LIMA

4.5K 562 10
                                    

Andini kembali gengs 😍

Cerita ini aku ikutkan di #gmgchallenge2020 dari penerbit Grass_Media

So jangan lupa ramaikan vote dan komennya ya...

Happy Reading 😘

==================================

"Din, minggu depan temenin gue ya?"

"Hah? Temenin kemana?" tanya Andini. "Minggu gue mau nonton, udah janji sama Kak Bima." lanjutnya tanpa mengalihkan sedikit pun perhatian pada layar ponsel yang menampilkan games plants vs zombie kesukaannya. Jari-jarinya sedang menyusun deretan bunga matahari dan semangka sebagai senjata.

"Entar gue bilang deh sama Kak Bima," bujuk Adrian.

"Dih... Enggak ah. Itu gue mau di traktir tau. Lo bilang ke Kak Bima kesenengan dia nggak mesti keluar duit," gerutu Andini dengan mulut mencebik.

Decakan samar terdengar dari bibir Adrian. Sifat Andini yang satu ini nyatanya masih sama seperti dulu. "Nggak mau rugi banget, ya, Anda," sahut Adrian. Nada suaranya jelas menyindir. "Entar nontonnya sama gue deh. Lo mau nonton apaan?"

"Hmm, nonton apaannya belom tau sih. Liat nanti di bioskop lagi ada film apa."

Cengiran tak bersalah di wajah Andini membuat Adrian mengarahkan tangan kanannya untuk meraup wajah sahabatnya itu. "Yaudah nonton sama gue nanti, tapi temenin kondangan dulu."

"Tapi lo yang traktir kan?" tanya Andini dengan wajah sumringah.

"Ck... Iya. Gue bayarin tiket nontonnya," seru Adrian mulai jengkel. "Gue jajanin popcorn, milo ciki, apa aja deh yang lo mau."

"Yes!" dengan tangan terkepal ke atas Andini bersorak girang. Sementara Adrian hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu.

Tadinya Andini duduk sendiri di taman samping rumahnya sebelum Adrian menyusul. Mereka baru saja selesai makan malam bersama menyambut kedatangan pasangan pengantin baru yang baru saja pulang semalam.

Semua orang sedang berkumpul di dalam menanyakan banyak hal pada Ana juga Bara mengenai perjalanan bulan madu mereka. Tidak banyak yang di undang pada acara makan malam ini, hanya kedua orang tua Ana juga Adrian sebagai sahabat terdekat.

"Lo dari tadi disini?" tanya Adrian. Matanya menatap sekeliling taman yang temaram karena hanya di terangi cahaya lampu redup. Berbagai bunga yang di tanami nyonya rumah di sana menguarkan wangi lembut menenangkan.

"Hmm... nyari angin bentar. Lagian di dalem Ana juga masih ribet sama emak-emak rempong."

Adrian yang mengambil duduk di samping kanan gadis dengan rambut panjang sepunggung itu melirik sekilas ke arah ponsel Andini.

"Nggak ada bosennya lo mainnya itu terus?"

"Nggak."

"Nggak kreatif amat idup lo," cibir Adrian.

"Biarin," balas Andini. Jari-jarinya lincah mengatur berbagai tumbuhan yang menjadi alat tempurnya untuk menghadapi zombie. Sebenarnya Andini punya banyak permainan lain di ponselnya. Namun entah mengapa dirinya selalu kembali dan kembali lagi memainkan permainan zombie ini.

"Itu bom yang kecil taro di belakang juga. Biar kalo ada zombie yang lolos bisa kena," ujar Adrian tangannya menunjuk ke arah ponsel Andini. Lelaki itu ikut gemas sendiri melihat Andini yang sedang fokus mengatur strategi.

"Ih... tangan lo awas!"

"Gue bantuin sini."

"Enggak!"

BEST MATEWhere stories live. Discover now