8. Hopeless

2.9K 312 38
                                    

Bukan Salah Tuhan
8. Hopeless

"Kau tidak sekolah hari ini?" tanya Chaeng. Terkaget melihat Lisa tiba-tiba masuk ke ruangannya.

Tidak menghiraukan pertanyaan Chaeng, Lisa tetap menyelonong masuk membawa sekantung plastik berisi jajanan supermarket yang tentu aman.

"Ya, dan lusa juga," jawab Lisa singkat.

Chaeng menghela nafas pelan. Sahabatnya ini bandel tanpa ampun. Ia alihkan pembicaraan, "Wah, kau bawa apa?" tanyanya bersemangat.

Lisa menatap kantung plastiknya. Terkekeh. "Ayo, pesta nanti malam!" ucapnya.

"Maksudmu?" tanya Chaeng tidak mengerti.

"Bolehkah aku menginap disini nanti malam? Lagipula aku kesepian sendirian di rumah," pinta Lisa.

Chaeng mengiyakan dengan semangat, namun tiba-tiba kembali murung. "Kau lupa kau mahasiswa?" tanya Chaeng menatap kesal kearah Lisa.

"Aku bisa ambil libur. Santai," jawab Lisa sambil mulai merebahkan dirinya di sofa.

"Santai kau bilang? Nilaimu bisa turun!" omel Chaeng.

"Uh, jadilah Ibuku, Chaeng-ah." kekehnya.

"Menginaplah. Tapi besok sekolah?" Chaeng mengambil kesepakatan.

"Shireo. Jangan besok! Aku masih ingin libur untuk besok," tukas Lisa tak setuju.

"Lusa," jawab Chaeng akhirnya.

"Ah, tap-"

"Titik." Suara dingin Chaeng memotong bicaranya, dan akhirnya Lisa memutuskan untuk menurut, ia akan bersekolah lusa.

+++

Chaeng dan Lisa di ruang inap Chaeng malam ini. Berbincang bersama menikmati suapan keripik kentang yang gurih dan tegukkan menyegarkan dua gelas kopi susu.

"Aniyo, Jungkook sangat baik dalam highnote. Selalu pas," puji Lisa bangga.

"Ya, tapi Jimin-lah ahlinya highnote," bela Chaeng.

Dan mereka mulai memperdebatkan bias siapa yang lebih baik, seperti yang biasa mereka lakukan. Selesai debat, mereka tertawa. Aneh.

"Oh, astaga! Sudah malam! Kau harus tidur, Chipmunk. Kau tidak boleh tidur terlalu larut," Lisa buru-buru menyuruh Chaeng tidur.

"Kau sendiri akan tidur dimana?" tanya Chaeng yang sudah bersiap akan memejamkan matanya.

"Aku bisa tidur di kursi saja," jawab Lisa santai. Chaeng menunjukkan wajah khawatir.

"Kalau pegal, bagaimana?"

Lisa menatap Chaeng lembut, "Gwaenchana. Aku hanya sedang ingin di sebelahmu,"

Lisa duduk di kursi sebelah ranjang Chaeng. Ia menyenderkan lehernya di sebelah lengan Chaeng.

Lisa mengusap dahi Chaeng. "Aku tak peduli, intinya kau harus cepat sembuh." lirihnya sebelum tertidur.

+++

Lisa terbangun. Meregangkan ototnya yang kaku setelah semalaman tertidur dengan posisi tidak nyaman.

"Aigoo, harusnya semalam aku mendengarkanmu, Chaeng-ah," sesalnya sambil terus memutar-mutar poros kepalanya, lehernya pegal.

Lisa beralih menatap Chaeng yang sedang tertidur damai, "Aku tak suka wajahmu damai seperti itu. Menakutkan," lirihnya.

[✔] bukan salah tuhan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang