Cemburu

225 16 0
                                    

Maaf lama up 🙏🙏 happy reading🍂

"Udah berani membantah, aku," ucap Ilyas.

"Maaf, tapi badan Aurum, tuh udah bau banget. Terus rambut juga udah lengket. Tapi, tadi dibantu ibu kok, Au gak nyiramin airnya langsung," tutur Aurum.

Tanpa menjawab Ilyas, langsung meninggalkannya.

Ilyas, begitu khawatir akan keadaan wanita itu. Kondisi Aurum, berbeda dengan dirinya. Bekas operasi padanya sudah mulai mengering tapi tidak pada Aurum. Dia memiliki kelainan pada kulitnya yang sulit untuk mengering jika terkena luka. Jangankan luka lebam saja sangat sulit untuk hilang.

Laki-laki itu begitu kesal melihat rambut Aurum, yang masih tergerai basah sejak pertama datang.

Mencoba menahan amarahnya saat masih ada Adi, di sana. Namun, amarahnya langsung meluluh ketika mendengar penjelasannya tetapi, tetap saja masih ada rasa dongkol.

Ilyas, segera mengganti pakaiannya mengenakan kaus tanpa kerah berwarna hitam dan celana selutut berwarna cream.
Kini Aurum, Adi dan Nila sudah berada di ruang makan. Tinggal menunggu Ilyas.

"Aurum, kalau makan rambutnya diiket dong," ucap Adi.

"Iya, Yah, lupa biar aku ambil ke kamar dulu ya," ucap Aurum mulai, beranjak.

"Tidak perlu," ucap Ilyas, langsung mencepol rambut gadis itu.

Lalu mereka duduk dan mulai sarapan bersama. Setelah itu Adi dan Nila pamit untuk bekerja. Ilyas, tidak bekerja dengan alibi tidak ada yang menjaga Aurum, di rumah.

Kini Ilyas, sedang sibuk dengan laptopnya begitu juga Aurum, dia sedang sibuk dengan komiknya lalu beralih kepada ponselnya. Membuka aplikasi berwarna hijau, tempat chat ta apalagi kalau bukan whattsap.
Membuka notifiksi pesan dari beberapa orang salah satunya pesan dari Reynald yang menyepam.

[Assalamu'alaikum, Aurum. Apa kabar? Aku harap kamu baik-baik aja]

[Kamu, masih marah ya? Maaf]

[Ya udah gak papa kalau kamu gak bales]

[Jangan lupa jaga kesehatan ya. Jangan lupa makan teratur terus satu lagi jangan keseringan makan mie instan dan seblak terus inget jangan makan pedes perut kamu itu sensitif.]

[Rum]

Aurum, menscrool pesan dari Reynald. Lalu mulai membalasnya.

[Waala'ikum salam, alhamdullillah baik]

Tidak lama centang biru langsung tertera di layar ponselnya.

[Aku, seneng kamu mau balas chatku lagi. Kita masih bisa sahabatankan]

Ilyas, memperhatikan raut wajah wanita di sebrangnya itu. Tidak lama netra kedua insan itu bersiborok.

"Lagi ngapain kamu?" tanya Ilyas.

"Udah gak ngambek lagi," cibir Aurum.

"Kalau ditanya itu jawab!"

"Iya, aku lagi chatan. Terus mana jawaban buat aku," ucap Aurum.

"Siapa yang ngambek coba. Mas, itu cuman gak mau kamu bantah ucapan Mas. Itu semua demi kebaikan kamu," jawab Ilyas.

"Maaf," ujar Aurum.

Ilyas, segera mendekati Aurum. Meraih ponselnya dan membaca semua pesan.

"Siapa, Rey?" tanya Ilyas.

"Teman," jawab Aurum.

"Yakin?"

Aurum, mencoba menimang-nimang jawabannya.

"Mantan pacarku," ujar Aurum.

Masa RemajaWhere stories live. Discover now