Feeling bad.

469 53 8
                                    


Chapter 05: Feeling bad

◆◆◆

-Ahn Heejin

Tidak ada satu anak pun yang tega melihat Sang Ayah sedang terbaring lemah dikasur rumah sakit kan?

Sama halnya denganku sekarang. Rasanya ingin menangis, melihat Ayah yang baru saja di suntik obat penahan rasa sakit yang berefek samping kantuk itu, dan sekarang Ayah sedang tertidur.

Hari ini adalah hari ke-3 aku berada di Daegu. Dan selama 3 hari ini aku tidak pernah lagi menelpon Jimin, begitupun sebaliknya. Terakhir pada malam itu, malam saat dimana aku baru sampai.

Aku yang sibuk dengan urusan keluarga, dan mungkin dia juga sibuk dengan pekerjaannya, membuat kami tidak ada waktu bahkan hanya untuk menelpon.
Tapi walaupun begitu kami tetap berkirim pesan walau hanya dimalam hari pada saat ingin tidur, itu pun hanya terbalas beberapa kali lalu entah aku ataupun dia yang pergi tidur lebih dulu.

Aku tidak mencurigai apapun, sungguhan. Aku tidak berpikir terlalu banyak, karena aku pulang untuk Ayah.

"Heejin-ah, pulang lah, hari ini biar aku yang menjaga Ayah."

Suara seseorang yang terdengar setelah bunyi gesekan pintu membuatku menoleh.

Ah, dia Kakakku. Belum pernah ku ceritakan detailnya keluargaku, ya?

Aku mempunyai keluarga yang sederhana, walaupun begitu aku sangat bersyukur karena keluarga ini utuh dan hangat. Kedua orangtuaku masih ada, dan aku adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Kemarin yang menjemput di stasiun adalag adikku yang tahun ini genap 21 tahun, Ahn Yeonjun.
Sementara yang baru saja berbicara padaku adalah Kakakku, Ahn Sojin. Tahun ini dia memasuki umur kepala tiga tapi masih tidak ada niatan menikah. Sementara aku sudah dilamar, dan itu membuatku harus memberinya hadiah karena aku melangkahinya.

Karena anak tertua, dia bekerja dengan giat sekali dan mendapatkan pekerjaan dengan gaji lumayan besar di salah satu butik walau hanya dengan ijazah SMA.
Aku yang bekerja di Seoul pun tidak lupa dengan kewajibanku yang rutin mengirim uang untuk keluargaku yang memang dikarenakan Ayah dan Ibu sudah tua dan tidak bisa lagi berkebun, membuat aku dan Kak Sojin selaku anak yang sudah bekerja menjadi tulang punggung keluarga ini.
Dan kami berdua bertekat bulat untuk membiayai Kuliah Yeonjun untuk masa depannya yang lebih baik.

Aku mengangguk pelan, kemudian kembali menatap Ayah sebentar sebelum benar-benar beranjak dan pergi dari rumah sakit.

Jarak rumah sakit dengan rumahku lumayan jauh, karena rumahku yang berada di desa.

Saat aku berjalan ingin menuju jalan untuk menghentikan sebuah Taksi, tiba-tiba seseorang tidak sengaja menabrak bahuku, aku meringis kecil dan menatap orang dengan kacamata itu dengan sedikit kesal karena dia tidak berhati-hati.

"Astaga maafkan aku--" perkataannya tiba-tiba berhenti. Dan anehnya dia malah menatapku dengan ekspresi kaget, "Ahn Heejin?"

Aku mengernyit, bagaimana bisa dia tahu namaku?

"Kau tahu aku?" tanyaku dengan menunjuk diriku sendiri.

Dia tertawa kecil, kemudian setelah itu dia melepaskan kacamatanya, membuat aku langsung mengenali siapa dia.

"Masih tidak kenal?"

Mulutku tanpa sadar terbuka

"Kim Taehyung?"



***

"Lama tidak bertemu Kim Taehyung-ssi."

Thank you •Pjm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang