Part 6

71 7 0
                                    

Seorang pria di usianya yang sudah menginjak kepala 5 namun masih terlihat tampan dan gagah itu sedang duduk di pekarangan rumahnya dengan secangkir teh. Di tangannya, pria itu memegang koran ibukota yang memuat berita-berita terbaru. Sesekali ia berhenti untuk sekedar menyeruput tehnya.

"Ayah..." seorang gadis melingkarkan tangannya dan memeluknya dari belakang.

Pria itu tersentak dan menoleh, "Amanda,"

"Ada apa?" lanjutnya sambil tersenyum.

Gadis itu tampak bimbang sejenak, "Apa aku boleh bertanya sesuatu?"

"Tentu."

"Ayah, apa kau mengenal seorang wanita bernama Yejin?" tanya Amanda.

"Yejin?" ulang ayahnya, Amanda mengangguk.

"Entahlah, aku pernah mendengar namanya." Sahut ayahnya lagi. Keningnya tampak berkerut.

"Ah, bagaimana dengan tugasmu, Amanda?" pria bertattoo itu mengalihkan pembicaraan.

"Ya, aku sudah selesai." Jawab Amanda datar.

"Apa kau benar-benar tidak mengenal wanita bernama Yejin itu?" tanya Amanda sekali lagi.

Ayahnya menggelengkan kepala, "Ada apa?"

"Tidak. Aku hanya penasaran," jawab Amanda sambil beranjak pergi.

"Amanda" panggil ayahnya lagi. Amanda berhenti.

"Aku harap kau tidak berhubungan dengan Lee Yeri lagi. Kau pasti tahu kalau gadis itu berbahaya untuk kita, kan?" lanjutnya.

"Kami hanya teman, ayah." Jawab Amanda.

"Kakaknya detektif, Amanda," Kening pria itu berkerut.

"Mereka baik,"

"Tapi kehidupan mereka berbanding terbalik dengan kita. Kau tahu itu,"

"Aku hanya ingin memiliki teman, ayah," Amanda menatap mata ayahnya.

"Tapi bukan Lee Yeri."

"Kenapa? Yeri baik. Dia tidak berteman denganku hanya untuk memanfaatkanku. Dia tulus,"

"Ya, ketulusannya akan menghancurkanmu!" suara ayahnya meninggi.

"Aku menyelamatkannya."

"Dunia kita berbeda. Kau dan Yeri bagaikan air dan minyak. Sampai kapanpun, kalian tak akan pernah menyatu."

"Ayah," Amanda menatap dengan pandangan memohon.

"Mereka berbahaya untukmu. Mereka akan menghancurkanmu, Amanda. Apa kata-kataku kurang jelas?"

"Tidak. Mereka tidak berbahaya untukku. Mungkin mereka terlalu bahaya untukmu, ayah. Kau terlalu takut. Iya, kan?" sahut Amanda seraya meninggalkan ayahnya.

"Amanda," panggil ayahnya lagi.

Amanda menoleh, "Dunia kami mungkin berbeda. Aku mungkin seorang gadis dari dunia yang hitam dan kelam. Tapi setidaknya aku tidak takut untuk berteman."

The Lost Soul [✔]Where stories live. Discover now