14

8.2K 1.1K 83
                                    

Aileen menggunakan hoodie Jisung yang kebesaran di tubuhnya. Hangat. Ia memasak makan malam untuk mereka berdua. Sehingga, saat Jisung pulang kerja, mereka bisa langsung menyantap makan malamnya.

Aileen mengecek jam di dinding apartemennya. Sudah jam 12. Jisung sudah telat pulang 2 jam. Aileen mulai cemas. Karena Jisung tidak pernah pulang melewati jam 10. Paling lambat telat sepuluh menit.

Ceklek.

Pintu apartemen terbuka. Dengan antusias Aileen menghampiri Jisung.

Namun, Aileen menyesal menyambut Jisung dengan antusiasnya.

Karena Jisung tak sendiri. Jisung membawa perempuan lain.

"Ai, ini lami."

Hati Aileen mencelos. Sungguh. Semakin hari, Aileen semakin merasa gak rela membiarkan Jisung bersama perempuan lain.

"Ai, dia izin nginep semal-"

"-ok, terserah, kamu atur aja."

Aileen meninggalkan mereka berdua ke dalam kamar. Ah ia kesal. Tatapan mata Lami kepadanya seperti benci. Harusnya Aileen todongkan pisau saja di Lami Lami itu.

Aileen mengambil ponselnya. Ia menatap dirinya di cermin. Sial. Matanya sudah berkaca-kaca.

Ceklek.

Pintu kamarnya terbuka. Menampilkan Jisung dengan muka lesunya.

Jisung menatap heran Aileen. Pakaian yang digunakan Aileen seperti ingin pergi. "Ai, mau kemana?"

Dengan cetus Aileen menjawab, "Bukan urusan kamu. Urusin aja si Lami. Aku udah masak, makan aja."

Aileen hendak beranjak pergi. Namun Jisung menahannya.

"Ai! Kamu apa-apaan sih?! Udah malem ya!"

"Iya, aku tau ini bukan siang. Lepas."

"Enggak ya Ai. Jangan macem-macem kamu. Di luar dingin!"

"Aku kecewa sama kamu." ucap Aileen dengan air mata yang menetes.

Jisung terdiam. Kehabisan kata-kata.

"Ini apartemen kita Jisung. Bisa-bisanya kamu bawa perempuan lain kesini."

"Ai, dengerin dulu. Dia-"

"Aku gak terima alasan apapun." Aileen melepas paksa tangannya dan pergi.

• TOO YOUNG •

Dengan ragu, Aileen menelpon Kak Haeri.

"Halo?"

Aileen dapat merasakan suara serak habis tidur Haeri.

"Kak..hiks..maaf ganggu."

"Loh? Ai? Kenapa? Udah jam segini. Jisung dimana?"

Bukannya menjawab, Aileen malah semakin menangis. Membuat Haeri di seberang telepon semakin panik.

"Aileen, kamu dimana? Gak lagi di luar kan? Sekarang 16° loh."

"K-kak, aku kabur dari..hiks..apartemen."

"HAH?! Aileen kamu gila?! Kenapa? Ada masalah apa?! Lupain. Kamu bisa cerita nanti. Kamu ke rumah kakak aja. Kakak jemput ya?"

"Jangan kak, aku bisa kesana sendiri."

"Yakin? Yaudah kakak kirimin alamatnya ya?"

"Makasih kak."

Bip.

Aileen mengambil nafasnya sebanyak mungkin. Dadanya mulai sesak. Ia kemudian lanjut berjalan. Berharap ada kendaraan umum yang lewat di jam segini.

"Eh lo.." seseorang menatap Aileen.

Aileen yang merasa terpanggil, menatap orang tersebut.

"Loh kok nangis?" tanyanya.

"Kamu yang waktu itu di restoran ya?" tanya Aileen.

Orang itu mengusap kupingnya, "Ah.. iya.. Gue Guanlin."

"Aileen

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Aileen."

"Waktu itu, sorry ya. Gue di dare temen."

Aileen hanya menganggukkan kepalanya.

"Mana laki lo?"

"Selingkuh." jawab Aileen asal.

"Wah bajingan.." desis Guanlin.

"Terus, lo kabur? Mau tidur dimana bego?"

Aileen tidak menjawab pertanyaan Guanlin. Tiba-tiba rasa mual menyerangnya kembali.

"HOWEKK..HOWEKK.."

"L-loh, lo gapapa? Masuk angin? Atau hamil?"

Aileen tiba-tiba menatap Guanlin dan Guanlin menatap Aileen tak percaya.

"Sumpah?! Lo beneran hamil?!"

Aileen menundukkan kepalanya.

Masih dengan muka tak percayanya, "Lo mau kemana? Gue anter."

Aileen menggelengkan kepalanya.

"Iya gue tau gue brengsek, tapi gak ada untungnya gue nidurin orang hamil. Cepetan mau kemana? Gue anter."

Akhirnya Aileen memberikan alamatnya ke Guanlin.

• TOO YOUNG •

"Makasih ya Guanlin." ucap Aileen setelah sampai di rumah Haeri.

"Sama-sama. Lain kali jangan keluar pake kaos doang di cuaca dingin kayak gini. Kasian anak lo juga."

Dengan mata bengkak Aileen mengangguk menanggapi ucapan Guanlin.

Guanlin memberikan secarik kertas kepada Aileen, "Itu nomor gue, niatnya mau gue kasih ke cewek di club, tapi malah ketemu lo. Yaudah tuh. Kalo laki lo masih selingkuh, hubungin gue. Nanti gue hajar."

Aileen malah tertawa mendengar Guanlin, "Makasih banyak ya, Guanlin."

"Gue cabut ya. Bye." Guanlin kembali menyalakan motornya dan pergi.

BRAKKK

Pintu rumah Haeri terbuka kasar dan menampilkan Haeri dengan dasternya. Tak lupa Haeri bawa selimut untuk Aileen.

"AILEENNN MASUK AYOO DINGINN." Haeri membalut Aileen dengan selimutnya.

TOO YOUNGOù les histoires vivent. Découvrez maintenant