Bab 22 - Rumah Sepi

61.3K 3.6K 195
                                    

Aulia dan Aldi masih menginap di rumah Attha untuk beberapa hari kedepan. Aulia masih enggan pisah dengan Attha.

Juna dan Riska, mereka sudah berangkat ke Yogya tadi pagi untuk honeymoon. Sedangkan Attha, sudah berangkat ke Pandawa's Resto. Rumah jadi sepi siang ini. Hanya ada Aldi dan Aulia.

"Rumah sepi nih, Yang," bisik Aldi di telinga Aulia. Aulia kini sedang menonton TV di kamarnya sambil mengemil. Sedang Aldi baru selesai mandi dan masih menggunakan handuk.

"Apa?" tanya Aulia tajam saat tahu ke mana arah pembicaraan Aldi. Aldi meringis.

"Aku bosen, Ya," Aldi mengeluh.

"Kok sama? Apa jangan-jangan kita jodoh?!" Aulia menampilkan wajah terkejutnya pada Aldi yang sedang memilih pakaian.

"Ck! Jalan aja, yuk," kata Aldi saat memakai kaos oblong warna hitam. Aldi pasti sengaja memakai kaos hitam karena tahu Aulia itu lemah lihat cowok pake kaos hitam plus rambut basah. Mana wangi, lagi!

"Ke mana?" tanya Aulia. Aldi duduk di belakang Aulia sambil memeluk perut Aulia dari belakang.

"Bersih-bersih rumah,"

"Yee... itu bukan jalan namanya. Jalan tu keluar rumah. Ke mana kek,"

"Beli perabot buat rumah kita, gimana?" jawab Aldi. Aulia langsung menoleh antusias.

"Udah siap?" tanya Aulia girang. Aldi mengangguk.

"Boleh! Aku ganti baju dulu. Kamunya minggir," ujar Aulia menggeleng-gelengkan kepalanya, mengusir Aldi yang malah mendusel lehernya.

Aulia mengambil baju ganti di lemarinya. Tantop putih, cardigan panjang warna army, serta celana aladin warna army.

Aulia masuk ke kamar mandi. Ia berganti pakaian di dalamnya. Sayangnya, aulua lupa mengunci pintu. Aulia kembali menurunkan kaosnya yang sudah terangkat saat Aldi tiba-tiba masuk.

"Di! Kamu keluar dulu," tegur Aulia.

"Aku kan ngapa-ngapain. Diem duduk di sini," Aldi menunjuk closet yang sudah ia tutup dan sedang ia duduki.

"Kamunya emang diem, mata kamu jelalatan," protes Aulia. Aldi menyengir kuda. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Aulia.

"Aku cuma pengen bantu kamu pake ini," kata Aldi sensual pas di telinga Aulia bak slowmotion. Bulu kuduk Aulia meremang.

Aldi mengangkat kaos oblong yang dipakai Aulia ke atas. Ia juga menurunkan celana pendek Aulia. Aulia diam, seakan terhipnotis oleh mata Aldi yang menatapnya walau sibuk dengan pakaiannya.

Aldi mengimpit Aulia di sudut kamar mandi. "Kamu cantik," bisiknya.

Tanpa aba-aba, mulut Aulia sudah dibekap oleh mulut Aldi. Lembut tapi menuntut. Tangan Aldi sudah bergerak ke sana kemari. Satu tangan Aulia mencengkram kaos Aldi. satunya ia tumpukan di dinding sebelahnya.

"Sekali ya, Ya," ujar Aldi dengan mata sayu.

Aulia mencium Aldi terlebih dahulu seakan mengizinkan Aldi melakukan lebih.

Aldi mulai membuka kaosnya. Tapi belum sempat melepas celananya, bel rumah berbunyi.

"Apasih, anjing?" umpat Aldi pelan. Ini sudah kepalang tanggung! Bisa tidak bertamunya nanti malam saja?

Aldi segera memakai kaosnya yang sedikit basah, karena tergeletak di lantai kamar mandi.

Ia keluar kamar mandi dan menuruni tangga, membuka pintu.

"Selamat pagi," Seorang pria berjas hitam rapi dengan dasi senada menyapa Aldi.

"Pagi," balas Aldi datar. Ia sedang menahan sesuatu, hasrat ingin membunuh.

"Saya ingin menawarkan sendal rumah produk baru dari perusahaan kami. Selain nyaman, sendal ini berguna untuk terapi. Kami ada warna merah, kuning, dan hij—"

BRAK!

Aldi menutup pintu dengan keras dan berlari menaiki tangga menuju kamarnya. Ada sesuatu yang belum selesai dan Harus segera diselesaikan.

Aldi membuka pintu kamar mandi di dalam kamar Aulia. Dan.... ZONK! Aulia suda rapi dengan pakaiannya.

"Siapa?" tanya Aulia. Wajahnya memerah saat melihat Aldi.

"Nggak penting. Kamu kok udah ganti baju?" Aldi mengerut bingung.

"Kan kita mau keluar. Sekarang kamu juga ganti, baju kamu basah," Aulia keluar dari kamar mandi melewati Aldi.

"Kok gitu sih, Ya? Yang tadi?" tanya Aldi tak terima.

"Pokoknya sekarang kamu ganti baju, ya?? Aku ambilin," Aldi berdecak mendengar jawaban yang sangat tidak memuaskan itu.

"Aku mandi lagi aja. Tungguin, agak lama,"

OoO

Mereka sampai di sebuah rumah minimalis satu lantai. Rumah ini cukup luas. Ada empat kamar tidur, yang mana satu diantaranya kamar utama yang dilengkapi kamar mandi, satu kamar mandi di dekat dapur, dapur yang jadi satu dengan ruang makan dan ruang tengah, serta ruang tamu di depannya.

Di bagian belakang ada tempat untuk menjemur baju dan satu ayunan kayu. Garasi ada di depan, di samping lahan kosong yang nantinya akan dibuat taman kecil-kecilan.

Rumah itu masih kosong. Rumah itu dibeli dengan uang patungan Aldi dan Aulia. Walaupun Aulia hanya patungan satu perempat bagian saja. Awalnya Aldi menolak, tapi Aulia bersikeras ikut membantu.

"Kita desain dulu ruangannya, terus buat list apa aja yang harus dibeli. Nata-natanya besok aja," kata Aldi.

Aulia mencium pipi Aldi gemas karena tidak bisa diam. Aldi cerewet!

"Iya suamiku yang paling ganteng," ujar Aulia sambil mengecup pipi Aldi yang satunya.

"Nggak usah mulai deh, belum ada kasur,"

OoO

Dan pembaca pun kecewa...

MADOS [TERBIT]Where stories live. Discover now