16

8.3K 1K 80
                                    

Ruang tamu.

“Jadi gue ketemu Lami pas pulang kerja kak. Dia bilang mau numpang tidur semalam soalnya dia belom nemu tempat tinggal. Gimana ya.. gue juga gak bisa ninggalin dia sendirian malem-malem.”

“Makin tua makin bego lu ya.” cetus Haeri.

“Bego gimana kak?”

“Mikir deh. Bapaknya punya hotel. Terkenal loh sebagai hotel dengan kamar terbanyak di dunia. Dan ini bukan musim liburan. Terus, dia punya uang. Terus lagi, dia punya tante yang udah kayak ibunya sendiri. Dari semua option yang dia punya, dia masih bilang gak punya tempat tinggal? Dia tuh ngebego-begoin lo. Biar bisa bareng lo.”

Jisung mengacak rambutnya kasar, “Terus gue musti gimana kak..”

“Sung, takut lo lupa, Lami dulu pernah menghalalkan segala cara buat dapetin lo. Gue khawatir sekarangpun juga. Masalahnya udah beda. Kalo dulu lo single and available, sekarang udah gak. Lo ada Aileen, lo juga ada calon anak, dan lo juga punya tanggung jawab besar terhadap mereka berdua.”

Jisung sudah terlihat sangat frustasi. Membuat Hyunjin gak tega. Akhirnya Hyunjin buka suara, “Dia di kamar tamu.”

Tanpa basa-basi, segera Jisung lari ke kamar tamu.

Ceklek

Jisung menatap nanar tubuh Aileen yang sedang tiduran membelakanginya.

Ia menutup pintu dan menghampiri Ailen. Kemudian, Jisung memeluk tubuh mungil Aileen dari belakang. Tak lupa mencium ujung kepala Aileen walaupun dari belakang. Wangi rambut yang selalu Jisung cium tiap pagi dan malam.

“Maaf, karena kebodohan aku, aku malah ngelukain kamu..” lirih Jisung.

Dapat Jisung rasakan bahu Aileen mulai bergetar. Menunjukkan pertahanan Aileen yang mulai runtuh.

“Pulang sama aku ya?” ajak Jisung lembut. Tak lupa ia mengusap ujung kepala Aileen.

“Lami?” tanya Aileen dengan suara seraknya.

“Udah aku usir tadi.” jawab Jisung jujur.

“Beneran kamu usir?”

“Iya. Gara-gara dia kamu jadi kabur dari aku.”

Aileen diam-diam tersenyum. Ternyata Jisung masih lebih memilih Aileen daripada Lami. Aileen lega.

• TOO YOUNG •

Sesampainya di Apartemen, Jisung duduk di sofa. Ia menyenderkan kepalanya di sofa. Kemudian ia menghela nafasnya lega. Dia berhasil bawa pulang Aileen.

Tiba-tiba, Aileen duduk di atas pangkuan Jisung. Bahkan Aileen melingkarkan tangannya di leher Jisung. Tak lupa ia menenggelamkan mukanya di ceruk leher Jisung.

Jisung mengusap rambut Aileen dengan tangan besarnya itu, “Kenapa, Ai??”

“Kangen..” lirih Aileen.

“Ai, entar perutnya kegencet gak?”

Aileen menggeleng pelan.

“Ai, kok kayaknya perut kamu maju banget gak sih buat ukuran 2 bulan?”

“Bisa gak jangan fokus sama dede nya dulu.” sinis Aileen. Bumil yang satu ini benar-benar dalam mode manja.

Jisung mengulum senyumnya, “Cemburuu sama dedenya?”

Aileen mendengus.

Jisung mengambil tangan Aileen dan mencium punggung tangannya.

“Kok tangan kamu jadi kasar??” tanya Jisung.

Aileen menjawab dengan ragu, “Keseringan ngerjain pekerjaan rumah mungkin?”

“Yaudah, aku aja yang kerjain kalo gitu.” ucap Jisung.

Aileen langsung menggeleng, “Gak. Aku aja.”

“Dasar.. Oh ya Ai, tadi Kak Hyunjin kasih aku libur hari ini. Kamu ada mau ngapain gak?”

“Kamu kan capek Jisuuuunggg.”

“Gapapa kok kalo kamu mau ngapa-ngapain..”

Definisi suami sayang istri yang sesungguhnya. Ups, calon maksudnya.

“Ai, aku mau ngajak kamu ke suatu tempat.” ucap Jisung tiba-tiba.

“Kemana??”

“Kamu siap-siap, dandan yang cantik. Pakai baju bagus. Jangan lama-lama.”

Aileen menatap Jisung bingung.

“Tumben-tumbenan??”

“Udah ikutin aja..”

“Iya iya.”

TOO YOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang