17. Bad News

2.7K 271 71
                                    

Bukan Salah Tuhan
17. Bad News

Lisa bergegas pagi ini. Bahkan dia melupakan Jennie yang masih tertidur dan terburu ke rumah sakit.

Lisa sedang memakai ketsnya saat Jennie terbangun dan menghampirinya. "Lisa-ya, ada apa?"

Lisa dengan suara bergetar menjawab, "Chaeng, eonnie. Chaeng masuk ICCU!"

Jennie terkejut. Dia langsung bergegas mencuci mukanya dan memakai hoodie biru mudanya. Bersiap ke rumah sakit.

Di taxi, Lisa diam sepanjang jalan. Jennie mendengar samar isakan Lisa, ia tahu Lisa menangis sepanjang jalan.

"Eonnie," Lisa berkata, "apa Chaeng baik-baik saja?"

Jennie mengangguk yakin, "Tentu saja. Kan aku sudah bilang semalam. Chaeng pasti akan baik-baik saja,"

Mereka sampai di rumah sakit. Jennie melihat Minhyuk di depan pintu masuk. Terduduk menatap kosong tanaman hijau kecil di depannya. Jennie dan Lisa menghampirinya.

"Oh, kalian," katanya menyapa. Jennie dan Lisa duduk di samping Minhyuk. Minhyuk merangkul kedua sahabat anaknya itu.

"Dara menangis terus. Aku jadi bingung," celetuknya, terkekeh pelan.

"Apa Chaeng.. baik-baik saja?" tanya Jennie, mewakili bibir Lisa yang terkatup sedari tadi.

"Bagaimana kalau aku jawab, tidak?" jawab Minhyuk putus asa. Ia menatap Jennie dan Lisa pilu dengan matanya yang memerah. Lisa menggigit bibirnya.

"Mengapa tidak?" tanya Lisa.

Minhyuk diam. Cukup lama hening mendominasi. .

"Kami boleh menemuinya?" Jennie bersuara. Minhyuk tersentak kaget, lalu kemudian tersenyum dan mengangguk. Jennie tahu betul, setelah ia dan Lisa beranjak pergi, Minhyuk mulai terisak.

Lift bergerak mengantarkan mereka ke lantai dua. Kali ini mereka bertemu dengan Jisoo. "Oh, hai," sapanya singkat dengan senyum tipis.

"Tidak boleh berkunjung dulu. Chaeng sedang istirahat. Keadaannya sudah membaik. Dan aku baru akan sarapan," Jisoo berbicara tanpa jeda saat melihat bibir Jennie baru akan menanyakan sesuatu. Dan kedua anak Hyoyeon itu memilih untuk menyusul Jisoo ke kantin. Lagipula, mereka juga belum sarapan.

"Chaeng masuk ICCU tadi pagi," Jisoo bercerita,

"Kami baru saja akan sarapan. Namun tiba-tiba kami melihatnya tersengal. Lama-lama sesaknya semakin menjadi. Lalu ketika Dokter Seul datang, Chaeng sudah tidak sadarkan diri,"

"Siapa yang menelepon Lisa?" Jennie bertanya.

"Aku," jawab Jisoo, "karena kupikir, Lisa harus tahu, kan?" katanya yang disambut angguk paham Jennie.

"Kenapa kau tidak meneleponku?" dumel Jennie kesal.

"Ya! Aku meneleponmu lima kali, tahu? Kau pasti masih tidur, kan? Huh, dasar!" tukas Jisoo kesal. Kekehan menyambut raut Jennie yang malu-malu.

Jennie menatap Jisoo dalam diam. Sungguh, Jennie sangat mengagumi sahabatnya itu. Bagaimana ia tetap tenang, bagaimana ia tetap tegar, bagaimana ia masih tertawa, bagaimana ia menyelingi cemasnya dengan canda, bagaimana ia menyembunyikan sedihnya, Jennie mengagumi cara Jisoo mengendalikan dirinya.

Tiba-tiba, Dara menelepon. Ia menyuruh Jisoo untuk menggantikannya menemani Chaeng karena dirinya juga ingin sarapan. Ketiganya naik ke lantai tiga.

Lisa dengan jubah sterilnya menyelonong masuk. Chaeng tertidur dengan banyak alat aneh bertempelan di dadanya. Kabel-kabel terjuntai kesana kemari. Bunyi monitor menggema di ruang sepi. Lisa mengepalkan tangannya, berusaha kuat.

[✔] bukan salah tuhan.Where stories live. Discover now