07

11.1K 1.4K 95
                                    

Brumm brumm

Akhirnya setelah perjalanan cukup jauh, mereka sampai di base yang lumayan jauh dari kota.

Di parkiran sudah berbaris rapih motor dan mobil sport dengan harga yang mencukupi untuk makan seumur hidup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di parkiran sudah berbaris rapih motor dan mobil sport dengan harga yang mencukupi untuk makan seumur hidup.

Jisung menggenggam tangan mungil Aileen yang terasa dingin karena terlalu lama angin-anginan di motor.

“Sung, pinggang aku sakit..”

“Sakit? Dimananya?”

“Ini sekitar pinggang sakit semua..”

“Yaudah nanti di dalem aku pijitin.”

“Emang boleh?”

“Aku mijit nya juga kira-kira, Ai..”

“Iya deh..”

Ceklek

“Wis artis kita udah dateng nih!” teriak Haechan.

Semua atensi langsung beralih ke pintu masuk.

“Loh Queen pada kemana?” tanya Jisung.

“Pada gak bisa dateng, ada urusan masing-masing.” sahut Haeri dari dapur.

Mengambil inisiatif, Haeri menghampiri Aileen.

“Cantik.” gumamnya.

“M-makasih..”

Haeri mengulurkan tangannya, “Nama gue Haeri, salam kenal ya..”

“Aku Aileen, kak. Salam kenal juga..”

“Bah Aileen sama Haeri mah bagaikan batu dan kapas!” teriak Jaemin sambil main game.

“Bacot!”

“Yuk kenalan sama yang lain.” ajak Jisung.

Renjun menghampiri Aileen.

“Hai Aileen! Gue Renjun.”

“Hai juga—”

“Dia lebih tua dari kita.” potong Jisung.

“Mau jadi calon suami yang baik ceritanya!!” ledek Jeno.

“Sok iye lu bocah!” teriak Chenle.

“Lu juga bocah, bego.” cibir Haechan.

“Hai juga, Kak Renjun..” sapa Aileen lembut.

Jisung sambil menunjuk, “Yang lagi main PS berdua, itu kak Jeno sama kak Jaemin. Yang lagi nyemil kuaci itu Haechan. Mereka bertiga kembarannya kak Haeri.”

“Kak haeri.. yang ini?” tanya Aileen.

“Iya, kembar gak mirip emang.” ucap Haeri mengakui.

“Yang terakhir, Chenle. Tua setahun doang diatas kita.”

“Yo! Panggil gue nama aja gosah pake kak kak-an.”

“Panggil anjing juga boleh.” iseng Haechan.

“Bang—”

“—UDAH! Haechan Chenle bantuin gue sini masak.” ucap Haeri.

“Ah elah!!”

• TOO YOUNG •

Jisung dan Aileen duduk di salah satu sofa. Sesuai perkataan Jisung, ia memijiti Aileen dengan hati-hati.

“Masih sakit?” tanya Jisung.

“Mendingan kok.. hehe enak dipijitin kamu.”

“Yaudah aku pijitin sampe makanannya selesai.”

“Gak gitu juga Jisunggg, kamu capek nanti.”

“Gak seberapa kok.”

“Sung, ini badan aku yang kekecilan atau tangan kamu yang kebesaran ya?”

“Tangan aku yang kebesaran.” jawab Jisung sambil nyengir.

“Enak hangat hehe..”

“Sini yuk makan!” teriak Haeri.

Mereka semua menghampiri meja makan.

“Ini sih beneran pesta.” gumam Chenle.

“Banyak banget makanannya, kak.”

“Iya dong! Kan pesta.”

“Iyalah! Orang pagi-pagi ke pasar keranjang bahan-bahan masakannya aja sampe tiga.” eluh Haechan.

“Ngeluh mulu, awas makin dekil.” ledek Jaemin.

“Hush! Udah ayo makan.” ucap Renjun.

Merekapun makan dengan lahap sambil sedikit-sedikit berbicara.

“Terus papa mama lo gimana sung?” tanya Jeno penasaran.

“Ya, gue diusir dari rumah.” jawab Jisung dengan santainya.

Semua sempat terdiam. Namun melihat cara menjawab Jisung, mereka yakin Jisung tidak terlalu ambil pusing.

“Eh sung. Lo kerja di perusahaan Hyunjin aja.” Haeri melontarkan idenya.

“Eh! Boleh tuh kak!”

“Kebetulan dia lagi perlu direktur. Kemaren direktur yang lama ngundurin diri katanya mau program hamil.”

“Busyed pertama kali kerja langsung jadi direktur.”

“Iya kak, gue kan masih pertama kali kerja, yakin lo mau jadiin gue direktur?”

“Gue tau kapasitas otak lo sung.” jawab Haeri yakin dengan anggukan.

“Makasih banyak ya k—”

“Tapi sung, sekolah lo gimana?”

“Gue keluar dari sekolah aja kak.”

“Hah tolol?”

TOO YOUNGWhere stories live. Discover now