11

9.6K 1.2K 116
                                    

Langit hampir gelap saat Aileen pulang. Ia lelah, sangat. Kakinya sudah bengkak. Tapi, harus merapihkan belanjaan yang memenuhi satu kamarnya. Haeri dengan penuh rasa bersalah harus ninggalin Aileen karena ada makan keluarga mendadak.

Dengan sisa tenaga yang masih ada, Aileen merapihkan semua barang belanjaannya. Setidaknya saat Jisung pulang, Jisung tidak perlu merasa pusing karena apartemennya berantakan.

“Hhh..”

• TOO YOUNG •

Ceklek

Jantung Jisung mencelos ketika pulang melihat apartemen dalam kondisi gelap. Ia segera menyalakan lampu dan mencari keberadaan Aileen.

“Ai?! Kamu di—”

Ternyata sosok yang ia cari sedang tertidur lelap di lantai dekat barang belanjaan yang telah disusun rapih.

“Astaga..” Jisung segera menggendong Aileen dan meletakkannya di kasur.

Setelah lama Jisung perhatikan, kaki Aileen menarik perhatiannya.

“Bengkak banget astaga.” Jisung segera mengambil handuk kecil dan air hangat lalu mengompres kaki Aileen.

Jisung merasa kasihan. Melihat tubuh mungil ini harus membawa perut hingga 9 bulan. Harus melewati banyak cobaan di umur yang masih terbilang muda.

Dengan pelan-pelan Jisung mengompres kaki Aileen. Sambil sesekali tersenyum kecil melihat Aileen tidur dengan kondisi mulut menganga.

eumh..” tidur Aileen seperti terganggu. Ia membuka matanya perlahan.

“Eh?”

“Kamu kecapean ya, Ai?”

Aileen hanya mengangguk membalas pertanyaan Jisung.

“Padahal besok aku libur, mau ngajak kam—”

“Mau jalan!!” ucap Aileen dengan suara serak khas bangun tidurnya.

“Gak boleh. Kamu kecapean.”

“Serah.” Aileen langsung memejamkan matanya dan membelakangi Jisung.

“Ai.. kamu kenapa sih??” tanya Jisung selembut mungkin. Terutama pada kata sih. Karena, salah nada sedikit saja dapat mengundang emosi Aileen.

Akhirnya Jisung memutuskan untuk membersihkan tubuhnya. Setelah itu memeluk Aileen hingga pagi agar Aileen merasa lebih nyaman.

• TOO YOUNG •

Aileen terbangun setelah merasa terganggu oleh seluruh mukanya yang terasa seperti disedot dan juga basah. Ia membuka matanya perlahan. Ternyata pelakunya adalah Jisung seorang. Jisung menghujani Aileen dengan ciuman-ciuman lembut.

“Akhirnya bangun..” ujar Jisung.

“Kamu mau ribut ya sama aku, Park Jisung?” tanya Aileen dingin.

Bukannya membalas, Jisung malah memeluk Aileen erat.

“Aku kangen.. jangan marah bentar aja, please.” mohon Jisung.

Perlahan, Aileen luluh. Ia membalas pelukan Jisung.

“Hhh aku jadi calon istri gak bener banget ya, sung? Masa marah sama calon suami sendiri..” tanya Aileen. Hati kecilnya sangat sensitif. Baperan.

“Gak kok, Ai. Jangan mikir gitu. Aku ngerti kamu lagi mood swing.”

“Tapi keterlalu—”

“—Ai.”

Jisung mengubah posisi mereka. Jisung menjadikan lengannya sebagai bantal kepala Aileen.

“Ai, kamu sadar gak?”

“Apa??”

“Aku manggil kamu Ai, bukan sekedar manggil biasa.”

“Terus?”

Ai, ài . ài.

Ài, cinta, maksud kamu?” tanya Aileen.

“He-um.” jawab Jisung sambil mengangguk.

“Bisa romantis juga kamu?”

“Bisa dong! Mantan aku aja ban—”

“—Yaudah nikah aja sama mantan-mantan kamu!” Aileen beranjak dari ranjang.

Segera Jisung berdiri dan menahan Aileen.

Jisung memeluk Aileen, “Maaf yaa bumil.. aku lupa kamu sensitif hehehe..” ucapnya sambil memberantaki rambut Aileen.

“Udah awas aku mau mandi.”

“Ai, hari ini aku pulang kerja lebih awal. Ntar makan bareng yuk?”

“Gak mau aku masakin aja? Lebih irit.”

Ini bom buat Jisung. Salah menjawab akan menjadi ledakan buat dirinya sendiri.

“Eum.. bebas deh mau makan apa aja.” jawab Jisung sambil tersenyum. Guna untuk mengurangi emosi Aileen.

“Yaudah makan di luar aja.”

“Hhh ok.”

Dasar labil!!! - Jisung

TOO YOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang