Not Okay

1.8K 243 11
                                    

Jaehyun sedang membantu Amber di kedai miliknya. Amber memutuskan untuk menyetujui lamaran Jaehyun untuk bekerja paruh waktu dikedainya. Itupun harus dengan usaha penuh Jaehyun berlatih ‘aegyo’ didepan kaca supaya Amber mau menerimanya tanpa memberitahu Krystal atau anggota keluarganya yang lain yang pasti akan melarangnya.

“Jaehyun-ah bagaimana pendekatanmu dengan Johnny?” Pertanyaan Amber membuat jaehyun berhenti sepersekian detik dari kegiatannya memilah dan menata kotak susu di pantry.

“Ani... nuna hanya penasaran. Johnny itu kaku sekali soal percintaan. Dia tidak mengatakan sesuatu yang buruk padamu kan?”

Jaehyun tersenyum tipis dan memilih melanjutkan pekerjaannya. Tak berniat sama sekali meluruskan kesalahpahaman Amber atas investigasi rahasianya tempo hari. Toh memang benar Jaehyun menyukai pengacara muda itu meski kejadian kemarin murni bukan tentang hal itu.

“Jaehyun-ah, sampai mana kalian sudah melakukan pendekatan? Ceritakan pada nuna, heum?”

“Tidak ada nuna.”

Jaehyun menggeleng dengan bibir mengerucut lucu. Bukan bermaksud merajuk, hanya saja Amber sangat mudah bereaksi terhadap tingkah imut Jaehyun. Itu akan sangat menguntungkan bagi Jaehyun karena dengan begitu ia akan mudah mengalihkan pembicaraan. Yah meski ia harus rela pipinya menjadi pelampiasan rasa gemas sih.

“Nuna...”

“Kenapa pipimu kurus sekali sih. Ini sudah jam makan siang, istirahatlah. Ayo makan bersama. Nuna akan membuatmu makan banyak supaya bagian ini makin kenyal.” Ucap Amber setelah puas menjadikan pipi Jaehyun sebagai pengganti squishy.

Setelah memberi tanda istirahat di meja kasir, Amber menarik Jaehyun untuk duduk sudut ruangan. Mengambil beberapa kue yang gagal garnish dari dapur dan sekotak susu. Jaehyun hendak menolak karena takut terlalu banyak kalori yang akan masuk ketubuhnya. Urung ia lakukan protes ketika ponsel Amber berdering dan ada nama Johnny di tampilannya.

“Jaehyunie sebentar ya, habiskan dulu makananmu. Nuna angkat telfon sebentar.”

Amber mengangkat panggilan di ponselnya, sedang yang lebih muda sibuk memperhatikan diam-diam. Bibirnya semakin maju saja mengingat Johnny bahkan belum membalas pesannya. Sempat dibalas sih, itupun hanya untuk bilang jika ia sibuk dan sedang tidak punya waktu untuk berbalas pesan. Tapi apa? Sekarang ia justru menelfon Amber.

Jaehyun sudah tahu pasti jika Hangyul adalah saudara kembarnya. Kemarin ketika ia bertanya pada tuan Seo perihal Hangyul, secara tidak langsung Jaehyun berhasil membuat tuan Seo menjelaskan latar belakang Hangyul bisa menjadi putra keduanya. Terimakasih pada rekan kerja tuan Seo yang sempat salah mengenalinya. Ia jadi bisa bertanya kenapa ia sampai salah dikenali meski tak ada kemiripan dengan Johnny ataupun tuan Seo.

Jaehyun jadi merasa bimbang. Ia sangat ingin bertemu Hangyul secepatnya, tapi Johnny seolah tersinggung dan menjauhinya setiap kali jaehyun bertanya perihal Hangyul padanya. Jadi meski terkesan jahat, Jaehyun memilih menggunakan Amber untuk mendekati Johnny secara tidak langsung.

Jaehyun sempat menggunakan alasan ingin menghantarkan rasa terimakasih dengan membawa parcel dan meminta alamat tuan Seo, berpikir jika ia pasti akan bertemu Hangyul atau setidaknya Johnny. Tapi begitu sampai di kediaman pengacara Taebaek itu ia hanya menelan kekecewaan. Tuan Seo justru berkata jika kedua putranya sedang berada dirumah sakit karena Hangyul mengalami masalah lambung.

‘pantas saja perut hangyul juga sering sakit meski Amber dan Krystal selalu memperhatikan pola makannya’

.
..
...
....
Di ruang rawat Hangyul, Johnny sedan memeluk adiknya yang tak henti-hentinya menangis. Johnny hanya meninggalkan Hangyul sebentar dan ketika kembali ke bangsal, ia menemukan adiknya itu tengah menitikkan air mata dengan ponsel digenggamannya. Padahal Johnny sudah mewanti-wantinya untuk tidak bermain dengan ponselnya terlebih dahulu.

Rupanya Hangyul membaca beberapa pesan yang dikirimkan Rowoon dan Moonbin jika sejak kemarin Seungyoun memaksa mereka menemaninya minum. Ada beberapa pesan gambar dari teman-teman lainnya yang menunjukkan penampakan Seungyoun yang tengah putus asa itu. Johnny yang melihatnya langsung merampas posel sang adik dan memasukkannya dalam gelas berisi air putih di nakas.

“Uljima, hyung akan membelikanmu ponsel baru.” Johnny mengelus pelan punggung dan kepala bagian belakang Hangyul.

“Kak youn, hyung hiks.”

Hangyul mengeratkan rematannya pada kemeja yang dikenakan Johnny ketika pria tinggi itu merebahkan tubuhnya di ranjang rumah sakit yang cukup sempit itu. Merengkuh adik kesayangannya hingga rasanya Hangyul benar-benar tenggelam dalam pelukannya. Menepuk-nepuk pelan punggung sang adik yang bergetar disela-sela isak tangisnya.

“Kau mau ingin bertemu Seungyoun, gyul?”

“Ani, hyung. Ini yang terbaik untuk kak Seungyoun. Ini yang kak Youn mau, kan hyung? Keputusanku sudah benar kan hyung?”

Johnny benar-benar tak sanggup mendengar Hangyul yang terus menyalahkan diri sendiri,tapi menyanggah adiknya yang keras kepala juga bukan hal yang baik untuk kestabilan emosinya. Jadi Johnny memilih bungkam.Setelah dirasa cukup tenang Johnny mengelus wajah sang adik.

“Kau yakin tidak ingin hyung membawanya kesini?

Hangyul menggeleng kencang. Mendongak menatap sang kakak yang tampak sangat lelah. Kemudian kembali menunduk dan mengusakkan wajahnya ke dada yang lebih tua. Pelukan Johnny memang selalu ampuh untuk menenangkannya meski hanya sedikit demi sedikit.

“Hiks, apa aku merepotkanmu hyung? Hyung pasti lelah karnaku. Sekarang aku juga membuat hyung khawatir.”

Hangyul mencicit pelan dalam pelukan Johnny. Selama dua hari ini Johnny selalu ada disekitarnya. Bahkan sepertinya Johnny tidak pergi untuk bekerja. Hangyul hanya mendengar Johnny beberapa kali menelfon temannya entah itu Amber atau Taeyong untuk sekedar meminta mereka mengirim surat pengunduran diri Hangyul dari pekerjaan paruh waktunya ataupun absen dari kegiatan kuliah. Selama dirumah sakit, Johnny begitu memperhatikan apa saja yang dilakukan ataupun dikonsumsi Hangyul selama hampir 24 jam dalam sehari. Ia bahkan sempat melarang Eunwoo dan juga Yohan yang hendak menjenguknya karena tak ingin Hangyul jadi banyak pikiran.

“Maaf sudah menjadi bebanmu juga hyung.”

Johnny merenggangkan pelukannya pada sang adik. Menangkup kedua pipi gembul yang tampak pucat itu. Kemudian mencium seluruh wajah Hangyul dan hanya menyisakan satu tempat, bibirnya. Johnny hanya tidak siap jika sewaktu-waktu ia malah tidak tahu diri dan hilang kendali. For god sake, adiknya sedang sakit sekarang.

“Kau bukan beban Hangyul-ah. Kau dan daddy itu satu-satunya tempat hyung pulang. Selagi daddy sibuk untuk menghidupi kita, kau itu tanggung jawab hyung. Jangan bilang kau ini beban. Ingat kata mendiang mommy, kau ini keberuntungan untuk keluarga kita sayang. Karena kau hyung punya masa masa yang bahagia.”

Hangyul merasa lebih tenang. Elusan lembut yang diberikan sang kakak membuat matanya yang lelah karena menangis perlahan-lahan jadi terasa berat. Senandung dari suara berat Johnny menjadi hal terakhir yang diingatnya sebelum ia tenggelam dalam alam mimpi. Pelukan Johnny terasa lebih hangat daripada selimut tipis berbau obat yang tersingkir dari tempat tidurnya.

Johnny menatap wajah damai sang adik. Dalam hati Johnny belum siap kehilangan sosok sang adik yang selama ini mengisi hari-harinya itu. Diam-diam ia tak ingin Hangyul bertemu dengan Jaehyun. Mendengar Jaehyun berkata jika keluarganya sudah lama mencari keberadaan Hangyul membuat Johnny merasa takut. Jika orang yang selama ini dicintainya dalam diam itu akan diambil dari sisinya.

.
..
...
....

Baru sempet ngetik karna sibuk nugassss
semoga ga berantakan yahhh
selamat membacaaaaa....

Baru sempet ngetik karna sibuk nugasssssemoga ga berantakan yahhhselamat membacaaaaa

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.



My Twin [[JOHNJAE, SEUNGYUL]] End. Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz