25/ 76

490 42 0
                                    





Hai semuanya... Sebelum baca, vote dulu ya! Tinggalkan jejak kalian di kolom komen dong! Jangan lupa untuk Follow akun WP ini ya! Supaya author semakin semangat ☺️


Rangga yang sudah dilarang keras untuk turun mau joget jadi duduk dengan anteng di samping Nayla dan Beca, sesekali Tina melambaikan tangan pada mereka.

Tidak bisa dipungkiri Nayla terganggu dengan Instagram yang ditunjuk Rangga. Jennifer Nat... Entah apappun namanya. Demi apapun juga membuat Nayla membandingkan dirinya dengan gadis yang tak dikenal itu.

"Gue ke toilet bentar ya," ucap Nayla hendak pergi.

"Jangan lama-lama ya," pesan Beca.

Nayla mengangguk sembari berjalan. Di toilet dia merapikan penampilan dan makeupnya. Melihat kaca ada dirinya. Dia tersenyum dan berpose di depan kaca. Layaknya seorang model.

"Gue juga bisa jadi model. Belum tau aja gue juga pernah ditawarin casting. Cast apa ya. Ah, lupa!" gumam Nayla seraya menarik tisu yang ada di dinding.

Kini matanya menatap keras pada bagian dadanya. Seperti papan gilesan.
Nayla menoleh kanan kiri lalu menyumpelkan tisu kebagian dua buah dadanya. Buah dada itu membesar tanpa harus suntik silikon.

"Perfeck... Masih bilang dada gue kecil! Sekarang punya gue lebih hot dibanding si model Jen.. Jenni yah Jenni. What's ever." Nayla kembali berpose di depan kaca. Tadi dia sempat memperhatikan bagian dada Jennifer. Besar sih.

Tanpa sadar sudah ada wanita di belakang yang memperhatikan Nayla. Entah, sudah berapa lama wanita itu berdiri. Apakah dia melihat semua yang dilakukan Nayla?

Malunya

"Ouh... Sorry. Mau make kaca ya. Silahkan-silahkan. Nggak usah malu-malu." Nayla menarik senyumnya lalu pergi. Sungguh memalukan

"Lama banget sih. Ngapain aja di toilet ?" ujar Beca yang sudah mulai bosan.

"Antri panjang banget tadi makanya gue lama." Nayla tersenyum lebar pada Beca. Wait! Beca merasa ada yang aneh pada diri Nayla.Tapi apa yah, mungkin perasaan saja.

"Ehhhh, liat siapa yang ada di sono." Rangga menunjuk Raka dan teman-temannya sudah masuk ke dalam club.

"Mereka emang hobi ya dateng tempat kayak gini. Kalau tau mereka mau ke sini barengan kita aja ya kan," ucap Beca. Nayla meneguk botol mineralnya, mungkin Raka bisa melupakannya dengan mudah tapi tidak dengan Nayla. Cewek itu ingin menunjukkan dirinya bisa bahagia tanpa Raka, walaupun sebenarnya Nayla ragu.

"Ayo joget ke bawah," ajak Nayla. Mata Rangga dan Beca membesar melihat Nayla.

"Tadi bilang gak mau," cibir Rangga.

"Udah ke sini nggak turun nikmatin music nggak seru Ga." Nayla menarik kedua kawannya ke bawah. Mereka menggoyangkan tubuh mengikuti alunan music sambil tertawa.

Lagi asyik-asyiknya joget. Mereka terhenti dan menatap Raka, Doni, Erga dan Mike sudah mengelilingi mereka.

"Mau ngapain kalian?" Nayla menautkan alisnya pada keempat cowok itu.

"Bawa kamu pulang." Jawab Raka. "Mau pulang sekarang atau kalian semua gue laporin ke kepsek kalian," ancam Raka melihat Beca dan Rangga bergantian.

"Pulang aja deh gue." Rangga mengikuti perintah Raka. Angkat tangan kalau sudah bawa-bawa sekolah.

"La kita pulang aja yuk dari pada kena masalah," ajak Beca, menarik tangan Nayla tapi cewek menggeleng. Beca percaya Nayla aman kalau ada Raka.

"Nggak! Gue masih mau di sini." Nayla melipat tangan ke dada dengan tatapan dingin melihat Raka.

NAYLA (Tamat)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ