05

12.1K 1.5K 182
                                    

Cahaya matahari menyinari Aileen. Membuatnya terbangun dari tidurnya.

“Ternyata ada yang lebih indah dari cahaya matahari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Ternyata ada yang lebih indah dari cahaya matahari..” gumam Aileen sepelan mungkin.

“Jisung? Ngapain?”

“Ini gue beli testpack tiga, tapi gak tau mana yang bagus..”

“Aku coba tiga-tiganya aja..”

“Oh iya juga.. yaudah nih..”

• TOO YOUNG •

Butuh waktu sekitar 10 menit untuk menunggu hasil yang menjamin. Aileen duduk terdiam dengan tatapan mata kosong menghadap lantai. Memikirkan masa depannya kalau ia benar-benar hamil.

Dengan penuh rasa takut dan berharap, ia melihat ketiga testpack tersebut. Dan, ia menghela nafas.

Ceklek.

Jisung langsung berdiri dari duduknya, “Gimana?”

“Kamu beli testpack tiga.”

“Iya.”

“Dan tiga-tiganya nunjukin dua garis, Jisung.. Yang artinya—”

“Positif.” ucap mereka bersamaan.

Dengan mata yang mulai berkaca-kaca, Aileen menatap Jisung, “K-kita harus gimana..”

Grepp..

Jisung memeluk Aileen.

“Gapapa. Kita jalanin. Aku bakal tanggung jawab.”

“Gak mau Jisung!” teriak Aileen.

Disela tangisnya, “Aku emang hidup sebatang kara! Gak punya keluarga, uang seadanya, tapi aku punya masa depan yang aku impiin dari entah kapan, Jisung..hiks..

“Aku ngerti, Ai..”

“Gak ya, kamu gak ngerti!”

Mereka terdiam untuk beberapa saat dengan posisi yang masih sama.

Hingga akhirnya Aileen melepas pelukan Jisung dan berkata, “Ayo ke rumah sakit, kita gugurin!”

“AILEEN! Jangan gila ya!” bentak Jisung.

“Jisung.. ayo..” rengek Aileen sambil menarik-narik tangan Jisung.

“Gak gak gak. Dia gak salah apa-apa, Aileen.”

“Tapi munculnya dia itu udah jadi kesalahan..” ucap Aileen.

“Aku marah ya Ai kalo sampe kamu berani ngelantur gitu lagi.”

“Apa hak kamu Jisung..”

“Aku yang bakal tanggung jawab Ai, aku yang bakal besarin dia sama kamu, aku yang bakal ngelindungin kalian, aku—”

“Aku gak mau. Gak akan ada dia diantara kita.” potong Aileen.

“Aku gak nanya kamu mau apa enggak. Aku cuman minta kamu berpikir jernih Ai. Kamu tuh perempuan. Calon ibu. Bisa-bisanya mau gugurin buah hati kamu?”

“Aku gak siap..hiks.

“Kalo mau ngomong gak siap, aku juga gak siap. Ngasih tau orangtua aku, Cari nafkah, jadi kepala keluarga. Gak, aku juga belom siap. Tapi, aku bakal berusaha. Nerima kamu, ngebahagian kamu, dan jaga dia.”

“M-masa hiks, masa depan aku gimana..”

“Aku yang bakal tanggung jawab sama masa depan kamu. Aku bakal bantu kamu wujudin masa depan kamu. Aku cuman minta kamu jaga dia baik-baik. Bisa?”

Akhirnya Aileen mengangguk pelan.

Jisung tersenyum sambil mengusap rambut Aileen, “Hari ini ketemu orang tua aku, ya?”

“O-orangtua.. kamu?”

“Belom siap ya?”

“K-kalo diusir gimana?”

“Coba dulu aja yuk?”

“Yaudah..”

• TOO YOUNG •

Ceklek

“Eh Jis—”

“Mama..”

Mama Jisung menatap Aileen, “Si..apa?”

“Mah—”

“—dia siapa Jisung?” tanya mama dengan penuh penekanan.

































“Dia hamil anak Jisung, mah.”

BUGH!

Jisung tersungkur ke lantai karena ditonjok papanya sendiri.

“BODOH!” teriak papanya.

“ANAK GAK TAU DIRI!” lanjut papanya.

“Pah, udah..” ucap mama Jisung berusaha menenangi suaminya.

“KAMU PAPA BESARIN UNTUK MEMBUAT PAPA MAMA BANGGA, JISUNG! BUKAN MEMPERMALUKAN PAPA MAMA!”

Aileen bergetar hebat dengan mata yang berkaca-kaca. Ia takut. Sangat.

“Bi!” teriak mama Jisung.

“Y-ya bu?”

“Bawa perempuan ini ke kamar Jisung. Orang hamil gak boleh merasa tertekan.”

“T-tante..”

Mama Jisung hanya menatap Aileen dengan tatapan yang tidak bisa diartikan..

TOO YOUNGWhere stories live. Discover now