04 Raja & Ratu - Langkah Pendekatan?

145K 7.4K 378
                                    

Keadaanan kantin memang bisa dibilang tidak terlalu ramai, namun kedatangan Ratu beserta kedua sahabatnya mampu membuat kantin yang awalnya sunyi menjadi ricuh dalam sesaat, karena orang-orang disana tengah menggunjingkannya atas kejadian tadi pagi —itu karena mereka mengira bahwa Ratu ingin bunuh diri karena tidak sanggup berurusan dengan Raja.

Kehadiran Ratu tentu tak luput dari sorot mata elang milik seseorang, yang kini tengah duduk dipojok kantin dengan senantiasa melayangkan tatapan tajamnya pada Ratu, yang ditatap hanya biasa saja, bersikap seolah tak pernah terjadi apa-apa.

“Kanjeng Ratu mau makan apa?” Tanya Grace pada Ratu yang sedang asyik dengan ponselnya.

“Terserah.” Jawab Ratu cuek.

“Jangan terserah dong, ntar kalau salah gue yang diomelin.”

Ratu menghela nafas sesaat, netranya yang ingin memandang Grace malah beradu dengan manik tajam yang sejak tadi senatiasa masih menatapnya.

Ratu terdiam, mulutnya yang ingin terucap tiba-tiba kelu, entah perasaan apa yang sedang merasuk kedalam hatinya, namun sorot yang berubah teduh itu berhasil menghilangkan fokus Ratu. Semakin aneh dan semakin dalam, perlahan masuk menyebarkan gemuruh tersendiri.

“Ratu! Malah ngelamun. Hati-hati kesambet ikan cupang lo.”

Suara Grace, lagi-lagi mengganggu momen yang telah Ratu buat, gadis itu terlihat kembali menghela nafas kasar.

“Mie aja, deh.” Jawab Ratu cuek.

“Kanjeng mau mie apa? Mie ayam atau Indomie?”

“Ya jelaslah.”

“Jelas apa?”

“Pilih mie sakura.”

“Nggak ada pilihannya, anjir.” Grace berdecak sebal.

“Yaudah lah, serah lo aja.”

Grace menghentakkan kakinya dan melenggang pergi dari hadapan Ratu dan Danela, namun gadis itu masih sempat mencibir Ratu atas kekesalannya.

“Kanjeng, rambut gue bagus nggak? Baru gue warnain, nih.” Tanya Danela dengan menaikkan kedua alisnya secara bergantian.

Ratu yang sejak awal masih menatap layar ponselnya, berganti meneliti objek didepannya dengan kening tertekuk.

“Lo kapan ganti warna?”

“Kemarin. Gimana, bagus nggak?” Ulang Danela lagi seraya memilin-milin ujung rambutnya.

“Cantik banget, anjing.”

“Kalau muji jangan sambil ngatain dong, Kanjeng.” Danela mengerucutkan bibirnya kesal.

“Serius, cantik banget, bangsat.”

“Ya tau, sama-sama!”

Ratu terkekeh pelan, menjahili teman-temannya adalah hal yang memang harus ada didalam catatan Ratu. Gadis itu cukup kesepian, mungkin ini cara terbaik untuk menutupi lukanya dengan tertawa terbahak-bahak hingga membuat orang lain menyangkanya gila.

Terkadang, mereka yang sering menertawakan hal sepele adalah mereka yang sedang kesepian.

Ratu hanya gadis biasa dengan jutaan goresan yang meninggalkan jejak, menjadi pejuang cinta dalam diam, membuat Ratu terus merasakan rasa sakit yang kian menghantam perasaannya.

Lelah hati dan fisik.

Mungkin Ratu adalah pecundang yang tidak berani mengungkapkan, namun tidak semua rasa mudah diutarakan, semua memiliki keterbatasan tertentu.

Raja & Ratu [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang