Chapter 08

2.9K 420 48
                                    

"Before i met you, i never knew what it was like to be able to look at someone and smile for no reason."

ㅡㅡ

Masalah orang terpercaya dan juga satu-satunya orang yang akan Jean percayai sepanjang masa hidupnya bahkan sampai ia mati nanti hanyalah Kim Taehyung. Kalau di lihat kilas balik kisah pertemanan mereka, kau akan percaya bahwa seorang lelaki dan perempuan memang bisa berteman tanpa harus menopang jarak sebab ada cinta di antaranya.

Dan beberapa orang yang kerap berbicara dengan Jean selalu mengatakan bahwa dia sangat konyol karena tak memiliki hubungan yang serius dengan lelaki tampan seperti pemuda Kim itu. Mereka bilang pertemanan itu pembodohan. Tetapi Jean justru bertanya-tanya, kalau berteman saja menyenangkan kenapa pula harus memiliki hubungan yang lebih? Toh, perbedaannya tidak akan jauh kalau-kalau mereka berpacaran juga. Yang berubah hanya status saja.

Betul kan?

Jadi ketika menemukan bahwa Jean sedang dalam masa renggang, Taehyung memiliki kesempatan besar untuk memintanya menemani Taehyung membeli hadiah untuk sang Ibu.

Jean tidak bisa menolak karena Taehyung mengancam banyak hal, salah satunya adalah membatasi jumlah traktiran yang kerap Taehyung berikan untuknya.

Ah, kalau seperti itu sih, Jean menyerah saja dan memilih untuk menurut.

Keduanya memasuki salah satu butik terkenal di kawasan Myeongdong. Ruangan dengan nuansa putih susu yang megah dan luas itu memiliki puluhan jajaran gaun cantik yang mampu membuat kalap mata. Selagi membuntuti Taehyung yang dengan serius memilih satu gaun cantik, pandangan Jean menelisik lebih jauh ke seluruh penjuru ruangan. Mungkin kalau dia bisa terlihat sedikit lebih wanita pada umumnya yang gemar memakai pakaian modis da terlihat seksi, sudah di pastikan Jean akan membeli banyak gaun disana.

"Menurutmu ini cocok tidak untuk ibuku?"

"Cukup bagus,"

"Kalau yang ini?" Taehyung menunjuk satu gaun berwarna biru gelap tanpa lengan.

Jean mengernyit, "Kim, serius. Kau mau membeli gaun untuk hadiah Ibumu atau membelikan gaun untuk para pemuasmu?" Tatapannya berubah menjadi lelah, "Pikirmu orang yang telah mengandungmu selama sembilan bulan akan senang mendapat hadiah seperti ini?"

Tapi faktanya dia tidak pernah mengandungku, Jean. Dia bukan ibu kandungku.

Taehyung tersenyum tipis. Tak benar-benar berani mengungkapkan.

"Bagaimana kalau aku membelikannya untukmu?" Taehyung bertanya inisiatif.

Jean menolak halus, "Tidak, terima kasih. Aku tidak suka memakai pakaian seperti ini."

"Baiklah jadi menurutmu gaun mana yang paling cocok untuk Ibuku, mhm?"

Belum sempat menjawab, ponsel Jean bergetar di saku jaketnya. Gadis itu menatap Taehyung, tersenyum kecil sebelum mengangguk. "Iya aku pilihkan tapi aku keluar dulu sebentar, ada yang menelepon," Katanya sembari mengeluarkan ponsel.

Jean berderap keluar butik kemudian berdiri tidak jauh dari depan pintu sembari menjawab panggilan yang sudah tersambung.

"Aku sibuk, kita bicara lagi nanti," Pandangannya melirik ke arah kiri dan kanannya, menggengam erat ponselnya risih. "Iya aku mengerti tapi aku tidak bisa mengecek emailku sekarang. Aku di luar rumah... Astaga, kau ini cerewet sekali... Iya, iya, aku pasti akan langsung menghubungimu,"

"Kututup ya."

Hingga saat badannya berniat berbalik untuk kembali masuk ke dalam toko, gadis itu justru menghentikan gerakan tubuhnya saat seseorang menepuk pundaknya sebanyak dua kali.

Play Then KillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang