Pesan Sang Mantan

214 14 0
                                    


Happy Reading jangan lupa tinggalkan jejak.

"Zar, punya foto kegiatan kemarin gak," ucap Rey yang masih sibuk menatap layar komputer.

"Enggak, buat apa emang?" tanya Nazar yang masih asil bermain game di gawainya.

"Buat dicuciin, biar tak pasang di mading," sahut Rey.

"Jangan lupa pakai molto, biar wangi," sahut Nazar dengan asal.

"Dasar anak kampret," cibid Rey.

"Bercanda Pak Ketos, mungkin Satria punya ya, kan, Sat?" tanya Nazar melirik ke arah Satria yang sibuk dengan kertas-kertasnya.

"Kamu punya Sat, gak ngomong dari tadi," ujar Rey yang langsung mendapat anggukan dari Satria.

"Kamu, gak nanya kok. Ya udah nih cari sendiri, aku mau ke masjid dulu anak-anak rohis udah nungguin," sahut Satria memberikan gawainya dan segera pergi.

Rey, membuka gawai Satria langsung mencari di galeri karena memang tidak dikunci, Satria sangat pelupa jadi tidak mau ngambil risiko kalau lupa kata sandi, pin atau pola.

Saat sedang menscrool mencari foto tiba-tiba netra Rey terbelalak melihat sebuah foto Satria bersama seorang gadis, ya gadis yang sangat dia kenal 'Aurum' batin Rey, di gambar itu mereka tampak dekat Aurum menyandarkan kepalanya pada pundak Satria dengan gaya konyolnya, dan yang membuat Rey lebih terkejut Satria juga tersenyum lebar.

Di dalam gambar itu Aurum tidak memakai kerudung bahkan bagron foto itu berada di sebuah kamar.

"Sedekat apa mereka? Bahkan selama sembilan bulan kita pacaran aku tidak pernah melihat Aurum melepas kerudungnya," gerutu Rey.

Aurum memang selalu memakai kerudungnya ketika keluar rumah, bahkan saat Rey main ke rumahnya Aurum tetap memakai kerudungnya. 'Aurum kalau seorang wanita yang sudah aqil baligh memperlihatkan auratnya walaupun hanya sehelai rambut akan mengantarkan ayahnya tujuh langkah ke neraka dan tidak akan pernah mencium bau harumnya surga' itulah pesan Adi untuk putrinya.

Karena rasa penasaran akhirnya Rey membuka aplikasi whattsap dan benar ternyata ada notifikasi pesan yang paling atas dengan tulisan, 'Adek Sayang' Rey penasaran langsung melihat profil ternyata benar, itu foto Aurum dan hati Rey terasa sesak membaca pesan-pesan itu bahkan Aurum memanggil Satria dengan sebutan 'Abang' akhirnya Rey menyalin nomor whatsap Aurum.

'Minta nomornya Aurum, ya Sat.'

Hari menjelang sore Aurum, sedang berada diruang tv dengan memainkan gawainya.

Tok, tok!

"Assalamu'alaikum." Aurum berlari membuka pintu.

"Waalaikumsalam." Aurum memutar kunci dan membuka pintu, dilihatnya ayah dan ibu dengan seorang pria muda.

Mereka semua masuk dan duduk di ruang tamu sedangkan Nila langsung ke kamarnya untuk bersih-bersih.

"Aurum, bikinin kopi untuk tamunya," ucap Adi yang melihat putrinya berjalan ke ruang televisi.

"Ayah kan, Aurum gak-- "

"Bikinin kopi, sekarang," potong Adi.

Sebelum Aurum mengeluarkan argumentasinya.
Dengan wajah kesal ia ke dapur mengambil gelas, dan langsung menyendokkan kopi namun saat ingin menambahkan gula, dirinya ragu.

'Ini gulanya yang mana yang ini atau yang itu.' Aurum melihat toples yang ada ia dengan butiran putih halus yang sama.

Akhirnya ia membawa nampan dan langsung menyodorkan gelas kopi di atas meja. Sang tamu pun tersenyum ramah kepada Aurum.

Masa RemajaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora