Let me

1.7K 222 39
                                    

Haiiiiiiii

BTW aku ngetik ini di hp sambil jalan sama calon suamiku.

semoga nggak banyak typo yang mengganggu yah...

selamat membacaaaaaa......











Hangyul tengah berbincang dengan tuan Seo di ruang tamu keluarga Jung. Ah lebih tepatnya mereka berada diruangan yang sama sejak awal, namun belum ada satu percakapan yang sempat terlontar diantara mereka. Hangyul yang merasa bersalah karna telah merusak hubungan ayah dan anak yang sudah memberinya keluarga selama ini. Serta Tuan Seo yang merasa bersalah karna tak pernah mencurahkan perhatian yang cukup dan membebankan kondisi mental Johnny pasca kematian istrinya pada Hangyul selama bertahun-tahun hingga membuat Johnny memendam perasaan yang salah.

"Dad."

"Eum, eoh? Aku ...? Kau memanggilku Daddy Hangyul-ah."

"Ne, kenapa tidak? Sampai kapanpun daddy masih mau jadi daddy Hangyul kan?"

"Pasti, pasti sayang. Sampai kapanpun kau tetap putra Daddy."

Keduanya berpelukan hingga tanpa terasa air mata sempat turun di wajah Tuan Seo yang masih tampan meski dalam usianya yang tak lagi muda.

"Hangyul-ah, maafkan daddy. Jika daddy mau memperhatikan kalian sedikit saja...."

"Ani, Hangyul yang minta maaf karna tidak pernah mengatakan apapun pada Daddy. Hangyul senang karna Daddy masih mau bertemu Hangyul."

"Tidak sayang, daddy bersyukur memiliki putra sepertimu. Jangan katakan hal seperti itu. Selamanya kau putra daddy."

"Daddy?"

"Ya, nak."

"Bagaimana kabar Youngho hyung?"

"Eum, Johnny... " Melihat keraguan diwajah Tuan Seo, Hangyul tersenyum meski itu justru tampak menyedihkan dan membuat Tuan Seo sedikit menyesal.

"Daddy tenang saja, aku tak memiliki perasaan dengan Youngho hyung. Yang dirasakan Youngho hyung padaku itu hanya ilusi, cepat atau lambat hyung pun juga akan menyadarinya. Lagipula, kurasa aku sudah tak pantas lagi untuk dicintai oleh siapapun."

Tuan Seo yang mendengarnya segera beranjak dari posisinya. Pria yang lebih dewasa itu berlutut di depan Hangyul sembari meraih kedua tangan putranya untuk digenggam. Sebelah tangannya meraih wajah Hangyul yang tengah tertunduk untuk mengelusnya.

"Hangyul dengar, bagaimanapun juga Hangyul adalah putra daddy yang berharga. Daddy tidak masalah dengan apapun yang terjadi pada Hangyul. Daddy tetap akan jadi orang yang berada di barisan depan untuk mencintai Hangyul. Mulai sekarang bersandarlah pada daddy, jangan pernah menyebut dirimu tidak pantas karna kau adalah malaikatnya daddy, sayang."

Hangyul mengangguk dengan wajah berderai airmata meski tanpa isakan. Ia lega, setidaknya meski semua telah semakin runyam orang-orang disekitarnya tetap mendukungnya. Bahkan ketika ia sudah tak punya harga diri lagi dihadapan semua orang. Pun ia dipertemukan pula dengan keluarga kandungnya. Ia tak bisa lebih bersyukur dari ini, yang bisa ia harapkan hanya semoga kali ini eksistensinya takkan mengacaukan segalanya lagi untuk yang kesekian kalinya.

.

..

...

....

.....

Di tempat lain jaehyun tengah berada diantara Rowoon dan Johnny. Entah mengapa seusai menjalankan shiftnya di kedai milik Amber, kedua pria itu datang dengan tujuan yang sama yakni menjemputnya. Jaehyun bisa melihat kilatan aura kompetitif dari sorot mata keduanya.

My Twin [[JOHNJAE, SEUNGYUL]] End. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang