Part : 3. Seungcheol is Bastard Enemy

1.1K 64 7
                                    

12:35 AM

Jeha baru sampai rumahnya. Sepulang dari kantor ia mampir dulu untuk minum-minum bersama rekan perempuannya. Makanya jalannya Jeha saat ini oleng ke kanan maupun ke kiri kalo nggak pegangan tembok.

Seorang laki-laki di ruang tengah menatap Jeha intens. Karena ia tahu Jeha tidak mengetahui keberadaannya ia pun berdiri hendak menghampiri cewek itu.

Mata sayu Jeha melihatnya. Bibirnya mengembang kemudian ia ambruk di hadapan laki-laki tadi. Namun dengan sigap ia meraih tubuh Jeha agar cewek itu tidak jatuh ke lantai.

Ia membopong tubuh Jeha dan ia turunkan di sofa tempatnya duduk tadi. Mengusap-usap muka Jeha yang memerah kemudian melepas sepatu yang Jeha kenakan.

"Jae.." kata Jeha setengah sadar.

"Jae.." karena masih tidak ada jawaban, Jeha membuka matanya dan mengedarkan pandangannya ke langit-langit.

"Jaehyun lo dimana!"

Seseorang yang di panggil Jaehyun itu berlutut dan menggenggam erat tangan Jeha dari samping.

"Hei? Ada apa?" mendengar suara Jaehyun ia pun mengalihkan pandangannya ke samping. Jeha terduduk lalu menubruk dan jatuh ke pelukan cowok di hadapannya.

Tangan kanan Jaehyun mengusap kepala Jeha sayang. Tangan kirinya meraih undangan yang ada di meja sampingnya.

"Karena ini?"

Jeha mengangkat kepalanya. Mengendurkan pelukannya kemudian menatap apa yang Jaehyun bawa.

"Lo udah tau?" Jaehyun mengangguk kemudian meraih tubuh kakaknya untuk ia peluk lagi.

"Jae, lo nggak marah?"

"Kak Jeonghan cerita tadi siang. Gue udah marah-marah ke dia." Jeha mengangguk-anggukan kepalanya di dada bidang Jaehyun.

"Jeonghan bilang apa?"

"Lo bakal nikah kontrak sama Kak Seungcheol, ya gue nggak terimalah. Lo kakak gue, nggak boleh seenaknya dimainin kaya gini." Jeha tersenyum kemudian melepaskan pelukannya.

"Lo tenang aja, gue nggak bakal tinggal diam kok."

***

Pagi harinya, Jeha sudah selesai membuatkan Jaehyun sarapan. Beberapa sajian makanan sudah ia tata rapi di atas Meja. Ia pun tersenyum senang karena pagi ini pekerjaannya sudah beres.

Jaehyun yang mencium aroma sedap dari kamarnya pun berinisiatif menuruni tangga untuk mengecek kakaknya. Perutnya sudah keroncongan minta diisi. Akhirnya ia mengambil potongan daging paha yang sudah digoreng lalu ia makan.

"Harusnya gue yang siapin semua ini. Lo kan harus kerja." Jaehyun duduk berhadapan dengan Jeha yang menyantap nasinya.

"Males gue ke kantor." Jaehyun hanya mengangguk-nganggukan kepalanya.

Selesai sarapan, Jeha membereskan meja makan. Piring-piring kotor ia taruh wastafel kemudian ia cuci langsung.

Setelah mencuci tangannya Jaehyun kembali duduk di tempatnya semula. Laki-laki itu kini sibuk melihat layar ponsel di tangan kanannya.

"Lo nggak ngampus?" tanya Jeha disela-sela kegiatannya.

"Gue nggak ada kelas pagi. Santuy dulu lah,"

"Jae.."

"Hm?"

"Kemarin Jeonghan bilang nggak? Nikah kontraknya berapa lama?"

"Enggak tuh,"

"Lah lo nggak nanya?" Jeha telah selesai mencuci piring. Kemudian menghampiri Jaehyun lalu berdiri di sebelah cowok itu dengan tangan kiri yang menopang pada meja.

My Enemy is My Husband [Choi Seungcheol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang