Hate

448 53 10
                                    

Chapter 07: Hate

◆◆◆

Heejin menatap kedepan dengan pandangan kosong. Kakinya melangkah mundur dengan gontai dan hampir saja dia terjatuh jika Taehyung tidak menahannya.

Di depan matanya kini, diranjang rumah sakit, Keluarganya sedang menangisi sang Ayah yang terpejam dengan damai diranjang rumah sakit.

Benar, tadi saat di jalan pulang ke rumah, Sojin kembali mengabarinya agar langsung kerumah sakit saja. Dan disinilah Heejin sekarang. Melihat pemandangan yang sangat tidak ia harapkan.

Heejin masih blank dia tidak percaya ini semua.

"Heejin-ah." Taehyung memanggil, namun Heejin itu tetap diam, gadis itu shock berat.

Sojin yang merasa ada seseorang didepan pintu pun menoleh, dan mendapati Heejin yang sudah datang, terdiam kaku didepan pintu dipegangi oleh Kim Taehyung dibelakangnya.

Sojin menghapus air matanya lalu melangkah menghampiri Heejin, dan menarik lengan gadis itu agar mengikutinya untuk melihat Sang Ayah. Membuat pegangan tangan Taehyung dibahunya terlepas.

Pria itu mundur kemudian menutup pintu, dan memutuskan untuk menunggu diluar.

-Ahn Heejin

Sebenarnya ini tidak bisa diterima oleh akal sehatku begitu saja. Melihat Ayah yang terbaring kaku dengan seluruh badan ditukupi kain putih sampai bagian kepala, Ibu dan Kak Sojin yang menangis sejadi-jadinya dan Yeonjun yang tersandar di tembok rumah sakit dengan menundukkan kepala.

Aku ikut menangis setelah terdiam beberapa saat, untuk mencerna apa yang terjadi dihadapanku sekarang.

Ayah kami sudah tiada.

Rasanya hatiku hancur, lebih hancur daripada kepergian Jimin. Sudah hancur kemudian tambah hancur melihat kepergian Ayah.

Aku bahkan tidak sempat ada disisinya untuk yang terakhir kali. Kenapa semuanya sangat tiba-tiba? Padahal kemarin kami baik-baik saja, hidupku baik-baik saja, orang yang ada disekitarku baik-baik saja dan malahn berbahagia.

Tapi kenapa sekarang semuanya berubah? Berubah dalam sekejap mata, menyisakan pilu dan lara.

Semesta sedang menghukumku 'kah? Atas dasar apa? Apa yang telah aku perbuat sampai kau begitu marah dan mengambil orang-orang yang aku kasihi?

Aku meringsut, menangis sejadi-jadinya dengan Kak Sojin yang menahan bahuku dan memelukku dari belakang.

Yeonjun memeluk Ibu yang jelas terlihat rapuh melebihi kami.

Hari ini, kami kehilangan sosok Ayah yang sangat berjasa hanya karena sepucuk surat dari Park Jimin.

***

Sebulan telah berlalu dari kejadian penuh pilu, dan aku memutuskan untuk menetap di Daegu tanpa berniat kembali ke Seoul sampai kapanpun.

Memutuskan untuk tidak lagi peduli dengan Jimin dan Alasan dibalik keputusannya membatalkan pernihakan kami. Aku sudah tidak peduli.

Sejak hari itu, sejak Ayah meninggal karena membaca surat bodoh itu, aku memutuskan untuk tidak lagi peduli apapun tentang pria itu.

Berada dikampung halaman jauh lebih baik, bersama keluargaku rasanya semua beban menjadi lebih ringan dari yang aku bayangkan. Maka dari itu aku memutuskan untuk menetap saja disini, memulai kehidupan baru, mencari pekerjaan baru dikota dan aku bersyukur karena aku adalah Sarjana dengan nilai yang cukup sempurna, membuatku diterima disebuah perusahaan walaupun menjadi pegawai biasa.

Thank you •Pjm ✔Where stories live. Discover now