EMPAT

4.7K 590 10
                                    

Hola gengs...  aku kembali :)))

Silakan dinikmati ceritanya Andini yes

Cerita ini aku ikutkan di #gmgchallenge2020 dari penerbit  Grass_Media

.

.

Mohon bantuannya ya ramaikan vote dan komen

Tengkyu ;)

==============================================


"Lo udah berapa kali pacaran?"

Andini mengunyah ayam gorengnya dengan gerakan perlahan begitu mendengar pertanyaan yang di ajukan Adrian. Ada angin apa lelaki ini menanyakan berapa banyak kisah cintanya yang pernah terjalin?

"Napa?" tanyanya cuek, sambil terus menyuap potongan brokoli terakhir yang ada di piringnya. "Tumben amat lo nanyain kisah cinta gue?"

Mendengar itu Adrian yang baru saja menyelesaikan makannya terkekeh. "Elah curigaan amat. Salah emang gue nanyain begitu?"

Mengangkat bahunya acuh, Andini masih menggigiti potongan ayamnya yang hanya tinggal tulang. Lanjut meminum air putih yang ada di hadapannya dalam tegukan besar, kemudian menjawab pertanyaan sahabatnya itu. "Seinget gue lo orang yang nggak ambil pusing sama urusan percintaan gue deh. Kenapa tiba-tiba jadi nanyain?" sahutnya curiga.

Sepanjang usianya Andini hanya tiga kali berpacaran. Yang pertama, cinta monyet saat ia masih SD kelas 5 dengan teman sekelasnya sendiri. Andini juga tidak tahu mengapa ia mengangguk saat Tomi, anak laki-laki berkaca mata yang menjadi juara kelas memintanya menjadi pacar. Padahal waktu itu definisi pacar itu sendiri ia belum mengerti.

Yang kedua saat kelas 1 SMA, ia di tembak oleh kakak kelas yang menjadi salah satu panitia MOS. Saat itu Andini tidak benar-benar menyukai si kakak kelas, ia hanya memanfaatkan kesempatan sebagai murid baru untuk menjadi lebih di kenal di sekolah dengan menyandang gelar sebagai pacar wakil ketua OSIS yang di gandrungi banyak siswi.

Yang terakhir saat ia masih kuliah di Bandung. Yang menjadi pacarnya adalah seorang kakak tingkat beda fakultas bernama Ganendra. Mungkin yang ini bisa di katakan sebagai pertama kalinya Andini menjalin hubungan serius dengan lawan jenis di usia yang memasuki dewasa.

Saat itu Andini masih semester empat di fakultas ekonomi sedangkan Ganendra semester enam fakultas hukum. Mereka menjalin kasih lebih dari satu tahun,  namun akhirnya kandas. Andini tidak mau berhubungan jarak jauh di karenakan Nendra mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan S2 di Harvard. Andini yang tahu jika itu adalah salah satu impian terbesar lelaki yang di sayanginya akhirnya mengalah.

Decakan sebal terdengar dari bibir Adrian, "Kalo yang lo maksud nggak ambil pusing itu waktu zaman kita masih SMA, ya nggak usah di bahas. Gue tau lo nggak pernah serius sama Gibran," sahut Adrian.

Andini terdiam mendengar bagaimana Adrian tahu mengenai aib masa sekolahnya.

"Yang gue tahu terakhir pacar lo yang anak hukum itu kan? Kalo dia sih anaknya nggak aneh-aneh, kelihatan. Makanya gue diem aja. Gue percaya lo sama dia. Kecuali kalo lo ada pacar lain setelah dia dan nggak ngasih tau gue?" Tatapan tajam Adrian mengarah pada Andini yang meringis gugup.

"Apaan sih, nggak ada kok. Nggak sampe pacaran. Baru deket terus bubar," gumam Andini seraya menundukkan kepala.

"Temen gue ada yang nanyain lo," kata Adrian. Tangannya meraih gelas tinggi yang berisi air putih dan menandaskannya segera.

BEST MATEWhere stories live. Discover now