Wen Chinsuo

8.8K 715 16
                                    

14

Seluruh kota tengah di benahi. Pembersihan jalan, pengaturan pedagang di pasar kota, pemasangan dekorasi penyambutan, pemasangan umbul-umbul kebesaran kerajaan Wu, dan penambahan prajurit jaga di setiap sudut kota dan istana membuat seluruh rakyat bertanya-tanya. Ada apa di ibukota?

Akhirnya, untuk menghindari keributan yang tidak perlu, seorang juru bicara dari petugas tata kota ditunjuk untuk memberi pengertian ke seluruh rakyat kekaisaran Wu.

Selebaran di tulis dan ditempel di papan pengumuman kota. Rakyat yang bisa membaca menyampaikan informasi tersebut kepada mereka yang tidak bisa baca tulis. Alhasil kebahagiaan menular, seluruh rakyat bersuka cita. Bisa dijamin kemakmuran bagi seluruh negeri akan benar-benar terjadi.

Kerajaan Wen adalah salah satu kerajaan yang berbatasan langsung dengan Wu di sebelah Utara. Tanah negeri Wen kaya dengan tambang batu mulia. Mayoritas penduduk di sana bekerja sebagai penambang batu mulia. Perhiasan dan batu mulia yang dihasilkan dari negeri Wen sangat terkenal dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Menjalin kerjasama dengan negeri Wen adalah salah satu cara memajukan negara Wu tanpa harus melakukan peperangan.

Istana di dekorasi dengan meriah. Musim semi tahun ini benar-benar membawa keberuntungan bagi kerajaan. Hari ini adalah hari kedatangan utusan dari kerajaan Wen. Seluruh rakyat berbondong-bondong memenuhi jalan untuk menyaksikan iring-iringan. Seluruh pasukan penjaga kota dikerahkan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Rombongan utusan dari kerajaan Wen memasuki gerbang kota. Sekelompok prajurit menunggang kuda, tampaknya dibawah komando seorang pria tampan dengan baju khas bangsawan, sebuah kereta kuda yang dihias dengan cantik, beberapa gerobak yang mengangkut peti-peti dan ditarik beberapa ekor kuda, dibagian akhir serombongan prajurit berkuda.

Yang paling menarik perhatian adalah kereta kuda yang dihias dengan cantik. Ketika tirai jendela disibakkan terlihat seorang gadis belia yang tersenyum menawan. Matanya berbinar senang mendapati keramaian, melihat kerajaan Wu secara langsung yang selama ini hanya bisa ia dengar dari para pelayannya.

Tiba di istana, kaisar Tian yi dan permaisuri Meihua telah menyambut kedatangan mereka. Para pejabat dan menteri kerajaan, para selir pun turut hadir di aula utama. Aula istana ditetapkan sebagai tempat penyambutan. Meja-meja penuh dengan berbagai hidangan, arak, teh dan kudapan-kudapan kecil. Buah-buahan segar pun dihidangkan, demi menghormati utusan dari Wen.

"Wen Chen Xu memberikan penghormatan kepada yang mulia Kaisar dan Permaisuri, semoga panjang umur hingga ribuan tahun," pimpinan utusan dari Wen membungkuk hormat.

"Wen ChinSuo memberi hormat pada Kaisar dan Permaisuri , semoga panjang umur hingga ribuan tahun," gadis yang tadi duduk dalam kereta kuda saat datang, ikut memberi hormat.

"Bangunlah, tidak perlu sungkan. Ternyata kerajaan Wen mengirim pangeran ke tujuh dan putri ke sembilan untuk datang langsung ke Wu. Zhen sungguh merasa terhormat."

"Baginda benar, saya Wen Chen Xu pangeran ke tujuh. Dan ini Wen ChinSuo, adik kesembilan di istana Wen."

"Mari silahkan duduk pangeran Chen Xu! Jangan sungkan, nikmati hidangan yang ada."

"Terimakasih yang mulia."

Hidangan yang disiapkan untuk utusan Wen telah disantap. Arak dituangkan oleh para pelayan kerajaan Wu. Bagi permaisuri dan para gadis di istana, arak akan diganti dengan teh.

"Terimakasih atas jamuan kaisar, hamba sungguh beruntung bisa berkunjung ke kerajaan Wu yang tersohor," Chen Xu berdiri dan memberi hormat.

"Pangeran ketujuh terlalu memuji. Zhen sungguh merasa senang karena kerajaan Wen memiliki niat baik berkerja sama dengan kami. Zhen bersulang arak untukmu," kaisar Tian yi mengangkat secawan arak dan meminumnya.

My Empress from the Future (END)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum