Part 9

58 6 0
                                    

Seulgi mematikan laptopnya sebelum turun dan mengambil segelas air dingin di dapur. Akan tetapi, langkah gadis itu terhenti ketika ia mendengar gerakan halus dari sisi dinding sebelah kiri. Seulgi menoleh dan melihat ke arah ruang makan, tapi di sana kosong. Tak ada apapun kecuali para koki yang sedang menyiapkan makanan. Lalu gadis itu melanjutkan niatnya untuk mengambil air dari lemari pendingin. Kemudian ia menyelipkan rambut di samping telinganya sambil menuang air dari botol. Sekilas Seulgi mendengar suara langkah kaki yang sangat cepat dan halus. Langkah kaki yang ringan dan tidak mungkin didengar oleh orang awam.

Gadis itu mengeluarkan seringaian iblisnya. Ia memang bukan orang yang berbakat seperti Wonwoo. Ia juga bukan gadis berinsting kuat seperti Amanda. Tapi ia memiliki pendengaran yang paling tajam. Pelan-pelan ia mengikuti langkah kaki itu seolah tidak tahu bahwa ada penyusup di sana. Dan semakin gadis itu mendengarkan langkah-langkah kaki itu, ia tahu bahwa para penyusup itu mengarah ke ruang kerja ayahnya. Mereka menaiki tangga dan terdengar suara pintu terbuka dari bawah tempat Seulgi berdiri.

Jisub masih sibuk dengan laptopnya ketika Seungcheol dan Jeonghan masuk bersamaan ke dalam ruangan itu. Wajahnya yang tampak polos itu hanya tersenyum kecil tanpa menghiraukan kehadiran mereka. Jeonghan mengeluarkan pistolnya perlahan, disusul dengan Seungcheol yang mulai merogoh sakunya.

“Ada apa kalian datang kemari?” tanya Jisub tenang.

Mereka berdua siap dengan pistol yang diarahkan pada Jisub, “Kami kemari untuk menangkapmu atas tuduhan pembunuhan Tuan Kim.” Ucap Jeonghan lantang.

“Menangkapku?” Jisub menatap mereka berdua lekat-lekat.

“Berapa Tuan Han membayar kalian?” tanya Jisub lagi.

Jeonghan dan Seungcheol saling berpandangan, “Jangan menghina Tuan Han dengan kata-kata kotormu. Dia bukan orang seperti itu,” Bela Seungcheol.

“Bukan 'orang seperti itu'?” Jisub menghela napas ringan.

“Dia yang datang padaku dan memintaku secara langsung untuk membunuh Tuan Kim. Tapi percuma kukatakan hal seperti ini pada kalian, karena kepintaran kalianlah yang akan membuat kebodohan,” lanjutnya.

“Jangan banyak bicara. Serahkan dirimu dan ikut kami.” Jeonghan bersiap menarik pelatuknya.

Jisub tersenyum, “Lihatlah… Kalian bahkan gemetar di sana, ck..ck..”

“Diam kau!”

“DUUUAAARRR…!” Seungcheol secara spontan menekan pelatuk pistolnya, sementara Jisub tetap berdiri di depannya dan menangkap peluru itu dengan tangannya.

“Kau agen federal paling emosian yang pernah kutemui. Dan tembakanmu payah,” Jisub melempar lagi peluru di tangannya.

Jeonghan melirik cepat pada Seungcheol. Pria di sampingnya itu tidak menyadari peluru yang mengarah padanya. Secepat mungkin Jeonghan meninju perut Seungcheol lalu menjatuhkannya tepat sebelum peluru itu mengenainya. Mereka spontan menoleh ke belakang dan melihat peluru yang dikembalikan Jisub menancap kuat di dinding.

“Katakan pada Tuan Han, masih terlalu cepat seribu tahun untuk menjebakku,” Jisub meminum kopinya.

Tiba-tiba, pintu terbuka. Seorang gadis cantik yang memiliki raut wajah dan mata yang sama dengan Jisub menyerbu masuk dan menghampiri pria itu di balik mejanya. “Ayah, aku dan Wonwoo menemukan dua penyusup lain yang memata-matai kita,” sahutnya cepat.

The Lost Soul [✔]Where stories live. Discover now