Part 10

67 6 0
                                    

Amanda duduk di bawah pohon rindang di belakang kampusnya. Alunan lagu-lagu ballad yang mengalir lembut dari earphone yang dikenakannya membuat gadis itu termenung di sana. Menatap sendu pada awan putih di angkasa. Rambutnya yang terbang tertiup angin membuat gadis itu nyaman dan ingin berada lebih lama di sana.

“Aku harap kau tidak berhubungan dengan Lee Yeri lagi. Kau pasti tahu kalau gadis itu berbahaya untuk kita, kan?”

“Kakaknya detektif, Amanda.”

“Ya, ketulusannya akan menghancurkanmu!”

“Mereka berbahaya untukmu. Mereka akan menghancurkanmu, Amanda. Apa kata-kataku kurang jelas?”

Amanda teringat kata-kata ayahnya. Bahkan ia merasa masih bisa mendengar suara ayahnya yang mengatakan hal itu secara langsung. Gadis itu menarik napas panjang, seolah dengan menarik napas dan membuangnya, bebannya akan ikut pergi. Tapi kenyataan tidak seperti itu. Dan Amanda tahu itu. Ia tahu dengan jelas apa yang akan terjadi jika Yeri ataupun Dokyeom mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. Seorang gadis dari kegelapan. Dan untuk pertama kalinya Amanda merasa malu dengan julukan itu. Ia memang benci membunuh, tapi setidaknya ia sangat menyukai julukannya. Julukan yang diberikan ayahnya saat ia berhasil melakukan pembunuhan pertamanya, Death Angels.

“Ayah ingin kau tidak berhubungan lagi dengan Lee bersaudara.”

“Tidak dengan mereka. kau tahu mereka akan menghancurkan kita.”

“Lee Dokyeom bekerja untuk pemerintah. Dan mereka memburu kita.”

“Berhenti bersikap konyol, Amanda. Berhenti membela mereka. Lihatlah dengan jelas. Kau bahkan lebih membela mereka dari pada keluargamu sendiri. Apa kau menyukai Lee Dokyeom?”

“Aku hanya ingin membuka matamu. Ayah selalu melakukan yang terbaik untuk kita. Dan seharusnya kau percaya, bukan menentangnya.”

Kali ini kata-kata Seulgi memenuhi telinga Amanda. Lagu-lagu ballad dari earphone yang dipakainya bahkan tak bisa membuatnya benar-benar tuli. Gadis itu masih ingat jelas bagaimana marahnya Seulgi saat ia mengucapkan kata-kata itu. Dan bagaimana keras kepalanya dia saat mengatakan orang-orang federal itu tidak akan membayahakan mereka. Tapi kenyataan tidak selalu berjalan seperti apa yang diperkirakannya. Dokyeom memang pria baik. Tapi dia tidak mungkin melepaskan seorang pembunuh begitu saja. Iya, kan?

“Amanda…!” panggil seorang gadis dari kejauhan. Gadis itu melambaikan tangannya.

Amanda tidak mendengarnya, tapi gadis itu tahu bahwa perempuan di seberang itu memanggilnya, bahkan melambaikan tangan padanya. Amanda hanya melihatnya sekilas lalu menatap ke arah lain. Ia enggan untuk menghiraukan gadis yang memanggilnya. Ia sudah memutuskan. Ia sudah memutuskan bahwa ia akan meninggalkan orang-orang itu dan memilih keluarganya.

“Amanda…!” panggil gadis itu sekali lagi. Kali ini ia beranjak dari tempatnya dan mengahmpiri Amanda yang tampak acuh tak acuh.

“Amanda,” panggilnya lagi.

Amanda menatap gadis di hadapannya, lalu mengalihkan pandangannya. Ia bahkan tak mengatakan apapun atau melakukan apapun. Ia benar-benar mengacuhkan gadis itu.

“Amanda, apa ada yang salah?” tanya gadis itu lagi. Ia menatap Amanda lekat-lekat.

“Amanda, jawab aku.” Sahutnya lagi.

The Lost Soul [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang