Dua belas

15.6K 994 12
                                    

"Kavin, bagus atau tidak?" Tanya Bella sambil merapihkan bagian bawah gaun yang sedang Anna pakai.
Kavin mendongak, matanya jatuh pada Anna yang sedang tertunduk "Bagus."

Hari Sabtu, hari yang seharusnya Kavin gunakan untuk bersantai di rumah, atau mengerjakan beberapa pekerjaan yang belum terselesaikan. Tapi, sekarang Kavin sedang berduduk bosan di dalam butik perancang gaun pengantin.
Untung saja segala persiapan Bella yang mengatur semua, Kavin hanya tinggal fitting tuxedo miliknya.

Sesekali Kavin melirik pergelangan tangannya, satu jam setengah tidak ada kegiatan yang dia lakukan hanya duduk terdiam dan membolak-balikkan majalah yang tersedia di atas meja ruang tunggu. Majalahpun tidak ada yang manarik, isinya tidak jauh dari gambar gaun pengantin.

Kavin sandarkan kepala pada sofa, dia bingung dengan kedua wanita yang sedang berbincang dengan laki-laki setengah perempuan. Apa lagi yang mereka bicarakan, gaun untuk mempelai wanita sudah pas tidak ada yang perlu di perbaiki. Tetapi mereka masih saja membahas gaun itu.

Kavin tidak bisa membayangkan betapa lelahnya Anna yang sejak pagi sudah di bondong oleh Mamanya, untuk mengecheck semua persiapan acara pernikahan dari mulai gedung, catering, souvenir dan semuanya sampai terakhir gaun pengantin. Padahal Kavin sudah menyarankan Bella untuk mempercayakan semuanya kepada WO. Tetapi, tetap saja Bella keukeuh ingin ikut serta dalam mempersiapkan semua ini.

Dulu di pernikahan pertama Kavin, Bella tidak se-excited seperti sekarang semuanya dia pasrahkan ke team WO.

"Kavin, antarkan Anna pulang saja. Biar Mama dijemput sama Papamu." Suara Mamanya membuat Kavin menegakkan posisi duduk.
"Mama mau kemana?" Tanya Kavin malas.
"Mama mau menemani Papa kamu makan malam di rumah temannya." Jelas Bella, matanya melirik Anna hanya diam di sebelah.

******

Langit mulai menggelap, matahari perlahan menyembunyikan sinarnya. Jakarta tiadak hari tanpa macet. Ini hari libur, tidak adakah orang yang menghabiskan waktunya hanya diam di rumah saja? Berkumpul dengan keluarga tanpa di ganggu atau menggangu orang lain. Dari hari Senin sampai hari Jumat saja jalanan sangat padat oleh kendaraan, biarkanlah di hari sabtu dan minggu jalanan lenggang.

Berapa kali mulut Anna menguap. Matanya menahan kantuk, dia tidak ingin tertidur di dalam mobil yang di isi hanya berdua dengan Kavin. Suasana perjalanan dalam mobil sangat sunyi, hanya terdengar kelakson dari kendaraan yang tidak sabar dengan kemacetan. Sesekali Anna mencubit punggung tangannya, agar kantuk itu hilang.

Perlahan mobil berjalan memasuki kompleks perumahan elit di kawasan Kemang. Anna bingung ini bukan jalan arah ke apartemen. "Kita mau kemana?" Anna membuka suara, memberanikan diri bertanya.
"Mampir dulu kerumah. Ada laporan yang harus saya kirim sekarang melalui e-mail." Jelas Kavin tanpa mengalihkan pandang dari jalanan. Ketika keluar dari butik, Kavin mendapatkan pesan dari salah satu rekan bisnisnya meminta segera mengirimkan laporan yang dia kerjakan.
Anna hanya bisa menganggukan kepala pasrah.

Sepasang mata milik Anna, takjub melihat bangunan bergaya modern dihadapannya.
Tampilan depan rumah yang sederhana tidak mencolok seperti rumah-rumah kebanyakan. Rumah bercat kalem, perpaduan dua warna, putih dan cokelat. Mulai dari dinding bata dicat putih, kayu, beton, hingga metal berwarna cokelat menjadi komposisi yang tetap harmonis dan menyatu. Memiliki teras yang berwarna hitam putih yang membedakan rumah ini dengan rumah yang lainnya. Dihiasi dengan material batu alam yang berwarna hitam dan abu-abu membuat kesan terlihat simple. Halaman depan rumah terdapat taman kecil berumput hijau, tampak pot-pot bunga yang berjejer rapi dan cahaya tamaram berasal dari lampu hias.

Berbeda dengan rumah modern minimalis lainnya yang hanya bermain dengan satu warna dan lebih menonjol pada eksplorasi bentuk, rumah Kavin justru terlihat dengan bentuk gubahan masa sederhana, dan dasar namun diperkaya dengan pemilihan cat warna, dan juga material finishing. Sehingga tampilan eksterior dari rumah Kavin mampu memikat siapapun yang melihatnya.
"Rumah yang sangat nyaman." Ujar Anna dengan suara lirih.

Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang