudah kembali ke bangsal. Merasa kecewa karena hampir setengah bulan, Lisa belum menengoknya. Dan di dadanya terpasang liontin indah hadiah dari Lisa.

"Lisa-ya, aku merindukanmu,"

Pintu terbuka. Wajah berseri Chaeng pudar saat yang membuka pintu bukan Lisa, melainkan kedua kakaknya yang berwajah mendung.

"Eonnie, Lisa mana?" potong Chaeng sebelum siapapun berhasil bersuara.

Hening. Chaeng mengulang pertanyaannya kembali. Firasat buruk memenuhi dada dan kepalanya. Apalagi melihat Jisoo kembali menangis.

"Lisa.." Bibir Jisoo bergetar. Dia menyentuh dada Chaeng perlahan, tempat dimana jantung Lisa berada.

"Ia disini. Di dalam sini," ucapnya.

Mata Chaeng membulat sempurna. Tangannya gemetar. Bibirnya pula. "Maldo andwae," bisiknya.

"Jangan berbohong!"

Jennie mendekat, mendekap Chaeng dengan penuh kasih. Walau hatinya masih belum sembuh,

"Lisa berdetak bersamamu. Jaga kadonya untukku," bisiknya di telinga Chaeng. Tangis Chaeng seketika meledak.

"Lisa bodoh! Lisa bodoh! Biarkan saja aku mati! Dia bodoh! Bodoh!" Chaeng memberontak.

Namun pelukan Jennie mengerat, ia menggeleng. "Lisa mengorbankan dirinya kepada orang yang tepat," tukas Jennie, dengan tangis pilu.

Chaeng sakit hati. Kenapa Lisa begitu jahat kepadanya? Ini sama sekali bukan kado yang ia inginkan. Biarkan ulang tahun kali ini menjadi yang terakhir, daripada harus mendapat kado sebesar jantung dari sahabatnya.

Semuanya salah. Chaeng mati, salah. Lisa mati, juga tidak benar. Dunia sangat tidak adil. Ah, Chaeng benci naskah seperti ini!

Ia hapus airmatanya. Ia hentikan tangisnya. Tidak apa, semuanya akan baik-baik saja. Terukir di hati Chaeng, Lisa adalah segalanya untuknya. Walau dimensi mereka sudah tak lagi sama.

Unch, gimana endnya?
Maaf buat yang gak puas sama endnya,
And aku mau kasih tahu,,

[✔] bukan salah tuhan.Where stories live. Discover now