letter

397 58 6
                                    

Chapter 13: letter

◆◆◆

Now playing:
Heize - Can you see my heart (Hotel del luna ost)

¤¤¤


Heejin merasa ada yang aneh sekarang dengan hatinya.

Kenapa dia masih saja menunggu Jimin, padahal hari sudah larut malam. Mustahil pemuda itu akan datang seperti yang Ia harapkan.

Heejin pikir, Jimin benar-benar serius ingin menceritakan semuanya, menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi jika Heejin sudah mau ingin bertemu. Heejin pikir keputusannya untuk bertemu lelaki itu adalah benar, tapi nyatanya Jimin malah tidak datang.

Namun walaupun begitu, anehnya Heejin tidak bisa berhenti untuk menunggu. Heejin masih setia duduk di sofa ruang tamunya, sambil memegang ponsel dan memeriksanya berulang kali jika ada panggilan atau pun pesan balasan dari lelaki itu. Karena pesannya sedari tadi hanya dibaca.

Di luar sedang hujan deras. Apa karena itu Jimin tidak datang? Tapi jika memang begitu, setidaknya dia memberi kabar jika tidak akan datang. Atau karena Jimin sudah berubah pikiran karena sudah lelah menunggu, hingga akhirnya Ia sudah tidak memperdulikan lagi jika Heejin mau bertemu atau tidak?
Heejin juga berpikir kenapa dia begitu bodoh mau saja menunggu seperti ini. Namun hatinya tidak bisa berbohong jika sedari tadi tidak tenang, dan bersikeras untuk menunggu lelaki itu.

Setelah sekian lama menunggu di ruang tamu, akhirnya Heejin memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya, berusaha untuk tidur namun sama sekali tidak bisa. Akhirnya dia kembali mendudukan diri dikasur, kemudian pandangannya tanpa sengaja mengarah pada kotak besar yang ada disamping lemari.

Kotak yang berisi barang serta surat pemberian Jimin beberapa bulan terakhir setelah pertemuan mereka pada malam itu tanpa disengaja.

Heejin diam sebentar, sebelum dia beranjak dari kasurnya menuju kotak itu. Ia melihat isinya, banyak bucket bunga yang sudah layu bahkan ada yang sudah kering. Boneka-boneka kecil yang lucu dan juga coklat-coklat yang masih terbungkus rapi.

Tangan Heejin bergerak menyingkirkan barang-barang itu untuk mengambil surat-surat yang menumpuk dibagian bawah. Entah berapa banyak. Jimin hampir mengiriminya semua ini setiap hari selama beberapa bulan terakhir.  Ia membawa surat-surat itu menuju tempat tidurnya, Ia letakkan tumpukan surat itu diatas kasur sementara Ia duduk disampingnya.

Tangan Heejin mulai membuka amplop surat itu dan membacanya satu persatu.

Hari ke-13, setelah kejadian tak terduga malam itu, aku bertemu denganmu lagi setelah satu tahun lebih lamanya. Aku kembali mengirimimu sesuatu dan juga surat ini. Entah dibaca atau tidak.  Tapi aku yakin kau tidak akan membacanya karena masih marah.

Tapi, jika kau membaca surat ini, aku ingin mengatakan jika selama ini walau kita berjarak, namun hatiku masih berada didekatmu, aku masih sangat mencintaimu bahkan sampai detik ini dan seterusnya sampai waktu berhenti.

Heejin menahan napasnya sesaat setelah membaca surat pertama yang Ia buka secara acak. Ada getaran tak terduga setelah membacanya. Entah kenapa hati Heejin mulai tergerak, dan bahkan ingin membaca lebih banyak.

Tak ingin berhenti pada satu surat saja, Heejin kembali membuka surat yang lain dan mulai membacanya lagi.

Hari ke-30 setelah kejadian tak terduga malam itu. Maaf aku tidak bisa berhenti mengirimimu seperti ini selama satu bulan penuh. Untuk kesekian, aku juga minta maaf atas semua yang aku lakukan padamu.

Thank you •Pjm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang