Disappear

412 55 4
                                    

Chapter 14: disappear

◆◆◆

Now playing:
Lonely - Jonghyun (ft. Taeyeon)

}{


-Ahn Heejin

Aku bingung.

Serius. Aku benar-benar bingung sekarang apa yang sedang terjadi. Aku tidak mengingat apapun sebelum berada disini. Kenapa aku bisa berada disini? Di tempat yang terasa sangat tidak asing. Sebuah rumah, namun aku tidak mengenali ini rumah siapa, namun anehnya aku merasa tidak asing. Ada apa denganku sebenarnya?

"Heejin-ah."

Aku terkesiap, langsung berbalik menghadap sumber suara yang tadi memanggilku.

Disana, didepanku saat ini. Jimin berdiri tepat dihadapanku, melempar senyum lembutnya.

Aku mengerjapkan mata, menggelengkan kepala sampai menepuk pipiku sendiri berulang kali. Kenapa Jimin bisa ada disini? Apa yang membuat kami bisa bertemu begini? Astaga sungguh aku tidak mengingat apapun.

Jimin mendekat, dan kakiku tidak bisa bergerak untuk sekedar ingin menghindar. Langkahku kaku, sampai Jimin kini menipiskan jaraknya denganku. Dia memelukku erat dengan tiba-tiba.

"Aku sangat merindukanmu," ucapnya disaat masih memelukku dengan erat.

"J-jim..." aku hampir tidak bisa bernapas saking terkejutnya.

Dia melepaskan pelukannya, mengkesampingkan anak rambut yang menutupi wajahku sambil tersenyum lembut.

"Kau sudah membaca suratku hari ini?" Tanyanya.

Aku mengerjap. Bagaimana bisa Jimin tahu?

"Aku menebaknya." Dia kembali bersuara, seakan tahu apa yang sedang aku pikirkan, masih dengan senyum yang mengembang, "Kau tidak menolak pelukanku tadi, berarti kau sudah membacanya," ujarnya.

"Kenapa kau berasumsi begitu? " Tanyaku heran.

Dia terkekeh kecil, "tidak tahu. Aku hanya punya firasat begitu," dia kembali menatapku, "jadi bagaimana dengan suratnya?"

Aku mengernyit, kemudian terkekeh sinis, " 'aku minta maaf' 'itu semua adalah kesalahanku' 'terimakasih untukmu' itu kalimat yang selalu kau katakan didalam surat, meski aku tidak membukanya tapi aku sudah tahu isi pesannya hanya sebatas itu," ujarku, membuatnya malah terkekeh sampai matanya menghilang.

"Kau tahu Heejin, kita berdua terperangkap dalam kesalah pahaman yang aku pikir akan segera selesai. Aku sudah sangat kesepian tanpa hadirmu selama ini, rasanya untuk bernapas pun terasa sulit."

"Kau terlalu berlebihan," cibirku saat mendengat kalimat manis yang dilontarkannya.

"Jim," panggilku kemudian.

Jimin menatapku, menunggu apa yang ingin aku katakan.

Aku menghela napas pelan sebelum berucap, "kenapa kau tidak memberi tahu kebenarannya lebih awal?" Tanyaku kini dengan nada bergetar.

Jimin tersenyum, "sudah aku katakan didalam surat yang kau baca hari ini. Aku tidak ingin membuatmu merelakanku dengan rasa sakit karena mengalah, itu akan terasa lebih lama, beda jika kau merelakanku karena rasa bencimu padaku, itu akan lebih mudah untuk kau melupakanku," ucapnya, kini tangannya mengambil tanganku, "saat melihatmu aku selalu mengkhawatirkanmu secara berlebihan. Maafkan aku. Itu karena aku terlalu mencintaimu bahkan hingga detik ini, tidak ada yang berubah."

Thank you •Pjm ✔Where stories live. Discover now