06; problem

12.1K 679 54
                                    

Jungkook berjalan kesal di sepanjang trotoar mengingat kejadian yang baru saja membuatnya hampir gila karna ulah kakaknya lagi-lagi.

Jungkook memasuki suatu cafe mendudukkan bokongnya rapi ke kursi yang dipilihnya, nyaman setidaknya tanpa taehyung disini.

Jungkook membuka buku menu memilih makanan untuk memanjakan perut laparnya disini, sedang asik memilih makanan tamu tak di undang datang dengan sendirinya yeah park jimin.

" Hai manis " Jimin mendudukkan dirinya di kursi tepat di depan jungkook, sadar jika yang disapa hanya diam pura-pura tidak tau.

Merasa di abaikan jimin mengambil buku menu yang sedang di pegang jungkook, sialan memang.

" Apa " Jawabnya cuek mengabaikan keberadaan jimin di depannya.

" Semakin berbeda saja kau jung, biasanya tidak seperti ini " Jungkook menyandarkan dirinya ke kursi melipat kedua tangannya ke dada dan menatap datar wajah jimin. Jungkook hanya terdiam.

Jimin mengangkat satu tangannya memberi isyarat pada pelayan agar menghampirinya.

" 2 teobboki dengan tambahan daging "
Jungkook mengerutkan dahinya merasa tidak Terima dengan pesanan jimin barusan.

" Aku tidak mau teob─ "

" Dan satu ice cream coklat "

Sela jimin

Jungkook kembali terdiam saat jimin sudah mengatakan ice cream coklat kesukaannya itu, bagaimanapun dia tidak bisa menolak dengan makanan kesukaannya.

Pelayanan hanya mengangguk sambil menulis pesanan, jimin menatap jungkook sekilas ah sial rasanya ingin melahap kelici manis di hadapannya saat ini.

Hening seketika sampai jimin memberanikan diri untuk membuka pembicaraan.

" Maaf soal tadi, di sekolah. " Jungkook masih terdiam memainkan ponselnya mengabaikan kata permohonan maaf jimin barusan. Jujur hatinya menghangat mendengar permintaan jimin barusan namun ia ingin egois untuk kali ini saja.

" Jung "

" Hm " Gumam Jungkook masih sibuk memainkan ponselnya.

" Kau mendengarkanku tidak? "

" Dengar " Jungkook meletakkan ponselnya ke meja dan menatap jimin. Dilihatnya tatapan sayu jimin dari mata yang jungkook akui itu indah.

" Meminta maaf? "

" Ya aku sudah membelikan mu ice cream coklat kesukaanmu mau memaafkanku?, sekarang kita teman " Jimin mengulurkan tangannya, sedikit ragu untuk Jungkook membalasnya tapi ah mungkin ini sudah saatnya. Jungkook membalas uluran tangan jimin.

Jimin hanya tersenyum hangat, jungkook menyukai senyuman itu, tapi jungkook merasakan jika masih ada yang lebih membuatnya senang dari senyuman jimin.

" Jung, aku ingin bertanya padamu "

" Apa hyung " Jimin menatap lekat jungkook

" Kau menyukaiku? "Tubuhnya tersentak, jungkook hanya diam bagaimana dirinya bisa tau jika ia menyukainya.

" A─ soal itu "

" Jauhi adikku park jimin! "
Suara lantang terdengar dari ujung pintu cafe, taehyung berjalan menuju Jungkook dan menarik pergelangan tangan adiknya untuk membawanya keluar dari sana.

" Ahh lepaskan hyung "

" Jangan kasari jungkook, sialan! "
Jimin berusaha melepaskan kaitan tangan taehyung namun sia-sia kekuatan taehyung memang yang paling kuat di antara semua lelaki di sekolahnya.

Taehyung menarik paksa jungkook keluar, sedangkan jimin hanya bisa terdiam mematung setelah mendapat umpatan pahit dari taehyung.

" Lepaskan hyung " Jungkook meronta berusaha melepaskan cengkraman tangan taehyung, taehyung hanya terdiam sambil terus menyeret tangan jungkook masuk ke rumahnya.

Taehyung membuka pintu rumah kasar membanting tubuh Jungkook ke lantai, sedangkan Jungkook hanya meringis kesakitan akibat hantaman antara tangan dengan lantai.

" Melawan hm, Aku baru saja menghabisi jimin karna merendahkanmu dan sekarang kau berkencan dengannya? " Taehyung berjalan pelan berjongkok di depan jungkook dengan tangan yang mengelus surai coklat jungkook yg penuh dengan keringat.

" Ingin melawanku sekarang " Taehyung menjambak rambut jungkook kasar.

" Argh!! T-tidak hyung, hiks "

" JANGAN MENANGIS! " Taehyung meningikan suaranya, masih dengan tangan yang menjambak kasar rambut jungkook, taehyung membuang muka melepaskan tautan tangannya dari rambut sang adik yang meninggalkan benerapa helai rambut di tangannya.

" Ada hubungan apa kau dengan jimin "
Taehyung merendahkan suaranya, menatap jungkook datar.

" Ah atau kau menjadi sewaan jimin kau sengaja mengada - ada jika jimin merendahkanmu cih, dasar rendahan kau memang rendahan DASAR JALANG! MUR-"
Ucapan taehyung terputus, jungkook bangkit dengan mata berkaca menatap tajam taehyung.

" Cukup hyung!! Kau memang sialan, kau hanya kakakku dan kau tidak sepenuhnya berhak untukku kau tidak perlu mengaturku! aku benci memiliki kakak sepertimu! Ya aku jalang murahan! Puas?! Aku adik tidak berguna yang bahkan sudah ternoda oleh kau hyung kakakku sendiri lalu sekarang apa mau mu? Membunuhku? Dengan senang hati, Jika aku benar-benar menjadi sewaan jimin apa mau mu? Jimin itu baik tidak seperti kau yang bisanya hanya menyakiti! Aku benci hyung aku menyesal memiliki kakak sepertimu!! "

Taehyung terdiam, berharap jungkook tidak benar-benar mengatakan ini padanya, taehyung menghela nafas diam sejenak.

" Aku harap kau menyesal mengatakan itu jung " Taehyung bangkit berjalan menuju kamarnya mengambil jaket dan tas yang diisi beberapa baju, taehyung berjalan keluar dari rumah meninggalkan jungkook sendiri.

Jungkook terdiam, rasanya dia mengatakan hal yang benar, tidak peduli taehyung yang mengangapnya saat ini dalam hatinya dia benar dia selalu benar.

•••

" Bagaimana dengan rencananya? "
Tanya seseorang pria dari seberang telepon.

" Semua berjalan dengan lancar, cukup mudah mengelabuhinya "

"Bagus"

•••

Konflik dimulai

19/5/20 Tanggal jadian kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


19/5/20
Tanggal jadian kita

Forbidden Bond | Taekook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang