I love u

1.1K 69 2
                                    

Chapter 01: I love u

◆◆◆

Musim dingin telah usai, Heejin dan Jimin pergi untuk makan bersama dirumah lelaki itu untuk pertama kalinya.

Jujur saja, Heejin sangat takut jika mereka-keluarga Jimin- tidak suka padanya.

Selama 7 tahun menjalin kasih, Jimin tidak pernah mengajak Heejin kerumahnya, karena selama ini dia tinggal sendiri di apartment.
Selama ini, Heejin tidak pernah memperkenalkan diri secara langsung sebagai kekasih Jimin jika bertemu dengan kedua orangtuanya saat di kantor. Jimin juga tidak pernah memperkenalkannya sebagai gadisnya, jadi Heejin tidak pernah berani untuk buka suara.

Sampai hari ini tiba, Jimin tiba-tiba datang pada Heejin dan mengajaknya untuk makan malam bersama orangtuanya di rumah mereka.

Bohong jika Heejin tidak kaget, ia bahkan sempat mencengkram lengan lelaki itu karena saking terkejutnya dengan ketiba-tibaan ini.

Saat Heejin bertanya ada apa, dia menjawab dengan tenang.

"Hubungan kita suduh cukup lama, dan aku ingin mereka tahu bahwa kau adalah orang yang tepat," ucapnya sembari menunjukkan senyum yang kelewat manis.

"Apakah kau takut? Tanganmu sangat dingin," ucap Jimin, sembari menggenggam erat tangan Heejin.

Heejin menarik napas kemudian mengangguk sembari merapatkan diri pada Jimin.

Lelaki itu tersenyum kemudian genggaman mereka ia lepaskan untuk beralih pada pinggang Heejin dan merangkulnya.

"Jangan takut, aku ada disini," ujarnya sambil mengelus pundak Heejin dengan lembut.

Heejin menghela kemudian mengangguk sembari menunjukkan senyum untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja.

Kemudian Jimin kembali menggenggam tangan Heejin, dan mereka pun masuk ke rumah orangtua Jimin dan langsung disambut hangat oleh pelayan di rumah ini.

"Dimana Ayah dan Ibu?" Jimin bertanya kepada salah satu pelayan yang tadi menyambut mereka di pintu depan.

"Mereka ada di ruang makan, sedang menunggu Tuan muda datang."

Jimin mengangguk, kemudian kembali melanjutkan langkahnya bersama Heejin masih dengan tangan yang saling menggenggam.
Dan langkah mereka berhenti didepan meja makan, dihadapan semua orang yang duduk disana. Dan semua mata kini tertuju pada mereka. Tidak. Bukan mereka, melainkan hanya tertuju pada Heejin dan pada tangan Jimin yang menggenggem tangannya dengan erat.
Di meja makan ada kedua orangtua Jimin, Jaemin dan Jeno yang merupakan adik dari Jimin.

"Jim? Untuk apa membawa sekretarismu, ini makan malam keluarga, bukan pekerjaan." Ibu Jimin memandang heran pada anaknya, lalu tatapannya turun kepada tangan mereka yang saling menggenggam. "Tunggu...Jim? Apa dia perempuan yang kau maksud, nak?"

Jimin mengangguk sambil tersenyum, kemudian membawa Heejin mendekat pada mereka.

Jaemin dan Jeno tersenyum pada Heejin, dan ia membalas senyum mereka dengan ramah. Sebenarnya mereka sudah tahu hubungan Heejin dan Jimin, karena sering kali mereka ke apartment Jimin saat Heejin juga sedang berada disana.

"Iya, Bu. Dia kekasihku."

"Sejak kapan?" tanya Ibu Jimin dengan nada tidak suka. Membuat Heejin refleks mengeratkan genggaman tangannya dengan Jimin.
Jimin menyadari ketakutan Heejin, kemudian tangan satunya bergerak mengelus tangan gadis itu yang ia genggam.

"Sejak jaman kuliah, Bu," jawab Jimin tenang.

"Selama itu?" tanya Ibu Jimin tidak percaya, "Kenapa tidak pernah bilang? "

Thank you •Pjm ✔Where stories live. Discover now