Part : 2. Dipaksa Nikah

1.1K 69 6
                                    

My Enemy💣💥
| Hayu Je nikah
| Gue kaya, ganteng, baik, kurang apa coba?

Kurang ajar! |

Jeha menghela napasnya berkali-kali. Pesan yang diberikan Seungcheol ini tidak sekali duakali. Bahkan beberapa kali cowok itu mengajaknya menikah.

Mobil Jeha yang lalu juga benar-benar Seungcheol sita. Yah sejauh ini memang hanya itu yang Seungcheol lakukan. Tapi Jeha tahu persis jika Seungcheol punya berbagai cara agar kemauannya bisa terwujud. Entah itu bersifat membahayakan orang lain, masa bodoh. Yang penting cowok itu senang. Begitulah menurut Jeha.

Drrtt!

Ponsel Jeha bergetar sekali. Ia pun mengecek siapa yang memberinya pesan dijam makan siang ini.

My Enemy💣💥
| Gw d kntn kntr lo
| Tmnin gw atw kntr lo gw bkr!

Jeha sempat mengerutkan alis. Cowok ini kembali mengiriminya pesan dengan kata yang disingkat-singkat. Tidak hanya itu, dia juga mengancam jika Jeha tidak datang maka ia akan membakar kantor Jeha.

Dengan malasnya Jeha pun beranjak dari kursi kebesarannya lalu melangkahkan kaki menuju kantin.

Sesampainya di sana, ia mengedarkan pandangannya. Mencari seorang Seungcheol tidaklah susah baginya. Dari tempatnya berdiri saja dia sudah tau bau-bau Seungcheol ada di mana.

Jeha melangkahkan kaki menuju mini bar dan menemukan Seungcheol yang asik mengobrol dengan bartender cantik.

"Gue laper, mau ke warung pecel lele." Ujar Jeha kemudian berlalu begitu saja. Jeha ini makanannya emang lokal. Meski dia terbilang orang yang mampu makan di restoran mahal, ia lebih memilih makan di warung pecel yang ada di kantin kantornya ini.

Seungcheol tertawa di tempatnya. Ia pun berpamitan pada cewek di depannya lalu menyusul Jeha dan menjajari langkah kakinya.

"Padahal gue mau ngajak lo makan di luar, Je." Jeha memutar bola matanya malas. Adanya Seungcheol di kantornya membuat ia malas ingin melalukan banyak hal.

Seungcheol memberhentikan langkahnya saat Jeha juga berhenti mendadak. Ia menatap apa yang Jeha tatap.

Di depannya, semacam sebuah kios dengan tulisan closed tertera di pintu kaca.

"Tutup, Je?" Jeha menatap laki-laki di sampingnya kesal. Udah tau tutup pake nanya.

Jeha membalikkan badannya. Hancur sudah mood makan siangnya kali ini. Dengan berat hati ia pun akan kembali ke ruangannya. Tidak peduli jika cowok di sampingnya akan terus mengikutinya.

Benar dugaan Jeha. Seungcheol memang mengikuti Jeha sampai ia masuk ke ruangannya.

Jeha mengambil ponselnya yang tergeletak di meja lalu menghubungi seseorang.

"Josh? Mbak Jeni mudik ya? Kok warungnya tutup?"

"..."

"Padahal gue pengen banget makan di sana."

"...."

"Boleh?"

"..."

"Tapi gue nggak sendiri di sini."

"..."

"Ada manusia laknat. Asal lo tau-"

Belum selesai mengatakannya, Seungcheol langsung menyahut ponsel Jeha.

"Nggak usah hubungin Jeha dulu."

Bip.

"Seungcheol! Apa-apaan sih!"

My Enemy is My Husband [Choi Seungcheol]Where stories live. Discover now