20

8.3K 1K 163
                                    

"hWAAAA AI! ITU SETANNYA MUNCUL!!"

Mereka berdua sama-sama menutup mata mereka menggunakan bantal.

"jISUNG IH JANGAN AMBIL-AMBIL BANTAL AKU."

"Ih ih iTU!! SETANNYA AYAM AYAM COPOT ADUHHH.." Jisung meletakkan tangannya tepat di dadanya. Sungguh, jantungnya berdetak sangat cepat saat ini.

"Astaga kaget.." gumamnya.

Lagi-lagi, scene yang mendekati jumpscare mulai muncul. Jisung dan Aileen sudah bersiap dengan bantal masing-masing.

TING NONG TING NONG TING NONG!!

"hWAAAAAAAAAAAAA!!!"

Suara bel dipencet secara tidak santai bertepatan dengan munculnya si setan. Jisung dan Aileen sampai terlonjak dari duduknya.

"Jisung, ada orang tuh.." ucap Aileen dengan takutnya.

"S-setan bukan ya Ai?" tanya Jisung dengan muka takutnya.

TING NONG TING NONG TING NONG TING NONG!!!!

Jisung dan Aileen sama-sama memegangi dada mereka masing-masing.

"C-coba ih buka.."

Mereka jalan perlahan-lahan mendekati pintu.

"Siap?" tanya Jisung saat ingin membuka pintu.

"S-s-siap.."

"Satu..dua..tiga!"

Ceklek!

Greppp!!!

Jisung dan Aileen membulatkan matanya. Ancang-ancang ingin teriak. Namun berhasil tertahan. Karena..

"K-kak Jisung.. a-aku hampir hiks diperkosa.."

"Lami?!" teriak Jisung dan Aileen bersamaan.

"Setan beneran yang dateng." gumam Aileen sebelum mendorong Lami secara paksa dari Jisung agar berhenti memeluk suaminya.

Perbuatan Aileen barusan berhasil mengundang tatapan tajam Lami kepadanya.

"Ya terus kalo lo hampir diperkosa apa hubungannya sama gue? Hampir kan? Bukan udah?" tanya Jisung dingin.

Ucapan Jisung berhasil membuat dua perempuan itu menatap Jisung tak percaya. Aileen yang bangga terhadap suaminya dan Lami yang tak menduga Jisung akan berkata seperti itu.

"K-kak Jisung.." Lami mengenggam tangan Jisung, "Kakak kenapa hiks berubah? Apa karena wanita uler ini?!" Lami menunjuk Aileen tepat di depan muka. Wah Aileen menatap Lami dengan muka yang sangat tidak percaya. Bagaimana bisa pelakor ini sepercaya diri itu?!

Jisung menghentakkan tangan Lami hingga terlepas, "Jaga omongan lo! Dia istri gue. Cukup ya lo ganggu rumah tangga gue lagi. Gak usah pura-pura bego. Gue tau semuanya." Jisung bahkan menatap Lami dengan tajam.

Aileen mengusap pundak Jisung. Ia merasa Jisung mulai keterlaluan dengan omongannya, "Udah.."

"Aku gak akan nyerah dapetin kakak." Lami akhirnya pergi.

Aileen dengan muka tidak santainya, "Tuh orang udah gila ya?"

• TOO YOUNG •

Hari ini, Jisung berangkat kerja lebih pagi ke kantor. Ada meeting katanya. Jadi, mereka terpaksa gak bisa sarapan bareng. Tapi, karena inisiatif Aileen, ia sedang dalam perjalanan ke kantor Jisung. Jalan kaki. Katanya jalan tuh bagus untuk ibu hamil yang mau lahiran normal.

Sesampainya di kantor, Aileen ke resepsionis.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya penjaga resepsionisnya.

"Hm, ruangan Jisung dimana ya, kak?" tanya Aileen baik-baik. Tapi, perempuan itu malah menatapnya sinis.

"Anda siapanya?"

"S-saya istrinya.." ucap Aileen pelan.

"Ngarep banget.." desis perempuan itu.

"Aileen?" panggil seseorang.

Aileen langsung menyapa orang itu dengan senyum yang melebar sedangkan perempuan itu membungkuk hormat, "Kak Hyunjin!! Hai!"

"Wihh, perutnya udah gede aja. Ada urusan apa Ai? Nyari Jisung ya??" tebak Hyunjin.

"Iya kak, mau nganterin makanan. Tadi belom sarapan."

"Oh yaudah bareng gue aja. Ruangan gue sama Jisung gak jauh. Yuk."

Aileen tersenyum senang mengikuti Hyunjin dengan sedikit lompatan-lompatan kecil. Sedangkan perempuan resepsionis itu masih membeku di tempatnya.

Mereka berdua naik lift ke lantai 8. Saat pintu terbuka, mereka kembali berjalan lurus.

"Nah ini ruangan gue. Tuh yang di ujung, ruangan Jisung. Masuk aja." ucap Kak Hyunjin.

"Ok kak! Makasih. Selamat bekerja." Aileen berlari kecil kecil ke ruangan Jisung. Sesenang itu.

Tok tok tok!

"Masuk!!"

Aileen membuka pintu ruangan Jisung dengan lebar.

"Loh? Aileen?" Aileen berlari kecil ke Jisung.

"Eh eh jangan lari!!" teriak Jisung.

Telat. Aileen sudah memeluknya lebih dulu. Walaupun gak gampang karena perut Aileen menghalangi mereka berdua.

Jisung sedikit membungkuk agar Aileen tidak terlalu sulit menggapai lehernya. Seperti biasa, Jisung mengusap kepala Aileen, "Kok tumben kesini? Kesini sama siapa?"

Aileen melepas pelukannya, "Aku nganterin sarapan hehe. Tadi kan kamu gak sempet makan. Aku pengen makan bareng juga.. Sempet nda?"

"Sempet kok. Kamu kesini sama siapa? Naik apa?" tanya Jisung.

"Sendiri, jalan kaki." jawab Aileen jujur.

Jisung membulatkan matanya, "Ai?! Bahaya.."

Aileen malah memajukan bibirnya sambil menunduk dan menggoyangkan kakinya, "Aku kesini mau makan bareng kamu bukan buat dimarahin.." lirihnya.

Chup!

Jisung mengecup bibir Aileen singkat, "Iya yaudah yuk makan."

TOO YOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang