JOL -8-

201 15 0
                                    

Tuk

"Ahh.."

"Kenapa lagi Rey? Masalah cewek?" tanya laki-laki yang kini duduk disampingnya, menepuk pelan bahu Rey yang menatap lurus kedepan.

"Nggak." ucapnya singkat lalu menggelengkan saat seorang wanita sexy menggunakan bra dan celana pendek menggapai tangannya, mengajaknya menari dibawah lampu disko club malam tersebut.

Mendapatkan penolakan dari Rey, dengan wajah kecewa wanita itu beranjak pergi mencari mangsa lainnya.

"Cerita sama gue, siapa tahu gue bisa bantu kan?"

"Susah Lig, gue baru ditolak."

Hftt

"Wait wait, seorang Rey Gionino Siregar ditolak. Hft, huahahaha!" Alig, laki-laki itu tertawa kencang. Rey yang jengah dan kesal melempar bantal sofa dan tepat mengenai kepala Alig Reang Siregar itu, putra dari Grey yaitu kakak Rey Aan Siregar.

"Puas banget loe ngetawain gue heh,"

"Hoho, santai dong Rey. Lagian loe habis nembak siapa? Bisa ditolak gitu, gue pikir seorang Rey nggak akan pernah ditolak, lagian kan selama ini loe yang sering nolak cewek-cewek." kata Alig sembari meneguk minumannya.

"Ck, tau dah pusing kepala gue. Cewek tuh ribet, pokoknya harus maunya mereka."

"Emang tuh cewek siapa?"

"Sabina."

"WHAT THE HELL!?"

"Wah loe gila apa gimana?" Rey mengernyit menatap Alig yang sangat terkejut.

"Loe kenapa? Kaget sampai segitunya."

"Iyalah gue kaget nyet. Ya jelas Sabina nolak loe, lagian kelakuan loe yang suka bikin rusuh itu mana mau Sabina pacaran sama loe."

"Kalau ternyata dia mau?"

"Buktinya loe ditolak. Heh, baru nembak pacaran udah ditolak loe apalagi loe lamar dia buat menikah, udah pasti dia tolak."

Tuk

"Aw! Loe kok getok gue Rey."

"Loe tuh seharusnya semangatin gue, kasih saran atau gimana supaya Sabina mau sama gue. Loe nggak berguna banget tau nggak."

"Huh, susah kalau Sabina itu mah. Kalau cewek lain oke-oke aja sih." ucap Alig dengan menggaruk kepalanya.

"Loe punya ide Lig?" Rey bergerak mendekati Alig yang mengernyitkan dahinya.

"Punya sih. Tapi, kalau gagal habis loe."

"Maksudnya?"

"Gini..."

🌞🌞🌞

Rey berdiri didepan pintu, matanya melihat pada Sabina yang sedang duduk bersama Gery, sesekali mereka tertawa dengan tangan Gery yang mengusap rambut Sabina.

Hati Rey panas.

"Cuacanya cerah," Sabina dan Gery sama-sama terkejut saat Rey yang sudah duduk didepan mereka, kedua matanya menatap tangan Gery yang masih betah dikepala Sabina. Gery mengernyit paham maksud dari tatapan Rey, dengan pelan ia menurunkan tangannya.

"Rey." Rey memandang Sabina diam, dalam hati Sabina sangat tidak enak pada Rey karena penolakan nya kemarin.

"Mau kemana loe?" Rey menepis tangan Gery yang memegang lengannya. Dengan hati yang sakit parah, Rey berlalu menuju kamarnya. Meninggalkan banyak tanda tanya di otak Sabina dan Gery.

"Kamu ada masalah sama Rey?" Sabina mengangkat wajahnya, kemudian mengangguk pelan. Gery menghembuskan nafasnya panjang menatap ke lantai atas.

"Selesaikan masalah kalian. Aku pulang dulu,"

"Iya. Makasih Ry udah nemenin aku." Gery tersenyum mengusap pipi Sabina.

"Iya sama-sama. Susul Rey, ngambek pasti tuh." Sabina tertawa kecil menganggukkan kepalanya. Dengan langkah kakinya ia segera bergerak menuju kamar Rey.

"Semoga kamu selalu bahagia, Sabina."

Gery berjalan keluar dari rumah tersebut, dengan segenap doa semoga Rey mengerti dengan kesalahpahaman yang terjadi.

JUST ONE LOVE #Siregar-3- [COMPLETED]√Where stories live. Discover now