Part : 7. "Seungcheol sayang Jeha"

980 46 5
                                    

HAPPY READING!❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
HAPPY READING!❤
.
.........

Hari yang cukup melelahkan bagi Jeha. Lelah tenaga, lelah pikiran, maupun lelah hati, mungkin sudah biasa bagi Jeha sejak dia mengenal pria bernama Seungcheol.

Hari ini, selepas Jeha mengurus pekerjaan kantornya -yang sedikit terkendala, ia harus bertemu dengan Seungcheol untuk fitting baju pernikahan mereka.

Setelah fitting baju selesai, Seungcheol mengajak gadis itu ke rumah kedua orang tuanya. Katanya, Mama Seungcheol ingin makan malam dengan menantunya yang cantik itu. Tak heran disebut cantik, toh Jeha memanglah gadis yang cantik.

"Jeha? Sudah datang kamu nak?" sapa Mama Seungcheol dari ruang tengah. Wanita itu pun langsung mendekati Jeha lalu memeluknya.

Jeha dengan kikuk membalas pelukan Mama Seungcheol lalu berusaha untuk tetap tersenyum.

Pelukan dari Mama Seungcheol berlangsung lama. Hal itu memberikan kilas balik bagi Jeha yang sangat merindukan pelukan Ibunya sendiri.

Jeha menutup matanya ketika merasa sesak di dadanya. Tak disangka satu tetes air matanya jatuh saat mereka melepas pelukannya.

"Loh kenapa nangis nak?" Jeha menggeleng lalu tersenyum sambil mengusap pipinya.

"Jeha kangen Bunda, Tante." Mama Seungcheol tersenyum lalu memeluknya kembali dilanjut mengusap puncak kepala Jeha.

"Sebentar lagi juga Tante bakalan jadi Bunda kamu kan?" Jeha mengangguk lucu membuat siapapun yang melihatnya akan gemas dengan kelakuan gadis tersebut.

Seperti halnya dengan Seungcheol. Mata laki-laki itu tidak pernah berhenti memandangi Jeha dari tempatnya berdiri. Sudut bibirnya melengkung. Entah mengapa rasanya Seungcheol bahagia melihat interaksi keduanya.

"Khem. Anaknya sendiri nggak di gituin nih? Ya udah, oke." ucap Seungcheol. Ngambek.

Setelah mengatakan itu Seungcheol berjalan menuju tangga dan melewati kedua perempuan itu sambil melepas jaket hitamnya.

Mama Seungcheol tertawa mendengar gerutuan putranya. Lalu terheran karena Seungcheol langsung menaiki tangga.
"Mau kemana kamu?"

"Mandi." Setelahnya Seungcheol menghilang dari anak tangga.

Lagi-lagi wanita itu tersenyum menanggapi Seungcheol. Lalu beralih pada Jeha untuk mengajak gadis itu ke ruang makan.

"Ayo nak, kita makan sama-sama. Pasti kamu laper kan?"

Jeha tersenyum sopan. "Makasih, Tante. Udah ajak Jeha untuk ikut makan malam bareng keluarga Tante."

"Eh.. Kamu kan calon mantu Tante. Nggak papa dong? Ayo, Papanya Seungcheol udah nunggu tuh."

Mereka pun sampai di ruang makan dan menemui Papa Seungcheol.

"Wah ada tamu spesial rupanya. Duduk nak."

Jeha menanggapi orang tua Seungcheol dengan baik dan sopan. Meski mereka belum tau apa yang sedang direncanakan oleh Seungcheol dan disetujui oleh Jeha. Rencana yang nantinya mengundang kerugian terbesar untuk dirinya sendiri.

"Ini semua yang masak Mamanya Seungcheol, khusus buat kamu katanya." Ujar Papa Seungcheol.

"Nggak juga. Bibi juga ikut bantuin. Ya udah, ayo Je di cobain,"

"Emm nunggu Seungcheol, Tante."

"Aih, setia banget nunggu anak Tante? Seungcheol emang nggak salah pilih ternyata."

Di balik senyumnya Jeha, demi tuhan Jeha rasanya ingin muntah saja setelah mendengar perkataan Mama Seungcheol.

"Eh iya. Kata Seungcheol, kalian itu udah lama pacaran? Tante malah baru tau,"

Gue juga baru tau anjir. Kalo dia ngarang cerita sendiri. Batin Jeha.

"Kalian ini temenan sejak SMA kan?" Tanya Papa Seungcheol.

Temenan kaga, musuhan iya.

"Iya Om."

"Tau kalo dia punya pacar, kan, Tante sama Om nggak jadi jodoh-jodohin dia. Apalagi pacarnya secantik kamu."

Jeha hanya membalas semua lontaran itu dengan senyuman. Tak lama Seungcheol pun datang dengan rambutnya yang sedikit basah.

"Nah, orangnya udah dateng. Ayo dimakan. Selamat makan.."

"Nunggu aku?" Seungcheol menatap ketiga orang yang melingkari meja makan itu.

"Iya. Jeha maunya nunggu kamu dulu." pandangan Seungcheol langsung tertuju pada Jeha yang menatapnya kesal. Sedangkan dirinya hanya tersenyum miring.

"Jeha mah perhatian banget sama aku, Ma. Makanya Seungcheol sayang banget sama Jeha." Lagi-lagi Jeha merasa akan muntah sekarang juga.

"Iya, Mama tau. Ya udah ayo dilanjut makannya."

***

Selesai makan malam, Seungcheol mengantar Jeha pulang. Namun, Jeha meminta Seungcheol untuk mengantarkan Jeha ke club yang biasa ia kunjungi.

Tadinya memang ada sedikit perdebatan diantara mereka. Tetapi karena Jeha sangat mendesak Seungcheol agar menuruti kemauan Jeha, secara terpaksa Seungcheol mengiyakannya saja.

Ketika mobil Seungcheol sampai di tempat tujuan, Jeha segera turun tanpa bicara apapun. Seungcheol pun memberinya pesan lewat ponselnya agar gadis itu tidak pulang larut malam.

Seungcheol kembali melihat Jeha yang sedang berbincang pada seorang laki-laki di depan sana. Alangkah terkejutnya ia melihat laki-laki itu yang mencumbui Jeha dengan tangannya yang berkeliaran ke mana-mana.

Hendak bergerak dari tempatnya namun ia terlambat. Laki-laki itu sudah menuntun Jeha masuk ke dalam. Kemudian ponselnya pun bergetar singkat.

Jeha
| Lo blk aj
| Jgn nyusul gw

Dengan kesal ia pun memukul setir dengan tangan kanannya. Kali ini ia tidak tenang dengan pikirannya.

Kabar tentang Jeha yang sering mengunjungi club, ia memang mengetahuinya dari Jeonghan. Tapi yang saat ini, ia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Parahnya lagi Seungcheol harus melihat adegan yang tidak ingin ia lihat.

Jika kesenangan Jeha adalah mengunjungi sebuah club lalu melakukan hal-hal yang tidak Seungcheol tau. Mengapa Seungcheol tidak? Itulah yang dipikirkan pria itu.

Seungcheol mengusap wajahnya gusar. Kemudian menyalakan mesin mobil dan melajukannya untuk kembali pulang ke rumahnya.

***
Tbc.

Voment juseyoo(づ ̄ ³ ̄)づ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Voment juseyoo(づ ̄ ³ ̄)づ♡

My Enemy is My Husband [Choi Seungcheol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang