Chapter 22

2K 346 76
                                    

hi, Jije's! its been a while, ya?

how's your day? tell me your story, i'll listen attentively!

(mulai sekarang, pertanyaan-pertanyaan serupa bakal aku letakin di awal chapter ptk:)) dan, nanti ada sedikit info di paling bawah, jangan lupa di baca^^


———


Sore itu, jalan sekitaran Sungai Han terasa lebih ramai dari yang biasa Jean lihat. Para pejalan kaki yang sedang berolahraga, remaja ceria yang bergandeng tangan, tawa riang dari beberapa anak cilik yang sangat manis, mungkin karena pergantian musim sebentar lagi dan liburan akhir tahun telah tiba menjadi salah satu alasan mereka semua ada disini. Tetapi, Song Jean jelas bukan salah satu di antara mereka yang sedang menikmati hari libur. Dia bahkan sedang tidak bekerja atau menulis tugas akhir tahun dari kampusnya. Hanya membuang waktu seperti; memikirkan berapa lama pedagang kaki lima di ujung jalan buang air kecil perharinya. Oh, jelas. Ini adalah bagian terkonyol karena Jean berusaha membuang waktu sebanyak yang ia bisa.

Gadis itu mendengus, melihat bagaimana pergerakan air sungai di depannya terlihat cukup tenang. Barangkali airnya sedang tidur? Um, itu bukannya mustahil, 'kan? Jean terkekeh sendiri setelahnya.

Beberapa saat kemudian, tatkala gadis itu tengah menguping obrolan beberapa gadis remaja yang sedang duduk di rumput-rumput hijau tak jauh darinya, seseorang menelepon.

Berengsek.

Oh, maaf, Jimin. Aku lupa mengganti nama kontakmu. Jean memutar bola matanya keheranan sendiri.

"Oh, halo, tuan Park." Jean mengucap dengan nada santai ketika sambungan terhubung. Membuat Jimin sedikit menjauhkan ponselnya, menatap beberapa detik sebelum kembali menempelkan benda elektronik itu ke telinga.

[Ini pertama kalinya kau berbicara santai padaku,]

"Apa aku baru saja membuat kesalahan?"

[Eh, tidak, tidak. Tentu saja tidak. Itu justru mengartikan bahwa aku berhasil melangkah lebih dekat.]

"Baiklah, itu maksudnya apa?"

Jimin merintis. Memukul bibirnya dua kali, [Bukan apa-apa.]

Nyaris seperti ledakan bom, atensi Jean teralihkan dalam sekejap saat percakapan terbodoh yang pernah ia dengar terucap dari bibir salah satu remaja disana.

"Kau tahu apa yang paling menyenangkan tentang berhubungan seks?"

Seorang gadis yang memiliki surai ungu gelap disana kelihatan berpikir keras, "Saat kau dan pasanganmu tak memakai baju, benar?"

Gadis si pemberi pertanyaan tolol itu menggeleng cepat sebagai jawaban. Dan sesaat setelahnya Jean tersedak ludahnya sendiri ketika gadis dengan pakaian menerawang tersebut memberikan jawaban spontan. Seolah isi kepalanya telah lenyap tercebur ke dalam sungai, "Ketika kau tahu penis kekasihmu sangat besar," ujarnya girang tanpa berpikir, "Bayangkan menghisapnya ke dalam bibirmu dan boom! Nikmat."

Holy fuckin shh.

Jean buru-buru menjauh. Tetapi bukankah pergi atau menetap disana tidak memberi pengaruh apa-apa? Sebab di sebrang telepon, dimana Jimin mati-matian menahan tawa, Jean tahu hidupnya kacau sekali.

Play Then KillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang