JOL -11-

336 15 0
                                    

Yula merengkuh erat bahu putranya, airmata diwajah wanita itu tidak pernah surut semenjak acara perpisahan berlangsung. Dan Rey, sang suami yang ada disisinya pun tidak pernah absen untuk mendekapnya, dan menenangkan Yula.

"Selamat ya anak mom, bisa lulus dengan nilai yang bagus, nggak papa walau tidak jadi nomor satu tapi mom udah bangga banget, kamu mau berubah." Rey, putranya itu tersenyum didalam pelukan sang ibu. Rey menganggukkan kepalanya, sedikit menghapus airmatanya yang menetes.

Lalu Rey berbalik dan memeluk sang ayah. Dua laki-laki yang memiliki nama serupa itu berpelukan sangat erat, Rey menepuk tegas pundak putranya.

"Kamu berhasil Rey."

"Makasih ayah. Maafkan Rey kalau selama ini banyak salah sama ayah, suka ngelawan, Rey sadar semuanya yang buruk Rey lakukan nggak ada artinya untuk masa depan. Dan terima kasih ayah udah nitipin aku sama Sabina."

"Kamu tetap anak ayah Rey." Rey Gionino lebih erat mendekap Rey Aan.

"Rey sayang sama ayah."

Rey tersenyum lalu netra matanya melihat pada keluarga Sabina yang juga turut menghadiri acara perpisahannya.

"Selamat ya Rey," Rey mengangguk membalas tepukan pada bahu Dotha, kakak laki-laki pertama Sabina.

"Makasih kak."

"Eits, panggil aja gue Dotha, jangan kak, emang kita adek-kakak. Hehe."

"Banyak mau loe Dot. Eh, Rey selamat ya, nggak nyangka bisa secepat ini Bina ngerubah loe haha." ujar Rohan dengan memeluk bahu Rey.

"Gue bilang jangan panggil gue Dot. Nama gue Dotha, dan jangan manggil Dota tanpa huruf h." tepuk Dotha ringan pada kepala Rohan. Kalau keras bisa habis dia dibilas Fathur, sekedar menepuk saja tanpa tenaga Fathur sudah melototinya garang. Resiko jadi anak pertama, selalu tersalahkan.

Semua yang berada disana terkikik menggelengkan kepala melihat tingkah laku para anak mereka, dari yang saling salah menyalahkan, saling tatapan, senyum-senyuman, dan menggoda satu sama lain dalam artian membully.

Latar belakang kini sudah berganti dengan sebuah rumah besar, dan mewah tentunya. Sepasang kekasih sedang bernaung dibawah pohon, duduk bersama dalam ayunan dan saling mengayunkan kaki.

"Na." panggil Rey seraya mengusap rambut Sabina yang berada disampingnya.

Sabina mengangkat wajahnya menatap Rey.

"Hm?"

"Malam ini aku lamar kamu, siap nggak?" wajah Sabina merona pias, wanita itu menundukkan kepalanya sebentar karena saat itu juga Rey mengangkat wajahnya untuk menatap laki-laki itu.

"Jawab sayang, jangan nunduk dong kan jadi ketutup muka cantiknya,"

"Rey. Serius iih.."

"Iya aku serius Na. Malam ini aku kerumah sama ayah sama mom."

"Iya."

"Nanti pakai piyama ya,"

"Kenapa?"

"Aku lagi ngidam. Pengen liat kamu pakai piyama." ucap Rey dengan tampang dibuat-buat polos.

"Awwhh aduh Na! Gila sadis banget cubitan kamu sayang." usap Rey pada perutnya yang dicubit kuat oleh Sabina.

"Lagian kamu, becanda terus sih ... maaf." Rey tersenyum manis mengecup kening Sabina, wanita itu tersenyum malu-malu masih mengusap-ngusap bagian perut Rey yang ia cubit manja.

Sabina memeluk Rey sangat erat, wajah cantiknya terangkat menatap dalam mata Rey yang memandangnya penuh cinta.

"Nanti mau debay berapa banyak?" tanya Sabina sembari merasakan hangatnya telapak tangan Rey pada pipinya.

"Serius nanya gitu sama aku?" Sabina menganggukkan kepalanya.

"Iya serius Rey."

"Hemm ... kalau aku mau anak 10, gimana?"

"Apa? Kamu gila..."

"Nggak, aku waras sayang. Kan kamu nanya tadi, aku jawabnya udah jujur loh." kekeh Rey memotong ucapan Sabina.

"Ya tapi, nggak sebanyak itu juga Rey. Emang aku adonan kue, sekali masukin tepung bisa jadi 10 sampai 20 kue." cerucut Sabina.

"Jangan sama-samakan calon anak kita sama tepung sayang." ucap Rey yang tidak ditanggapi oleh Sabina. Wanita itu asik menatap para keluarga besar yang berada 1 meter dari mereka.

"Na. Calon suami kamu ngomong loh, nggak didengerin." gemas Rey mencubit hidung Sabina. Sabina melototkan bola matanya memukul lengan Rey, membuat laki-laki itu tertawa sambil membawa Sabina dalam dekapannya.

"Mau aku bacain cerita nggak?"

"Cerita apa, jangan aneh-aneh Rey."

"Nggak kok. Cuman cerita cinta Opa Chiko sama Oma Venaya."

"Aku mau, dulu ayah juga pernah cerita tapi udah lupa hehe." Rey mengusap kepala Sabina, lalu menumpukan kepalanya pada leher Sabina, memeluk perut kekasihnya itu.

"Ceritanya masih lengkap sayang. Judulnya Forever Along, seri Siregar pertama."

"Eum. Penulisnya?"

"Rabiatul Adawiyah, kalau nama Wp nya Rabiatulatu."

"Kenapa nggak kamu aja yang bacain ceritanya?"

"Sekarang kan kita hanya harus fokus sama cerita kita sayang, kalau kamu mau baca cerita opa sama oma atau ayah sama mom (With Love You) kamu cari aja, penulisnya juga sama, dan sama-sama udah ending." peluk Rey semakin erat pada Sabina.

Rey tersenyum, terlihat dari kejauhan ayahnya yang menatapnya dengan senyuman bangga.

Takdir Rey Gionino Siregar berjalan lancar, sesuai harapan keluarga, walau tidak sempurna tapi beruntung masih bisa mengumpulkan para keluarga besar Siregar, tepatnya dihari esok nanti, dihari pernikahan Rey Gionino Siregar dan Sabina Fatwa Anjania.

Satu pesan akhir cerita ini. Jangan lupa katakan dan ucapkan 'Terima kasih' pada mereka, orangtua, keluarga, sahabat, teman, semua orang yang kita kenal, semua orang yang berarti dalam hidup kita, mereka yang kita sayang, wanita dan laki-laki yang begitu kita cintai. Keluarga Siregar tidak akan pernah luntur cintanya dan kasih sayangnya.

-Terima kasih kepada opa dan oma, ayah dan mom, paman dan bibi, dan semuanya yang Rey sayangi. Terima kasih karena telah menyadarkan Rey lewat seorang wanita cantik, walau dingin awal jumpa, manis walau cuek bertutur kata. Lewat dirinya lah Rey sadari bahwa keluarga Rey begitu sangat menyayangi Rey dengan tulus, inginkan yang terbaik buat Rey, serta kebahagiaan yang berlipat untuk Rey. Rey tidak bisa banyak berkata, Rey takut akan membuat Rey jadi alay dan lebay, karena kesannya Rey yang mantan biang onar. Hehe, cukup Rey emang nggak nyambung, udah dulu ya semuanya. Tinta keyboard Rey udah mau habis, ini mungkin kata terakhir Rey untuk semua yang Rey cinta dan sayangi. Terutama kedua orangtua Rey, dan Sabina. Istri tercinta Rey. Aku cinta kalian, muah.-

END

















Terima kasih semua, udah tetap setia menunggu cerita Rey dan Sabina, hingga kita sampai di penghujung cerita😊.
Maaf-maaf saja kalau cerita Siregar 3 yang lebih dominan sedikit dan masih kurang apalagi alurnya yang agak gimana gitu hehe, dan yang jelas lebih sedikit dari yang 1 dan 2. Karena ya itulah, faktor ingin cepet-cepet selesaikan cerita ini, hehe😁😉🙇.
Semoga kalian semua puas ya, kalau nggak puas Author minta maaf banget🙏🙇. Jangan jera dan bosan ya sama cerita Author, karena sesungguhnya Author udah berusaha memberikan yang terbaik untuk para pembaca Author.
Sekali lagi Author ucapin terima kasih☺😁😀😊.
Kita ketemu di Extra Part nya ya. Semoga cepet, xixi😆.

Author juga mau mengucapkan. SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA BAGI YANG MENJALANKAN. MARHABAN YA RAMADHAN😊😇.

JUST ONE LOVE #Siregar-3- [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang