LIMA BELAS

3.7K 492 18
                                    

Jangan lupa...

.
.
.

Vote & komennya ya :)

.
.
.

Happy Reading ;)

==================================

"Percaya nggak, aku udah lama banget pengin nyoba kesini. Dari awal kafe ini buka, tapi baru kesampaian sekarang," bisik Andini.

Ganendra yang melangkah di samping Andini hanya tersenyum geli melihat kekaguman dari sorot mata gadis itu yang tak bisa ditutupinya. Ia sengaja mengajak Andini ke tempat ini, kafe dengan suasana alam yang menyegarkan mata yang pernah ia datangi saat baru sampai dari Surabaya.

Lokasi yang strategis, suasana yang nyaman dan makanan lezat, sukses menjadikan kafe ini sebagai salah satu tempat yang selalu ramai pengunjung walaupun saat ini bukan akhir pekan. Terlihat dari banyaknya meja yang sudah terisi oleh pengunjung lain.

"Keren banget tempatnya ya." Andini mengarahkan netranya ke sekeliling. Sejak memasuki bangunan luas dua lantai ini, matanya di manjakan dengan nuansa alam yang kental.

Berbagai jenis tanaman dan bunga meramaikan setiap sudut. Belum lagi jika masuk lebih ke dalam, deretan pohon palem yang berdiri tegak langsung mencuri perhatian bersama sebuah kolam kecil yang mengeluarkan gemericik air.

Suasananya terasa begitu segar dan asri. Memanjakan penglihatan. Rasanya Andini seperti akan makan di tengah taman yang begitu indah. Bangunan kafe yang di bentuk melingkar, membuat pohon-pohon dan kolam yang berada di tengah menjadi pusat atensi tempat ini.

Di sisi kiri kolam, terdapat panggung kecil yang biasa di gunakan untuk pemain band menghibur para pengunjung. Saat ini mereka tampak sedang bersiap-siap untuk tampil dan Andini begitu bersemangat karenanya.

Ganendra mengarahkan Andini untuk menempati meja yang berada di pinggir dekat pembatas. Dari tempat mereka duduk, pemandangan ke tengah taman dan kolam kecil juga panggung terlihat lebih jelas.

"Makasih ya Mas, udah ngajak aku ke sini."

"Sama-sama." Senyum Ganendra hari ini rasanya tidak pernah lepas dari wajahnya saat bertatapan dengan Andini. Ia jadi merasa malu sendiri karenanya. "Mas juga tahunya dari teman kok, hehehe."

Setelah itu Ganendra mengangkat tangannya memanggil pelayan yang baru saja melayani meja lain. Selepas memberikan buku menu dan membiarkan Ganendra memilih pesanan, pelayan itu lantas pergi dan meminta mereka untuk menunggu selagi makanan di siapkan.

"Jadi gimana butiknya? Kapan mau launching?" tanya Ganendra.

"Minggu depan Mas, di GI. Dateng ya, ajakin teman-teman Mas yang lain, biar rame."

Ganendra mengangguk sekali. Di tatapnya wajah Andini yang sedang mengamati interior kafe. Lantunan lagu yang sedang di bawakan para pemain band seolah menyiratkan suara hati Ganendra saat ini, lagu Cantik dari Kahitna.

"Hebat loh kamu, di usia yang masih muda bisa bangun usaha sendiri. Mas aja sampai sekarang masih kerja sama orang."

Tersenyum malu-malu, Andini berujar, "Nggak usah sok-sokan merendah gitu deh. Tempat kerja Mas itu juga salah satu firma hukum terbesar di Indonesia tau. Firma hukum paling bonafide."

Tawa Ganendra mengudara. Andini selalu bisa membalas setiap ucapannya.

Percakapan mereka terhenti sejenak saat pelayan datang mengantarkan minuman yang di pesan. Andini segera menyesap sedikit jus stroberinya, ketika mendengar seseorang memanggil.

BEST MATEDove le storie prendono vita. Scoprilo ora