8

770 61 0
                                    

    Bab 26

    "Gue abis akal, La. Udah seminggu kita cobain segala cara  buat bikin Raka illfeel ama lo. Tapi, tetap aja gak ada reaksinya," ucap Rangga, menyenderkan tubuhnya kebelakang bangku. Putus asa.

    "Gue juga bingung." Beca menggaruk kepalanya yang gatal. Dua hari belum keramas. Nayla menjatuhkan kepalanya di meja, bingung juga.

    "Kalian pada ngomongin apaan sih kok gue nggak ngerti." Tina melihat bergantian kepada ketiga kawannya.

    "Oia, Kita lupa cerita sama lo tentang Nayla sama Raka," kata Beca. Nayla menunggu reaksi Tina, hubungan mereka sedikit berjarak. Entahlah kenapa. Nayla pun heran dengan perubahan sikap Tina.

    "Ada cerita yang nggak gue tahu?" tanya Tina pada mereka.

    "Si Raka blak-blakan ngejar Nayla. Tuh cowok maksa banget pengen jadi cowok Nayla. Kaget nggak lo?" suara Rangga ngebas, "Begonya Nayla pengen jaga jarak dari Raka, itu makanya kita lagi cari cara bikin Raka enek sama Nayla."

     "Seriusan? Emang lo nggak suka sama Raka, La? Coba geh pikir lagi. Ini Raka Nicholas Ciputra." Tina menatap Nayla tidak mengerti.

     Raka Nicholas Ciputra?  Nayla mencari-cari dalam benaknya sosok cowok itu. Dia itu cowok yang bener-bener perfect di mata semua perempuan. Tapi, sangat menyebalkan menurut Nayla. Eum, tidak terlalu sih. Ah! Kenapa jadi bingung.

    "Ini  kaya tiba-tiba aja menurut gue. Punya cowok yang gue aja nggak tahu siapa dia. Kita baru kenalan, terus dia anak kuliahan," jawab Nayla. Ketiga kawannya akhirnya mengerti maksud Nayla. Mereka belum ada tahap PDKT, si cowok udah main notice saja.

    Rangga tersenyum, tiba-tiba dia ada ide. "Lo dijemput Raka, pulang nanti?" tanya Rangga pada Nayla.

    Nayla menggeleng, "Nggak. Gue udah minta Ka Bagas buat jemput gue. Bagus kan rencana gue," jawab Nayla penuh kemenangan. Kaya gitu saja dibilang rencana.

    "Kalau mau dia jauhin lo, jangan lari dari dia. Justru lo harus hadapin Raka." Beca menepuk pundak Nayla seakan memberi semangat untuk perang.

    "Gue ada ide neh." Rangga membisikkan ke telinga ketiga kawannya dengan senyum jahat.

                          * Nayla *

     Sepulang sekolah seperti yang direncanakan Rangga. Mereka akan melakukan hal gila, lebih tepatnya Nayla yang melakukan. Nayla mengirim pesan untuk Bagas.

NAYLA ANASTASYA
Ka Bagas, gak usah jemput gue. Soalnya pulang bareng temen gue.

BAGAS
Syukur deh, jadi gak nyusahin gue.

      "Punya abang kok nggak ada sayang-sayangnya sama ade satu-satunya sih!" oceh Nayla membaca chat Bagas. Dimasukan ponselnya ke dalam tas dengan kesal lalu berjalan ke arah mobil Rangga.

    "Yakin La mau lakuin apa yang dibilang Rangga?" tanya Beca yang duduk disebelah Rangga. Tina menoleh pada Nayla juga.

    "Kita nggak akan tahu hasilnya kalau nggak dicoba," jawab Nayla pasti.

     Rangga menghentikan mobil merahnya di depan universitas Darmajaya. Ya, universitas Raka. Salah satu kampus terbaik dan favorit. Semua orang ingin mendapatkan kursi di sana.

    "Jadi cuma gue  sendirian ke sana?" tanya Nayla pada kawan-kawannya. 

     "Good luck ya La. Beneran kita bukan nggak setia kawan, tapi kalau urusan sama Raka apalagi urusan ginian. Takut say... bisa nggak kelar ijasah SMA gue." ucap Beca, dia masih sadar. Raka anak yang punya sekolah SMA-nya.

NAYLA (Tamat)Where stories live. Discover now