Don't distrub

456 58 13
                                    

Merenggangkan otot-otot lehernya, Jimin keluar dari mobil dan melangkah masuk kedalam restoran tempatnya membuat Janji dengan Mina.
Jimin tidak punya pilihan lain selain menghubungi gadis Jepang tersebut, mengingat Mina cukup dekat dengan Heejin apalagi sekarang gadis itu tinggal di Korea untuk meneruskan bisnis keluarganya disini. Jimin juga mendengar beberapa kali Mina ke Daegu untuk bertemu teman yang tak lain adalah Heejin. Membuat Jimin jadi ingin meminta bantuan gadis itu sekarang untuk membantunya bertemu kembali dengan Heejin.

Sebenarnya Jimin sudah ke Daegu seminggu yang lalu,  dia mendatangi rumah Heejin tapi dia malah menerima fakta jika Heejin sudah tidak tinggal disana, dan keluarga Heejin ngotot tidak mau memberitahu Jimin sekeras apapun laki-laki itu berusaha. Terlebih Yeonjun yang sangat keras menantangnya.
Bahkan baru pertama Jimin datang, dia sudah dihadiahi pukulan dirahangnya.
Jimin maklum, dia sudah memprediksi dia akan kena pukul karena telah berani menampakkan diri lagi.

Laki-laki itu menelpon, bertanya dimana posisi gadis itu.

"Lantai 2, dekat jendela bagian barat."

Setelah itu Jimin langsung memutuskan sambungan dan melangkah menuju posisi yang Mina sebutkan.

Saat Jimin sampai, Mina langsung nemasang wajah masamnya.

"Intinya saja, Park Jimin-ssi." Mina berucap, Jimin bahkan belum duduk.

Laki-laki itu tersenyum kecil, lalu duduk  di kursi sebrang Mina.

"Kau masih saling contact dengan Heejin 'kan?"

Mina tidak langsung menjawab, dia memperhatikan raut wajah Jimin lama.

"Untuk apa?"

"Apa?"

"Untuk apa menghubungi Heejin lagi?"

Kini Jimin dibuat terdiam.

"Aku dengar kau sudah menikah dengan perempuan bernama Rose itu." Mina berucap dengan sarkastik, sambil menyeruput minumannya.

Perkataan Mina tak bisa menyembunyikan raut wajah terkejut Jimin. Mata sipit laki-laki itu membola.

"Jangan bilang Heejin mengetahui hal yang sama?"

Mina terkekeh sinis, "Itu faktanya, bukan?" Mina agak mencondongkan tubuhnya kedepan, "Bahkan dia sendiri yang melihat kalian bermesraan didepan rumah itu." ucap Mina, sengaja menekan kata 'itu'

Jimin menggeleng tak percaya,
"Heejin ke Seoul? Kapan?"

"Satu tahun yang lalu, mungkin?" Mina menyandarkan punggungnya pada kursi.
"Ya! Jimin-ah, kau ini tidak tahu malu, ya?"

Jimin menghela napas gusar
"Aku hanya ingin bertemu dengannya."

"Untuk menambah rasa sakitnya?" Mina kembali menegakkan duduknya, "Jangan ganggu Heejin lagi, kumohon. Dia sudah lebih baik sekarang."

"Aku ingin meminta maaf."

Perkataan Jimin sukses membuat tawa Mina pecah.

"Minta maaf katamu? Kemana saja selama ini?" Mina sudah tidak tahan lagi, dia kini berdiri, bersiap beranjak dari sini.

"Mina-ssi--"

"Stop! Park Jimin, aku tidak ingin mendengar alasanmu lagi. Kau brengsek, berjanji menikahi Heejin tapi malah menikahi orang lain." Mina mengambil tasnya, "Aku permisi."

Jimin memejamkan matanya, mengusir rasa kesal yang ada. Kemudian dia berbalik, menatap punggung Mina yang sudah beranjak pergi. Tapi sebelum gadis itu melangkah lebih jauh, buru-buru Jimin mengatakan kalimat dengan nada suara meninggi dan sukses membuat langkah Mina terhenti.

Thank you •Pjm ✔Where stories live. Discover now