Semuanya Baru Saja Dimulai

11.1K 899 40
                                    

11


Jeritan melengking yang menghiasi keheningan malam itu membuat Kasim Kang yang hampir saja meninggalkan istana kediaman kaisar, tergopoh-gopoh kembali. Serombongan prajurit penjaga istana berlari menuju istana kaisar dengan cepat. Berbeda halnya dengan pasukan khusus penjaga kaisar. Mereka hanya menggelengkan kepala karena mengetahui dengan pasti sebab jeritan itu.

"Yang mulia apakah Anda baik-baik saja?" Tanpa memikirkan peraturan Kasim Kang merangsek masuk ke peraduan kaisar. Kasim tua itu disuguhi pemandangan yang membingungkan. Kaisarnya masih utuh, dengan sebelah tangan memegang pipi permaisuri dan permaisuri sendiri duduk dengan mata terbelalak dan mulut terbuka.

"Kasim Kang apa yang kau lakukan? Kau lupa peraturan di istana ini?" Suara dingin kaisar Tian yi menyadarkan Kasim Kang.

"Ampuni hamba yang mulia. Hamba mendengar jeritan keras dari kediaman yang mulia. Yang hamba pikirkan adalah yang mulia dalam bahaya. Mohon ampuni hamba."

"Pergilah, dan urus serombongan prajurit yang datang ke sini!"

"Baik paduka."

Tanpa menunggu diperintah dua kali, Kasim tua itu keluar dan menjelaskan keadaan kepada para prajurit yang datang.

"Tidak ada apapun di kediaman yang mulia kaisar, hanya permaisuri yang terlalu terkejut, ayo pergilah dan lanjutkan tugas kalian,"Kasim Kang menjelaskan dengan rona wajah memerah. Tentu saja itu semua disalahkan artikan oleh para prajurit itu.
Mereka kemudian pergi dengan menyisakan tanda tanya.

"Kaisar ternyata sangat agresif."

"Benar, permaisuri kita sampai menjerit begitu keras."

"Jangan keras-keras, kalau ada yang dengar kita bisa dihukum."

"Ternyata kaisar kita, dingin di luar saja dalamnya hangat sekali."

"Huss kau kira kaisar kita pemandian air panas?"

"Aku tidak bilang begitu. Kau yang bilang."

"Sudah diam. Ayo patroli lagi."
.
.
.
Sementara itu di peraduan kaisar.

"Ahh permaisuri yang cantik. Kenapa kau menjerit begitu keras? Telingaku sakit sekali," kaisar menggosok-gosok telinganya.

"Omong kosong, hanya jeritan apa bisa membuatmu sakit?" Batin Meihua.
"Yang mulia, maafkan hamba. Hanya saja hamba merasa sangat terkejut."

"Sudahlah. Zhen tahu permaisuri sangat lelah dan mengantuk. Tidurlah !"

"Ahh itu...tapi itu... bukankah masih ada ritual yang harus kita lakukan Yang mulia?" Meihua berbicara terbata-bata.

Tiba-tiba kaisar Tian yi memajukan wajahnya hingga hidung mereka hampir bersentuhan.

"Oh.. maksud permaisuri, ritual malam pertama kita?"

Meihua tergagap, tidak tahu harus berbuat apa. Hembusan nafas hangat sang kaisar membuatnya kehilangan kata-kata. Saat ini dia bahkan sangat yakin wajahnya sama merahnya dengan baju pengantin.

"Aaa... Bukan itu maksud saya. Mak.. maksudnya bukankah ada ri..ritual minum arak persatuan?"

"Dan tahukah permaisuri di dalam arak itu ada obat apa?" Kaisar tetap dalam posisinya.

Meihua mendorong perlahan bahu kaisar," memangnya obat apa?" Secercah pemahaman menyadarkan gadis itu. "Jangan bilang kalau obat yang itu?" Rona wajah Meihua memerah lagi.

"Tidak kusangka permaisuri terlalu polos.Tidurlah permaisuri. Besok pagi-pagi sekali kau harus ke kediaman ibu suri. Kita masih ada banyak waktu."

My Empress from the Future (END)Where stories live. Discover now