41

33.5K 623 60
                                    

jihan terus memikirkan ungkapan firsa beberapa hari yang lalu tersebut, sakit rasanya jika tidak bisa bersama dengan seseorang yang di cintai, namun apa daya ia dan pras memiliki hubungan darah walau tidak kental.

"kamu kenapa? akhir-akhir ini ngelamun terus?" tanya pras yang sedang menggendong arga.

"biasa tugas" bohong jihan.

"kamu mau kuliah lewat online aja apa balik ke kampus?" tanya pras lagi, saat ini mereka bertiga sedang berada di taman samping mension.

"aku ga mau ngampus dulu, arga belum bisa di tinggal" jawab jihan, ia duduk di salah satu kursi kayu di ikuti oleh pras.

"ya udah" balas pras.

"iya" respon jihan.

"kita ga usah pisah ya, batalin aja rencana kamu, elma udah ga ganggu kita lagi, dan kita udah ga sering berantem lagi, udah ga ada masalah di antara kita" ucap pras.

"tapi aku belum punya perasaan sama kakak" ucap jihan pelan.

"gak masalah, itu bukan prioritas dalam komitmen, aku juga gak berharap cinta dari kamu, yang aku butuh itu kamu disini terus, temenin hidup aku" balas pras.

"tapi kata orang pernikahan tanpa cinta bakal terasa hambar" ucap jihan.

"emang selama ini kamu ngerasa hambar?" tanya pras.

"gak juga" jawab jihan.

"itu udah cukup" balas pras.

suasana pun hening selama beberapa menit.

"kak" ucap jihan pelan.

"iya" sahut pras.

"aku ga akan minta pisah lagi, tapi aku mau jujur tentang sesuatu" balas jihan.

"apa?" tanya pras.

"aku ngerasa belum lega kalo belum ngomong ini" ucap jihan.

"iya ngomong aja" balas pras.

jihan menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan nya kasar.

"tentang laki-laki yang aku cintai" ucap jihan.

mendengar itu pras langsung merasa tegang.

"iya kenapa dengan dia?" tanya pras serius.

"tapi sebelumnya kakak harus janji dulu" pinta jihan.

"janji apa?" tanya pras lagi.

"jangan marah sama laki-laki itu, dan tolong bantu aku melupakan nya" jawab jihan.

"oke aku ga akan marah" ucap pras.

"janji?" tanya jihan.

"janji" jawab pras tersenyum tipis.

"laki-laki yang aku cintai itu" ucap jihan tertahan.

"kenapa?" tanya pras tak sabar.

lagi, jihan menarik napas dalam dan menghembuskan nya pelan.

"bang firsa" jawab jihan pelan.

pras terperangah mendengar nya, tidak mungkin istrinya itu mencintai sepupunya sendiri.

"kamu pasti becanda" balas pras seraya tersenyum.

"aku gak becanda kak" balas jihan pelan.

seketika senyum pras memudar.

"gak mungkin, gak mungkin kamu cintai sama saudara sendiri" ucap pras masih tak percaya.

"cintaku ini emang terlarang" ucap jihan.

accident weddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang