Penyelidikan

8.2K 726 18
                                    


16


ChinSuo yang diiringi Yue'er berhenti di depan gerbang istana emas. Kasim Kang yang melihatnya menghampiri, lalu bertanya ada keperluan apa hingga sampai ke istana emas.

"Hormat pada Putri ChinSuo. Ada hal apakah hingga Putri mendatangi istana emas?"

"Kasim Kang, Putri ChinSuo bersamaku untuk menjenguk permaisuri," Hao Chen lah yang menjawab.

"Tuan muda Li, memang benar permaisuri sakit. Tapi di dalam sedang ada kaisar dan dua orang selir. Takutnya tidak baik rasanya jika anda berkunjung saat ini," Kasim Kang memberi pengertian sambil mengedipkan salah satu matanya.

"Ahh ternyata begitu. Baiklah aku akan kembali besok saja. Meimei ayo kita kembali, sedang ada urusan keluarga didalam sana," Hao Chen menggedikkan kepalanya ke arah istana emas.

"Urusan apa?" ChinSuo masih belum paham.

"Sudahlah, besok kita kembali ke sini ya. Sekarang ku antar kau kembali ke istanamu. Jangan sampai pangeran Chen Xu mencari mu."

"Baiklah."

Keduanya meninggalkan gerbang istana emas dengan cepat. Setelah mengucapkan perpisahan, Hao Chen pun pergi.
.
.
.
Malam itu bulan bersinar terang, bintang di langit juga terlihat begitu banyak. Sayangnya, pemandangan indah itu tidak bisa menghibur hati Meihua. Sejak selesai makan malam tadi, Meihua hanya duduk di samping jendela, menatap jauh ke depan. Entah apa yang dipikirkan olehnya.

"Permaisuri, sudah malam. Mari beristirahat," Li Mei membujuk dengan pelan.

"Mei'er. Hampir saja kita membongkar kebusukan Hongmei, tapi dia punya cara untuk mengelak. Dia bilang sedang mengandung, tapi kulihat itu hanya tipu muslihatnya saja."

"Permaisuri, Anda harus mencari cara lain agar membongkar semua rahasianya."

"Kau benar. Pergilah diam-diam dan tangkap tabib Shu untuk ku. Interogasi dia, buat sampai dia mengaku."

"Hamba akan lakukan. Lalu bagaimana dengan selir Ming?"

"Adik Ming bertambah parah sakitnya. Aku takut, ada racun lain selain racikan obat itu.Besok kita akan mengunjunginya, sambil mengumpulkan lebih banyak bukti tentang Hongmei."

"Baik permaisuri."
.
.
.
.
.
Yue'er melihat nonanya sedang melamun. Semenjak pertemuannya dengan Hao Chen, yang dilakukan ChinSuo hanya melamun dan melamun saja.
"Nona sedang apa?" Yue'er masuk membawa sebuah kotak berwarna merah.

"Ahh tidak ada. Aku tidak melakukan apa-apa. Apa itu?" ChinSuo bertanya heran untuk menutupi kegugupannya.

"Ini, gaun pemberian permaisuri untuk pesta pertunjukan besok malam nona. Tadi pelayannya kesini memberikannya untuk anda."

"Permaisuri sungguh baik hati. Beliau sedang sakit, tapi masih memikirkan ku."

"Ya. Tahukah nona? Sekarang sepertinya permaisuri sedang bersedih. Selir Hong yang jahat itu malah mengandung seorang pangeran."

"Yue jangan sembarang bicara. Belum pasti apakah seorang pangeran atau Putri."

"Tabib sudah bilang bahwa yang dikandungnya adalah seorang pangeran."

"Ya, tabib bisa berkata seperti itu, tapi Tian selalu punya kehendak sendiri."
Yue'er diam, tidak berani membantah nonanya lagi. Setelahnya hanya keheningan yang mengisi tempat itu.

Kenapa Tian mempertemukanku dengan Chen Gege setelah aku hampir menjadi selir kaisar? Kenapa sebelumnya aku tidak bertemu Chen Gege lebih dahulu, ChinSuo membatin merana.

My Empress from the Future (END)Where stories live. Discover now