15

8.3K 1.1K 7
                                    

“Jadi?”

“Jisung bawa perempuan ke apartemen kami, kak.”

Haeri menyelipkan rambutnya ke belakang kuping, “Bocah itu bener-bener kurang di hajar. Siapa cewenya?”

“Lami.”

Haeri membulatkan matanya, “L-lami?”

“Kak Haeri kenal?”

“Kenal. Dia mantan tetangga Jisung.”

“Dia anaknya terang-terangan banget kak. Kemarin dia ngirim pesan ke Jisung. Dia bilang sayang sama Jisung.” ucap Aileen dengan emosi yang membara.

“Iya dia emang anaknya terang-terangan banget. Sebelum pindah ke Amerika, Lami pernah nyatain sukanya ke Jisung. Di depan kita. Tapi, Jisung tolak. Alesannya, dia gak nganggep Lami lebih dari adik kelas sama tetangga dia.”

Aileen mendengus, “Bagus deh ditolak.”

“Waktu itu Lami sampe nangis-nangis datengin orang tua Jisung. Minta dijodohin. Yaampun enek banget gue. Orang tua Jisung sih setuju setuju aja. Soalnya katanya Lami anaknya baik. Tapi, Jisung nolak keras. Akhirnya orang tuanya Jisung cuman bisa bilangin Lami buat cari yang lebih baik. Nah terus setelah itu Lami pindah ke Amerika.”

“Jadi Lami kenal sama orang tuanya Jisung kak? K-kalo Lami minta dijodohin kayak waktu itu lagi gimana..” lirih Aileen.

“Ya gak bisa lah. Kamu kan ngandung anak Jisung. Orang tua Jisung pasti nolak lah permintaan Lami.”

“Gitu ya kak? Terus sekarang aku harus gimana?”

“Lo mau gue rahasiain dari Jisung dulu kalo lo lagi disini?”

“Dia juga gak bakal nyari aku kak, kan ada Lami.”

• TOO YOUNG •

Paginya, Aileen sarapan sama Hyunjin dan Haeri.

“Jadi Aileen semalem kesini?” tanya Hyunjin.

“Iya kak.”

“Kan bahaya?”

“Dianter seseorang kak.”

“Jam segitu? Siapa? Lo kenal?” tanya Haeri.

Aileen menggeleng. Sontak Hyunjin dan Haeri menepuk jidat mereka.

“Kalo diapa-apain gimana??”

“Gak kok, kak. Dia baik.”

“Masih muda?”

“Gak beda jauh kayaknya. Namanya Guanlin.”

Haeri tersedak, “Guanlin?!”

“Iya kak, Guanlin. Emang kenapa?”

“Dia kan di drop out dari sekolah dulu. Gara-gara ketauan nyewa cewek. Tapi, lo gak di apa-apain kan?!”

“Enggak kok kak. Dia bilang, ga ada untungnya nidurin orang hamil.” jawab Aileen dengan polosnya.

“Tapi, ngomong-ngomong, perut lo udah mulai keliatan juga loh.” ucap Hyunjin.

“Udah bulan ke berapa ya?” tanya Haeri.

Aileen tampak berpikir, “Kayaknya udah mau dua bulan deh?”

“Belom cek ke dokter kandungan emang?” tanya Hyunjin setelah meminum susunya.

“Nanti diledekin gak ya kak sama dokternya?” tanya Aileen dengan polosnya.

Haeri dan Hyunjin malah tertawa.

“Gak lahh. Mau diledekin apaan coba..”

Kamu masih kecil udah hamil aja! Kan gak enak gitu kalo sampe digituin sama dokternya.”

Haeri menguncir rambutnya, “Banyak kali yang kasusnya sama kayak lo.”

tING NONGGG TING NOONGG

BUK BUK BUK BUK

Rumah Haeri dibel dan digedor dengan hebohnya oleh seseorang. Entah siapa.

Hyunjin sebagai laki-laki satu-satunya disini segera membuka pintu. Takut orang jahat.

Ceklek.

“Jisung?”

Mendengar nama Jisung, Aileen segera masuk ke dalam kamarnya. Membuat Haeri menggelengkan kepalanya.

Sedangkan, Hyunjin merasa tidak tega melihat kondisi Jisung yang amburadul. Masih dengan pakaian kerja yang kemarin.

“Kak.. ada Aileen gak?”

Hyunjin menatap Haeri. Seolah bertanya kasih tau gak? Dan Haeri hanya membalas dengan anggukan.

“Ada.”

“Dimana kak? Aileen dimana?”

Bukannya menjawab, Hyunjin malah menghela nafasnya, .“Masuk dulu. Kita ngobrol sebentar.”

TOO YOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang