Extra Part: The Truth Untold

3.2K 264 28
                                    

Bukan Salah Tuhan
Extra Part: The Truth Untold

"Bagaimana aku mengatakan ini padamu, Jennie-ya?" Jisoo bergumam sedih.

Ia sedang melihat dari monitor bagaimana Lisa di suntik mati, lalu dibelah dadanya untuk diambil jantungnya. Dokter Seul bahkan jelas sekali menahan sedih. Walau tangannya bekerja cepat.

Ia tak kuasa menonton. Begitu jahatnya dirinya. Sahabat macam apa? Sebegitu egoisnya.

Namun Jisoo tak lagi bisa menolak. Sudah tak ada yang ia bisa lakukan untuk merubah segalanya. Hanya bisa menahan sesak.

Ini demi kesembuhan adiknya, tentu saja. Jantung pink pucat itu sudah Dokter Seul angkat.

Ia taruh jantung itu di wadah dingin yang langsung dibawa oleh beberapa perawat lain ke ruangan Chaeng. Sedangkan Dokter Seul masih menjahit dada Lisa yang berlubang.

Tak lama, ponsel Jisoo berdering ricuh. Jisoo bergetar saat melihat siapa yang memanggilnya. Itu Jennie.

"Eonnie, kau dimana? Aku mencarimu kemana-mana. Dan kenapa kau tidak menemani Chaeng? Satu lagi, apa kau bersama Lisa?" Pertanyaan bertubi Jisoo dapatkan begitu ia geser tombol hijau di layar handphone-nya

Perlahan ia dekatkan ponselnya ke telinga. Bibirnya bergetar, kelu untuk berkata.

"Eonnie?" Jennie bertanya lagi, "apa kau masih disana? Semua baik-baik saja, kan?"

Jisoo perlahan terisak. Tentu Jennie semakin kalut dibuatnya. "Eonnie, jawab aku. Janganㅡ"

"Maaf.." bisik Jisoo.

Jennie semakin bingung. "Untuk?" Ia bertanya.

Jisoo membasahi bibirnya. Menahan hidungnya agar tidak mengeluarkan isak. Lalu ia terawang langit-langit untuk mencegah airmatanya kembali turun.

"Kita bertemu diㅡ"

"Kenapa kau disini? Danㅡ" Jisoo terkejut bukan main saat Jennie tiba-tiba muncul di belakangnya.  Was-was, Jisoo melihat Jennie mematung saat mayat adiknya ditutup kain putih.

"Eonnie," Jennie berucap pelan sekali, "tolong jangan katakan.."

Jisoo kembali terisak keras. Ia memeluk Jennie dan menangis kencang di bahunya. Jennie sendiri masih mematung karena kaget. Matanya basah menahan sakit.

"Maaf. Aku mohon maafkan akuㅡ"

Jisoo menangis pilu. Menyalurkan rasa bersalahnya, membasahi pundak ringkih yang sudah merosot itu.

Bagaimana ini bisa terjadi, Jennie tak pernah bisa pahami. Apa yang dipikirkan Lisa, Jennie tak pernah tahu.

Yang ia rasa sekarang hanyalah sakit hati. Kenapa Lisa tega melakukan ini padanya? Menyakiti kakaknya demi sahabatnya, seorang kakak tahu pasti perasaan Jennie.

"Maafkan aku. Aku tidak bisa mengubah yang sudah terjadi. Aku minta maaf. Aku merasa bersalah. Aku harus bagaimana?" Dapat Jennie dengar getar khas suara Jisoo.

Sesak. Hanya itu yang bisa Jennie rasa. Ingin marah, tapi apa yang bisa diubah dengan mengeluarkan emosi? Ingin menangis, tapi untuk apa menyia-nyiakan airmata untuk hal yang tak lagi dapat diubah? Jadi diam adalah keputusan yang Jennie ambil.

"Aku keluar dulu," Jennie berpamitan, hendak keluar dari ruang yang atmosfernya sudah menyesakkan ini.

Jisoo masih tersedu. Ia hapus airmatanya dan berlari menyusul sahabatnya. Bagaimanapun juga, Jisoo belum mendapatkan maaf.

Avv, 2 part lagi~

[✔] bukan salah tuhan.Where stories live. Discover now