Semakin Dekat?

292 14 0
                                    


Adi dan Nila, memasuki rumah berjalan menuju meja makan untuk menaruh kotak martabak yang tadi dibelinya saat di perjalan.

Mereka tersenyum bahagia melihat Aurum dan Ilyas telah berbaikan.

Aurum dan Ilyas, secara bersamaan terbangun. Mereka tersipu malu karena tertangkap basah oleh Adi.

Aurum, mencium bau keju dan kacang langsung beranjak dan menghampiri ayahnya.

"Aurum, mau," ucap Aurum langsung mengambil potongan martabak itu.

Tidak lama Ilyas pun ikut bergabung, setelah memakan beberapa potong martabak ia pergi ke kamarnya dengan diikuti Ilyas.

Aurum, telah membaringkan diri di tempat tidur dan segera menyelimuti dirinya.

"Aurum, kamu belum pakai ini," ucap Ilyas menunjukkan sebuah kotak kecil.

Kotak itu adalah sebuah salep untuk lukanya.

"Oh, iya." Aurum segera melepaskan selimut yang melilit di tubuhnya.

Aurum, hanya memegang salep itu biasanya ibunya yang memakaikannya namun sekarang sepertinya Nila, telah tertidur.

"Biar kubantu," ucap Ilyas mengambil salep itu dari tangan Aurum.

Aurum, menggeleng menundukkan kepalanya malu.

"Jangan malu begitu kitakan, sudah suami istri," sahut Ilyas.

Aurum, memejamkan netranya saat Ilyas mengangkat piyamanya secara perlahan kemudia jari-jari itu menyentuh perut ramping Aurum.

Laki-laki itu mengoleskan salep secara perlahan, deru napas yang memburu menahan semua gelora di dalam dada. Menahan sang tangan untuk berbuat lebih, satu prinsipnya jangan pernah merusak masa remaja gadisnya itu. Gadis itu harus melalui masa remaja seperti yang lainnya, walau dengan status yang berbeda.

Setelah selesai Ilyas, langsung menjauhkan tangannya dari tubuh gadis itu dan merapikan kembali piyamanya.

'Sabar Ilyas, tunggu hanya beberapa tahun saja. Aurum, akan menjadi miliknya seutuhnya, disepanjang hidupmu.' Ilyas membenarkan kembali selimut di tubuh Aurum.

"Jangan lupa baca doa dulu sebelum tidur," ucap Ilyas sembari membaringkan tubuhnya di samping wanita itu.

Aurum, mengangguk segera menengadahkan kedua tangannya untuk berdoa dan kemudian mengusapkan telapak tangannya kepada wajahnya.
Sebelum tidur seorang wanita di haruskan membaca ayat kursi, lalu surah al- ikhlas, dan meniupkan pada kedua telapak tangan lalu mengusapkannya pada seluruh tubuh. Untuk melindunginya dari segala gangguan. Dengan membaca ayat kursi sebelum tidur Allah Swt. Mengirimkan kedua malaikat untuk menjaganya hingga terbangun esok pagi.

Aurum, memalingkan tubuhnya memunggungi Ilyas. Sebenarnya ia, tidak terbiasa dengan suasana seperti ini. Namun, mau bagaimana lagi Ilyas, telah sah sebagai suaminya.

Kecanggungan begitu terasa saat kedua insan itu tidak saling bicara. Hanya suara dentingan jarum jam yang terdengar, deru napas yang mulai teratur mengikuti alunan jarum jam.

Aurum, memejamkan matanya deru napas naik turun secara teratur terlihat jelas di belakang punggunya. Ilyas mendekatkan wajahnya untuk melihat wajah gadis itu, ternyata benar dugaannya Aurum, telah masuk ke alam mimpinya.

Ilyas, memegangi perutnya terasa sedikit ngilu, mungkin karena terlalu banyak gerak. Laki-laki itu segera turun dari tempat tidur, mendekat ke arah nakas membuka tas dan merogohnya, mengambil botol kecil berisi beberapa pil. Tangan kanannya mengambil gelas di pinggir nakas itu dan tangan kiri memasukkan obat ke dalam mulutnya.

Masa RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang