Kebenaran yang Belum Terungkap

8.9K 732 31
                                    

15


Suasana di aula istana emas dingin mencekam. Tidak seorangpun yang berani membuka suara. Bernafas pun mereka lakukan sepelan mungkin. Kaisar Tian yi yang tengah marah, duduk diam tapi memandang semuanya dengan tajam.

Selir Hong dan selir Ming berlutut di depan kaisar. Begitu pula para kasim dan dayang, berlutut seraya menundukkan kepala dalam-dalam.

"Selir Hong, masih mau mengelak atas tuduhan meracuni permaisuri? Bukti menunjukkan memang ditemukan racun di dalam dupa itu. Racun yang berbahaya, dan kau tega memberikannya pada permaisuri?"

Selir Hong panik," ampuni hamba yang mulia. Tapi sungguh hamba tidak berani melakukan hal keji seperti itu. Dupa itu hamba dapatkan dari seseorang yang memberi hadiah. Mohon kaisar memutuskan dengan bijak."

"Kau masih meminta ku agar bijak memberi keputusan? Apa kau pikir Zhen akan mendiamkan setiap kejahatan yang terjadi di depan muka Zhen?"

"Hamba tidak berani yang mulia. Sungguh, hamba benar-benar tidak tahu kandungan dupa tersebut."

"Kemarin kau bilang juga menggunakan dupa yang sama. Tapi ternyata kau masih sehat-sehat saja. Orang bodoh pun pasti tahu perbedaan kedua dupa itu!"

Selir Hong memilih diam. Otaknya berpikir untuk mencari alasan yang tepat.

"Mohon kaisar tidak mempersulit selir Hong. Pelaku di balik dupa beracun itu adalah hamba. Hamba yang bersalah. Mohon kaisar melepaskan selir Hong dan menghukum hamba," Fen'er berkata sambil menangis.

"Baik. Kau pikir Zhen tidak akan menghukum mu juga? Kalian berdua akan mendapatkan hukuman yang pantas."

"Mohon yang mulia jangan marah. Kemarahan akan membuat kesehatan Baginda menjadi kacau. Pelayan itu telah mengakui kesalahannya, bisa jadi memang tidak berhubungan dengan kakak Hong," ucap selir Ming.

"Selir Ming, Zhen lihat kau bahkan berwajah pucat. Apakah kau sedang sakit?" Kaisar justru balik bertanya pada selir Ming.

Selir Ming diam, sebelum membuka mulut untuk menjawab, Li Mei telah mendahuluinya.

"Yang mulia, beberapa hari yang lalu selir Ming mengunjungi permaisuri dan mengeluh akhir-akhir ini sering sakit kepala, bahkan pandangan mata berkunang-kunang. Setelahnya permaisuri menghadiahkan ginseng dan jamur Lingzhi hadiah dari Nyonya Lianhua. Tapi selir Ming berkata telah menerima racikan obat dari selir Hong. Yang mulia, mohon diselidiki apakah racikan obat itu juga beracun,"Li Mei sungguh pelayan yang cepat tanggap. Dengan beberapa kalimat, dia semakin memojokkan selir Hong dihadapan kaisar. Sedangkan selir Ming hanya diam ditempatnya.

"Kau ! Kau pelayan yang benar-benar lancang. Kaisar tidak menyuruh mu bicara. Setiap kalimat yang kau keluarkan hanya memfitnah ku saja," selir Hong semakin meradang.

"Selir Hong diam! Kasim Kang, suruh seseorang mengambil racikan obat yang dimaksud di kediaman Selir Ming!"

"Baik Yang Mulia."
Kasim tua itu lekas melaksanakan apa yang diperintahkan kaisar. Tidak menunggu hitungan jam, racikan obat itu telah berada dihadapan kaisar.

"Tabib Mo lekas periksa obat ini. Periksa dengan teliti apa ada yang salah!"

"Hamba laksanakan kaisar." Dengan cekatan tabib Mo mulai meneliti setiap jenis obat dalam bungkusan itu. Dia mengambil, membaui, terkadang menganggukkan kepala terkadang mengernyitkan dahi, bahkan menggelengkan kepalanya.

"Apa yang kau dapat tabib Mo?"

"Ampun yang mulia. Racikan obat tersebut memang untuk mengobati sakit kepala dan mata yang berkunang-kunang, tetapi ada salah satu jenis obat yang melebihi dosis aslinya. Sehingga sakit kepala Selir Ming akan menjadi lama sembuhnya," tabib Mo memberi penjelasan dengan membungkuk.

My Empress from the Future (END)Where stories live. Discover now