6. Hanya Orang Pamrih

505 89 64
                                    

Didatangi Johan hingga ke ruang kelas, tidak menyurutkan keinginan Dikey untuk mengetahui banyak hal mengenai kakak kelasnya yang bernama Joshua Dhairya. Terlebih lagi begitu menyadari bahwa Joshua benar-benar menghindarinya usai kejadian tersebut. Banyak pertanyaan yang menelusup masuk dalam otaknya begitu saja. Sebenarnya bukan pertanyaan baru. Semuanya adalah pertanyaan lama yang belum juga terjawab bahkan hingga detik ini.

Yuha sempat menahan kepergian sahabatnya. Memperingatkan agar tidak perlu ikut campur dengan semua urusan kakak kelas. Terutama kakak kelas 12 yang kemarin sempat memberinya ancaman. Johan Putra. Sosok itu terlalu mengerikan untuk ditelisik kehidupannya lebih dalam. Masukan ini diangguki cepat oleh teman sebangku Dikey. Eissa setuju. Cukup bersikap seperti tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. Pura-pura tidak tahu. Jangan pernah ikut campur lagi dalam urusan mereka, apa pun itu.

Untuk permintaan ini, Dikey malah menggelengkan kepala. Tentu. Ia menolak keras ucapan mereka. Dikey sudah terlanjur masuk. Tidak sepantasnya ia kabur saat sudah memasuki setengah dari lorong. Lagipula, Joshua telah bantu mengobati luka Dikey saat di UKS kemarin. Jadi Dikey merasa bahwa dirinya harus memberi balasan. Menjemput Joshua yang terjebak dalam lorong gelap, lalu membawanya keluar.

"Kamu sudah bantu Kak Joshua ambil HP Kak Johan di ruang BP. Itu artinya sudah impas. Kamu mau bantu apa lagi?" tanya Yuha, penuh penekanan di sana-sini. Kesal bukan main. Belum juga melepas baju seragam Dikey dari genggamannya. Bahkan terkesan tangannya itu tidak akan pernah berhenti menarik baju Dikey, sebelum benar-benar bersedia mengurungkan niat.

Bukan sekadar teori. Dikey tahu itu, karena sudah bertahun-tahun mengenal Yuha. Coba praktikan. Dikey duduk lagi ke kursinya, secara otomatis pula genggaman tangan Yuha terlepas. Sedetik, 2 detik, 3 detik, Yuha mulai lengah. Secepat kilat Dikey beranjak lagi. Berlari laju keluar kelas. Langkahnya begitu cepat hingga Eissa pun tidak berhasil menangkap.

Dikey sengaja berbelok ke arah kiri. Menuju jejeran kelas 12. Ingat persis dengan lambang kelas yang ada lengan seragam Joshua. Kelas 12 IPA 1. Johan memang juga berada di kelas IPA, nama kelas mereka berbeda. Johan adalah murid dari kelas 12 IPA 3. Akan tetapi, perbedaan Joshua dan Johan masih bisa dianggap wajar jika kita menelisik posisi Cheol.

Cheol malah berbeda jauh. Ia berasal dari kelas 12 IPS 3. Sejujurnya, poin ini sedikit aneh. Kalau memang Johan dan Cheol hendak membuat seseorang berada di bawahnya agar terus menduduki puncak barisan, kenapa tidak mengambil target murid yang berada di kelasnya saja? Bukankah itu akan jauh lebih mudah? Atau setidaknya, untuk seorang Nicheol Zachery, ambil target yang sama-sama berada di kelas IPS.

Mengambil target antar jurusan seperti ini bukankah akan membahayakan? Bagaimana kalau akhirnya murid kelas IPA tidak terima dan malah melakukan pembalasan? Baiklah... Teori yang Dikey jabarkan sudah terlalu jauh.

Begitu memasuki barisan kelas 12, Dikey tidak segera menuruni tangga. Malah dengan sengaja mengintip setiap ruang kelas. Yang menjadi sasaran pertama Dikey adalah kelas IPA, karena berada di barisan pertama. Tidak ada orang lain, selain para murid perempuan yang membawa bekal. Juga tidak terlihat keberadaan Joshua dan Johan. Pasti mereka sudah berada di kantin.

Target Dikey berikutnya adalah kelas IPS. Berhasil menemukan satu target yang tersisa.

Cheol, si tersangka penyiksaan lainnya. Nampak sangat betah berada di dalam kelas sambil memainkan ponsel genggamnya. Dikelilingi oleh beberapa murid lainnya yang berperilaku sama. Mungkin sedang mabar. Dikey geleng-geleng kepala. Hampir beranjak, sebelum tidak sengaja ditabrak oleh seseorang.

Dikey menunduk, orang tersebut pun ikut menunduk. Dikey tidak tahu siapa namanya. Hanya sempat melihat lambang kelas. Sama dengan Cheol. 12 IPS 3. Masuk, Dikey terus mengawasi. Entah kenapa merasa curiga dengan gelagatnya. Orang itu membawa banyak camilan yang disatukan dalam satu kantung plastik hitam berukuran besar. Diserahkan pada Cheol.

Fight The World (✓)Where stories live. Discover now